Strategi dan taktik Islami dalam kehidupan sehari-hari di bidang tauhid, ibadah, akhlak, muamalah, dan siyasah.

Berfokus pada manajemen (ruang lingkup, waktu, finansial, dan mutu), dan penampilan terbaik alami dari karakter ruhani dan jasmani sesuai ajaran Islam.

~ Hamba Allah ~

Al Hambra, Granada, Andalusia, Spanyol - 1001 Inventions: Muslim heritage in our world. Foundation for Science, Technology, and Civilization

STI1 Diri Muslim(ah)
2. Formasi Bathin. Jiwa yang Berada dalam Petunjuk Allah dan sunnah Rasulullah, 5 arah penjagaan dan persahabatan dengan para malaikat (selama di dunia, saat sakaratul maut, alam kubur, hari dibangkitkan, dan sampai selesai meniti jembatan sirath ke surga dengan sukses Insya Allah), dan persahabatan dengan para shahabat muqarrabiin (yang didekatkan Allah) selama di dunia

Asmaul Husna: Sifat-sifat Allah dalam sebaik-baik nama-nama

"Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya." (Q.S. Asy Syams: 8-10)


Ingredients:
Jiwa


"Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku." (Q.S. Al Fajr: 27-30)

Saya sangat terkesan dengan ayat ini. Ada kerinduan untuk dipanggil oleh Allah dengan mesra. Tapi mungkinkah? Karena jiwa masih pekat dengan kabut dosa, sangatlah sulit untuk membuatnya menjadi cemerlang. Masih sering terngiang di telinga akan pesan Allah lewat firman-Nya :

"Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya." (Q.S. Asy Syams: 9-10)

Defenisi Jiwa

Didalam sebuah artikel dijelaskan bahwa jiwa mampu menyimpan semua memori dari semenjak sejak lahir sampai jasad meninggal. Ibarat sebuah server yang besar, mampu menyimpan data yang besar pula. Tidak ada yang luput dari server ini, semua tersimpan dengan baik. Baik itu data kejahatan maupun data kebaikan. Berbeda dengan memori otak yang sangatlah terbatas. Misalnya kita disuruh untuk menghapal type mobil dan warnanya yang kita jumpai sepanjang perjalanan dari rumah ke kantor. Sudah tentu terbatas sekali yang dapat kita hapalkan. Namun kalau jiwa yang merekam, sangatlah akurat. Jangankan type mobil dan warnanya. No. Polisinya pun terekam dengan baik bahkan dijalan apa dan pada jam berapa kita menjumpainya.

Data kejahatan membuat jiwa menjadi redup cahayanya atau bahkan padam sama sekali. Sedangkan data kebaikan membuat jiwa menjadi bersinar terang. Dan sinar ini mampu menghalau cahaya gelap.

Dan di akherat kelak data di server ini akan di tampilkan semua. Didalam DOS kita biasa mengetik perintah DIR, maka semua polder akan muncul. Begitu pula dengan jiwa, semua akan ditampilkan sedetail-detailnya dari yang sekecil-kecilnya.

Namun sebenarnya file kejahatan tidak semuanya akan ditampilkan. Karena ada fasilitas Delete File atau Hidden File. Siapa yang bisa melakukan ini. Ya…pasti pemilik server tentunya. Allah Rabbal Alamin. Dia mengampuni siapa yang di kehendakinya.

"Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Q.S. Az Zumar: 53)

Semakin terang cahaya jiwa, semakin dekatlah ia kepada Allah. Dan semakin berat pula godaan iblis. Karena iblis akan selalu mengirimkan pasukannya silih berganti untuk melalailkan sang jiwa ini. Dan jangan tanya berapa banyaknya. Semakin bersih jiwa semakin kuat iblis yang dikirimkan.

"Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)." (Q.S. Al A'raaf: 16-17)

Banyak yang rancu antara JIWA (nafs) dan RUH. Banyak yang menganggapnya sama, padahal sesungguhnya keduanya sangat berbeda.

Yang seperti apakah Jiwa itu? Jiwa adalah badan halus manusia, yang bisa bepergian – keluar dari Jasad wadag, ketika manusia sedang bermimpi, atau ketika ber ’OBE’ ria (Out of Body Experience) atau PLB – Perjalanan Luar Badan. Jiwa, merupakan tubuh halus manusia. Jiwa memiliki perangkat-perangkat yang menyebabkan manusia dicap sebagai makhluk sosial, makhluk cerdas (Aqal), makhluk spiritual (Qolbu). Jiwa yang menanggung semua akibat perbuatan tubuh fisik dan tubuh eterik.

Jiwa diciptakan sempurna tanpa cacat. Tidak ada yang terlahir sakit jiwa. Nggak ada bayi edan. Jiwa adalah putih bersih ketika dilahirkan, lingkungan dan pengalamanlah yang membuatnya bisa tetap putih atau kotor.

Komponen-Komponen Jiwa

Komponen yang dimiliki jiwa: Nafsu (sahwat, emosi), Hasrat (keinginan, ego), Aqal, Qolbu, dll.

Indera Jiwa

Indera Jiwa sering disebut pula sebagai Indera bathin. Jiwa juga memiliki indra penglihatan dan pendengaran. Dari situlah setan (dan jin) memberikan pengaruhnya ke jiwa, berupa suara-suara dihati kita yang mengajak ke perbuatan negatif.

Qolbu

Qolbu adalah Jantungnya Jiwa. Qolbulah yang menentukan baik-buruknya Jiwa. Gelap-terangnya Jiwa.
Sesungguhnya Ruh itu selalu mengajak Jiwa ke jalan yang lurus, tetapi setan sangat gigih mengobok-obok instrumen-instrumen Jiwa agar sesat.

[Firman Allah dalam Al-Qur’an: Setan adalah musuh yang nyata]

Suara-suara di Qolbu (hati)

• Suara si jiwa sendiri
• Suara Ruh kita
• Suara makhluk lain

Tingkatan Kesadaran Jiwa

Secara garis besar, ada 7 (tujuh) lapisan yang membatasi antara Jiwa dan Ruh, yang berkorelasi dengan tingkatan kesadaran Jiwa.
Lapisan tersebut hanya bisa ‘terbuka’ dengan melalui sedikit cara. Salah satu caranya adalah dengan ‘serius’ berupaya membersihkan diri, membersihkan Jiwa, membersihkan Qolbu (hati) dengan NIAT mendekatkan diri kepada ALLAH SWT - Sang Khalik. Atau merupakan sebuah anugrah karunia-NYA (given).

Lapisan ini berubah menjadi hijab kalau kotor. Bila pada lapisan 1 yang kotor (hijab) berakibat komunikasi antara Jiwa dengan Ruh terganggu. Muncullah penyakit non-fisik / kejiwaan (nafs) seperti pemarah, kejam, nafsuan, dll).

Nafs Lawwamah, Ammarah-bissu, dan nafs muthmainah.

Terbukanya (bersihnya) masing-2 lapisan tersebut, akan menumbuhkan kesadaran dan kemampuan Jiwa yang lebih tinggi [orang bilang ilmu laduni – ’ngkali].

Kesadaran Ruhiah – Ilahiah

Kesadaran tertinggi dari Jiwa adalah Kesadaran Ruhiah. Inilah yang didambakan oleh para pejalan spiritual. Tujuan akhir

Ruh

Al-Israa'(17): 85

”Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: ‘Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit’ “.

Ruh adalah suci, ciptaan Allah, sehingga dikategorikan sebagai Makhluk. Jadi ruh dalam diri jasad manusia bukanlah Allah itu sendiri.

“Maka apabila telah Aku menyempurnakan kejadiannya dan telah meniupkan kedalamnya Ruh-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud .“ (Q.S. Al Hijr:29)

Pengertian “roh KU”? Roh milik Allah. Roh ciptaan dan milik Allah, yang ditiup masuk oleh Allah ke dalam Jasad manusia. Bila manusia meninggal maka ruh ini akan kembali ke Sang Pencipta.

“akan tetapi di dalam diri manusia ada bashirah (yang tahu)"(Q.S. 75:14).

Kata bashirah ini disebut sebagai yang tahu atas segala gerak manusia yang sekalipun sangat rahasia. Ia biasa menyebut diri (wujud)-nya adalah "Aku".

Tidak ada yang namanya Ruh (Roh) jahat, gentayangan, ataupun lainnya. Sesungguhnya Ruh itu selalu mengajak jiwa ke jalan yang lurus, tetapi setan sangat gigih mengobok-obok instrumen-instrumen yang dimiliki jiwa agar sesat.

[Firman ALLAH dalam Al-Qur’an: Setan adalah musuh yang nyata]

Kemana Tubuh Fisik, Eterik, Jiwa dan RUH Pergi Ketika Meninggal Dunia?

Kembalinya Ruh

RUH, yang saya tidak tahu sedikitpun esensinya, akan langsung kembali kepada Sang Pencipta.

Kembalinya Tubuh Fisik

Tubuh Fisik yang tersusun dari materi duniawi akan kembali menjadi materi-materi tanah. Tidak ada lagi kesadaran yang tersisa. Tak ada lagi cerita.

Tubuh Jiwa, kemana perginya?

Kemana perginya sangat tergantung dengan Keyakinan dan Laku Amal-Ibadah yang dilakoninya selama hidup didunia. Ketika kita memuja (membuka hati kepada) mahluk lain bukan kepada Allah SWT, kita mempersembahkan energi kita kepada sesama mahluk, baik manusia ataupun mahluk lain walau mereka berada di dimensi yang lebih tinggi, maka secara langsung kita membatasi diri kita sendiri dan potensi spiritual kita. Setiap saat kita membuka hati kita untuk hal/mahluk lain selain untuk berhubungan langsung dengan Allah SWT, maka kita tersesat dari tujuan hidup yang sebenarnya.

Orang yang menghambakan diri, menggadaikan diri kepada selain Allah Yang Maha Esa, akan ditarik janji gadainya. Orang yang mencari pesugihan lewat gunung abc, akan ditagih jiwanya sebagai balasan kekayaan materi yang didapatnya selama hidup oleh penunggu gunung abc. Orang atheis, kafir yang tidak percaya adanya Allah SWT, apalagi suka berbuat dzalim, Jiwanya gelap matanya buta dan telinganya tuli. Tidak bisa melihat dan mendengar apa-apa. Jiwanya akan menunggu dalam dimensi kegelapan, hingga sangkakala berbunyi.

Orang yang beriman, yang berserah diri, yang suci, Yang mati sahid, Jiwanya akan langsung terbang, entah menuju dan menunggu dilangit yang mana. Tingginya langit yang bisa disambangi, tingginya surga yang akan didiami, berbanding lurus dengan Kemurnian Tauhid yang diyakini dan dijalani.

Dengan demikian terserah kepada diri kita masing-masing. Apakah kita tega mengotori jiwa kita atau justru membersihkannya?

Wallahu’alambishowab.

http://irdy74.multiply.com/recipes/item/49


Sebagai manusia ciptaan-Nya, jiwa seorang muslim akan memiliki formasi sistem bathin yang akan menjadi petunjuk bagi jiwa tersebut dalam menuju keridhaan Allah serta berlindung dari setiap marabahaya dan kesesatan perangkap musuh jiwa tersebut yakni iblis, bala tentara, dan partisipannya. Berikut formasi batin berupa sistem petunjuk internal jiwa dalam merespon semua masukan dan pengaruh dari eksternal tubuh (melalui panca indera).


Petunjuk Allah Subhanallahu wa ta'ala

1. Petunjuk dari Allah melalui Al Qur'an

"Alif Lam Mim. Kitab (al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka, dan mereka yang beriman kepada Kitab (al-Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung." (Q.S. Al Baqarah: 1-5)



2. Petunjuk dari Allah melalui Rasul-Nya

"Dan taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya kewajiban Rasul Kami hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang." (Q.S. At Taghabuun: 12)




3. Petunjuk dari Allah melalui ulil amri (pemimpin-pemimpin umat yang juga menaati Allah dan Rasul-Nya)

"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya). Jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu), dan lebih baik akibatnya." (Q.S. Annisa : 59)



4. Petunjuk Allah melalui ilham dari para Malaikat Muqarrabiin

Ya, Allah, keluarkanlah diriku dari pemahaman yang gelap; dan muliakanlah diriku dengan cahaya kefahaman; dan bukalah atas diriku tentang cara mengetahui ilmu; dan indahkanlah tingkah laku diriku dengan kesopanan; dan mudahkanlah bagi diriku menuju pintu-pintu keutamaan-Mu; dan hamparkanlah untukku perbendaharaan-perbendaharaan rahmat-Mu, wahai Dzat yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang dari para pemberi kasih sayang.

Ya, Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kecepatan pemahaman para Nabi, kefasihan hafalan para Rasul, kecepatan ilham para malaikat al-Muqarrabin, dan muliakanlah aku dengan rahmat-Mu. Wahai Dzat yang memberi kasih sayang dari para pemberi kasih sayang. Dan puji-pujian milik Allah Tuhan Penguasa Seluruh Alam.



5. Petunjuk dari Allah melalui orang-orang shaleh/a sebagai sahabat-sahabat terbaik di dunia dan syurga

"Adapun jika dia (orang yang mati) termasuk orang-orang yang didekatkan (muqarrabiin) kepada Allah." (Q.S. Al Waaqi'ah: 88)

Tafsir Ibnu Kathir:

".. orang-orang yang didekatkan (muqarrabiin) kepada Allah" pada ayat di atas adalah

who fulfilled the obligations and the recommended acts of worship and avoided the forbidden and disliked matters and even some of the allowed.

Artinya: orang-orang yang didekatkan (muqarrabiin) yakni: orang-orang yang menunaikan kewajiban-kewajiban dan yang disunnahkan dalam beribadah pada-Nya, serta menjauhi (tidak mengerjakan) apa-apa yang dilarang-Nya serta yang tidak disukai-Nya.

"Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memilih orang-orang di luar golonganmu menjadi teman akrab, karena mereka selalu berusaha untuk mencelakakan kamu. Bahkan mereka menginginkan kehancuranmu. Sudah jelas kebencian mereka dari ucapan-ucapannya, sedang apa yang terpendam dalam hatinya lebih keji lagi. Sungguh-sungguh telah kami jelaskan kepadamu ayat-ayat Kami, jika kamu mau memikirkannya." (Q. S. Ali Imran: 118)




Penjagaan Para Malaikat (yakni penjagaan dari 5 arah: depan, belakang, kanan, kiri, dan bawah)

"Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan dibelakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia." (Q.S. Ar Ra'd: 11)


1. Penjagaan di depan dan belakang oleh malaikat atas perintah Allah

"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga, dan hartaku. Ya Allah tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang tidak layak dilihat orang) dan tentramkanlah aku dari rasa takut. Ya Allah, peliharalah aku dari depan, belakang, kanan, kiri, dan dari atasku. Aku berlindung dengan kebesaran-Mu, agar aku tidak disambar dari bawahku (dibenamkan kebumi)." (H.R. Abu Dawud, Ibnu Majah dan Hakim)


2. Penjagaan depan, belakang, kanan, kiri, atas, dan bawah oleh malaikat

"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: Tuhan kami ialah Allah kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu". (Q.S. Fushshilat: 30)


3. Penghiburan dan motivasi dari malaikat

"Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan di akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta." (Q.S. Fushshilat: 31)


4. Perlindungan dan pertemanan di dunia bersama para malaikat, penjagaan di alam kubur, dan ketika sangkakala akhir dunia ditiupkan, membantu menyebrangi jembatan Sirat ke surga

Tafsir Ibnu Kathir:

"Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan di akhirat" pada ayat di atas adalah

means, the angels (para malaikat yang disebutkan di ayat sebelumnya) will say to the believers when death approaches:

"We have been your friends, i.e., your close companions, in this world, protecting you and helping you by the command of Allah, and we will be with you in the Hereafter, keeping you from feeling lonely in your graves and when the Trumpet is blown; we will reassure you on the Day of Resurrection and will take you across the Sirat and bring you to the Gardens of delight.''


Sahabat-sahabat yang didekatkan pada Allah SWT

"Adapun jika dia (orang yang mati) termasuk orang-orang yang didekatkan (muqarrabiin) kepada Allah." (Q.S. Al Waaqi'ah: 88)

Tafsir Ibnu Kathir:

".. orang-orang yang didekatkan (muqarrabiin) kepada Allah" pada ayat di atas adalah

who fulfilled the obligations and the recommended acts of worship and avoided the forbidden and disliked matters and even some of the allowed.

Artinya: orang-orang yang didekatkan (muqarrabiin) yakni: orang-orang yang menunaikan kewajiban-kewajiban dan yang disunnahkan dalam beribadah pada-Nya, serta menjauhi (tidak mengerjakan) apa-apa yang dilarang-Nya serta yang tidak disukai-Nya.



Jiwa: Self Development dan Personal Leadership

(Muhammad Syafii Antonio (Nio Gwan Chung), "Muhammad Saw The Super Leader Super Manager", Cetakan XVI. Hal. 76)

... Leadership adalah bagaimana seseorang mempunyai kebiasaan PROAKTIF dan KREATIF. Kenyataannya, kebanyakan kita bersikap reaktif. Mengapa demikian? Karena kita biasanya MENGIDENTIFIKASI DIRI KITA DENGAN TUBUH, PIKIRAN, DAN EMOSI. Yang sebenarnya sangat sempit dan disebut sebagai IDENTITAS EGO. Sifat ego tersebut adalah SELF-CENTERED dan REAKTIF.

Bagaimana cara mengatasinya? Hal ini dapat dilakukan melalui latihan sederhana untuk melakukan OUTER JOURNEY agar dapat mengalami RASA MENJAUH (SENSE OF DISTANCING), terlepas dari tubuh, pikiran, dan emosi, dan memposisikan kesadaran dan pengalaman lebih dalam ke dalam batin (INNER SPACE/INNER SELF/CENTERED SELF) yang juga merupakan "DIRI YANG PROAKTIF DAN KREATIF".

Cara-cara praktisnya antara lain adalah dalam bentuk meditasi dan yoga. Dalam ajaran Islam, hal ini dapat dilakukan melalui media ZIKIR, ZIKIR ASMAUL HUSNA, SHALAT, TAFAKKUR, dan PUASA. Hikmah dari semua itu antara lain adalah untuk menemukan diri yang seutuhnya, menenangkan emosi diri, dan sebagainya. Latihan ini tidak hanya merileksasikan tetapi juga menimbulkan perasaan positif dan senang. Dengan cara ini seseorang akan dapat memfungsikan DIRI YANG RIANG DAN PROAKTIF MELALUI EGO, bukan dengan ego diri yang reaktif.


ANALOGI

Setiap orang, merupakan pemilik sekaligus pengelola, pengamat sekaligus yang mengalami tubuh. Hal ini dapat digambarkan sebagai sebuah kursi. Ketika Anda duduk di kursi itu (tubuh, pikiran, dan emosi), Anda tidak dapat mengamati kursi itu secara keseluruhan, juga tidak dapat "mengatur" kursi itu.

Sebaliknya, kursi itulah yang mengatur Anda! Untuk mengamati kursi itu, Anda harus berdiri dari kursi itu. Artinya, Anda harus meyakinkan bahwa Anda bukanlah kursi itu. Ketika Anda sudah menyadari hal ini, dapat terpisah dari kursi itu, dan kemudian Anda dapat mengaturnya, memindahkan, dan memimpin kursi itu ke arah yang Anda inginkan. Dengan demikian, Anda menjadi penguasa dan pemimpin kursi itu.

Hal ini dapat membuat orang tersebut memfokuskan diri pada pengembangan dimensi fungsionernya dirinya, yaitu menjaga agar tubuhnya sehat dan enerjik, membuat pikirannya lebih terbuka dan kreatif, serta mencegahnya dari emosi negatif.

(Maka di manakah kita seharusnya memposisikan kesadaran dan pengalaman? Yakni lebih ke dalam ke arah batin. Ke hati sebagai tempat bersemayamnya ruh. Karena jika hati rusak, maka ruh akan berada di tempat yang rusak, sehingga seluruh tubuh juga akan menjadi rusak, red).


Gambaran Sirath



Sebelumnya: 1. Muslim: STI I (Formasi Fisik): Anggota tubuh paling aktif dan dinamis: Anggota tubuh sebagai para saksi dan pembela di persidangan akherat kelak

Selanjutnya: 3. Muslim: ST III (Pergerakan Diri): Mengisi gudang hari dengan berbagai amal kebaikan dan membersihkannya dari berbagai kotoran dan sumber penyakit

Kembali ke: Strategi dan Taktik Islami
0 Komentar untuk "STI1 Diri Muslim(ah)
2. Formasi Bathin. Jiwa yang Berada dalam Petunjuk Allah dan sunnah Rasulullah, 5 arah penjagaan dan persahabatan dengan para malaikat (selama di dunia, saat sakaratul maut, alam kubur, hari dibangkitkan, dan sampai selesai meniti jembatan sirath ke surga dengan sukses Insya Allah), dan persahabatan dengan para shahabat muqarrabiin (yang didekatkan Allah) selama di dunia"

Back To Top