Saat ini boleh dikata ummat Islam adalah ummat yang paling tertinggal dibanding ummat-ummat beragama lainnya.
Nabi SAW bersabda: “Aku tinggalkan bagimu dua perkara, jika kamu berpegang teguh kepada keduanya kamu tidak akan tersesat selama-lamanya yaitu kitab Allah dan Sunnah Rasul(hadits)”.
Ditambah lagi Qur’an sendiri menyatakan dalam surat Al-Furqon ayat 30. Berkatalah Rasul: “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur’an itu sesuatu yang tidak diacuhkan”.
Menyoroti masalah ini Ibnu Taimiyyah mengatakan: “Barang siapa yang tidak membaca Qur’an maka dia telah menjauhi Qur’an, dan barang siapa yang membaca tapi tidak pernah merenungkan isinya maka dia telah menjauhi Qur’an, dan barang siapa yang membaca lalu merenungkan isinya tapi tidak pernah mengamalkan nya maka dia telah menjauhi qur’an pula”. Tapi hal ini ditujukan kepada orang yang berbeda kemampuan pemahamannya terhadap Qur”an.
Ummat
Yahudi meski berjumlah hanya 40 juta, namun menguasai ekonomi dan
politik dunia. Mereka bisa menguasai masjidil Aqsha tanpa perlawanan
berarti dari ummat Islam yang katanya berjumlah 1,2 milyar atau 30 kali
lipat lebih banyak dari kaum Yahudi.
Ummat
Nasrani di Eropa, Australia, AS, sangat maju di bidang teknologi dan
menguasai negara-negara Islam secara ekonomi dan politik. Mereka mampu
membuat mobil, kapal selam, kapal induk yang mampu memuat ratusan kapal
terbang, rudal antar benua, pesawat ulang alik yang mengelilingi bumi,
bahkan bisa membuat pesawat ruang angkasa yang bisa melaju jauh hingga
melewati planet Saturnus.
Bahkan
Amerika Serikat dan sekutunya mampu menyerang dan menjajah dan membunuh
ummat Islam di Afghanistan dan Irak tanpa perlawanan dari seluruh ummat
Islam. Sebagian ummat Islam dengan semangat “Toleransi” justru
bekerjasama dengan AS dan Sekutunya yang sebenarnya merupakan kafir
harbi.
Ummat Islam boleh dikata ummat yang paling miskin, paling bodoh, dan paling suka bertengkar dengan sesama.
Padahal
zaman Nabi, sahabat, dan beberapa generasi sesudahnya selama 700 tahun
ummat Islam begitu maju menguasai dunia. Islam berkibar dari Ternate,
India, Timur Tengah, Yugoslavia, Albania, Bulgaria, Yunani, bahkan
hingga Spanyol.
Ummat
Islam mampu mengalahkan orang-orang kafir, Yahudi, bahkan 2 kerajaan
Super Power saat itu yaitu Romawi dan Persia. Bahkan ibukota kedua
negara tersebut, yaitu Constantinople (Istambul) dan Baghdad saat ini
tetap berada di tangan Islam yaitu di negara Turki dan Irak.
Semangat
jihad ummat Islam begitu tinggi sehingga 200 ribu pasukan Romawi tidak
mampu mengalahkan pasukan Islam yang dipimpin Khalid bin Walid yang
berjumlah hanya 3 ribu orang. Bukannya tentara Islam yang mundur, justru
pasukan Romawilah yang mundur ketakutan akibat strategi Khalid bin
Walid.
Dalam
Perang Salib antara ummat Kristen dengan Ummat Islam yang terjadi
beberapa kali dari tahun 1096 hingga 1291 untuk memperebutkan Palestina,
hanya perang Salib pertama yang dimenangkan ummat Kristen. Setelah itu
ummat Islam yang menang dan berkuasa hingga abad 20 sebelum akhirnya
jatuh ke tangan Israel.
Dalam
bidang ilmu pengetahuan juga begitu. Ibnu Sina (Avicenna) dikenal
sebagai Bapak Kedokteran dunia. Ketika perang Salib dan Raja Richard the
Lion Heart sakit, tak ada satu dokter Eropa pun yang mampu
mengobatinya. Justru Sultan Salahuddin Al Ayyubi yang menyelinap ke
tenda Richard yang bisa mengobatinya. Itulah keunggulan ilmu kedokteran
Islam saat itu.
Ilmuwan
Islam Al Khawarizmi juga mengembangkan ilmu Matematika seperti Aljabar
(Algebra), Algoritma (Algorithm) yang kita kenal hingga sekarang. Bahkan
angka yang kita pakai sekarang pun merupakan hasil penemuan ilmuwan
Islam yang disebut dengan ”ARABIC NUMERAL” yang menggantikan Sistem
Bilangan Romawi yang sangat tidak fleksibel. Pada saat munculnya Islam,
bangsa Barat belum mengenal angka 0 (Nol). Islamlah yang mengenalkan
angka itu pada mereka.
Mengapa ini semua bisa terjadi?
Syekh
Amir Syakib Arsalan menulis satu buku yang mengungkap hal ini dengan
judul ”Mengapa Ummat Islam Mundur dan Ummat Selainnya Maju?”
Sebab
pertama kenapa ummat Islam mundur adalah karena ummat Islam sudah tidak
mempraktekkan ajaran Islam yang termuat dalam Al Qur’an dan Hadits.
Padahal itu adalah pedoman kita agar hidup bahagia dunia dan akhirat.
Padahal itu adalah pedoman kita agar hidup bahagia dunia dan akhirat.
Nabi SAW bersabda: “Aku tinggalkan bagimu dua perkara, jika kamu berpegang teguh kepada keduanya kamu tidak akan tersesat selama-lamanya yaitu kitab Allah dan Sunnah Rasul(hadits)”.
Ditambah lagi Qur’an sendiri menyatakan dalam surat Al-Furqon ayat 30. Berkatalah Rasul: “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur’an itu sesuatu yang tidak diacuhkan”.
Menyoroti masalah ini Ibnu Taimiyyah mengatakan: “Barang siapa yang tidak membaca Qur’an maka dia telah menjauhi Qur’an, dan barang siapa yang membaca tapi tidak pernah merenungkan isinya maka dia telah menjauhi Qur’an, dan barang siapa yang membaca lalu merenungkan isinya tapi tidak pernah mengamalkan nya maka dia telah menjauhi qur’an pula”. Tapi hal ini ditujukan kepada orang yang berbeda kemampuan pemahamannya terhadap Qur”an.
Dalam Islam begitu banyak ajaran yang jika dilaksanakan akan bermanfaat bagi ummat Islam sendiri.
Sebagai
contoh, Nabi berkata bahwa menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi
setiap Muslim lelaki dan perempuan [Ibnu Majah). Artinya jika kita
mempelajari ilmu yang bermanfaat kita akan mendapat pahala, sedang jika
tidak belajar kita akan berdosa.
Namun
kenyataannya banyak ummat Islam yang malas belajar. Bahkan ada yang
beranggapan wanita tidak perlu sekolah tinggi-tinggi toh akhirnya juga
tinggal di dapur.
Akibatnya ummat Islam jadi bodoh dan terbelakang.
Sebaiknya
ummat Non Muslim begitu rajin belajar. Tidak hanya S1, tapi juga S2,
bahkan S3 dan banyak juga yang tetap belajar meski tidak melalui
pendidikan formal seperti Bill Gates yang meski tidak lulus kuliah tapi
tetap terus belajar sehingga bisa membuat sistem operasi komputer yang
dipakai luas di seluruh dunia.
Ummat
Non Muslim begitu cerdas hingga mereka bisa membuat pesawat terbang,
kapal induk, peluru kendali, mobil, komputer, dan sebagainya, sementara
ummat Islam karena bodoh nyaris tidak bisa apa-apa.
Nabi
juga berkata: ”Kebersihan sebagian dari iman.”
Namun ternyata ummat Islam banyak yang hidup jorok. Bahkan banyak pesantren yang merupakan tempat kaderisasi ulama yang begitu kotor tempat wudlu, kamar mandi, apalagi WC-nya. Saya sempat melihat air yang begitu kotor dan hijau dipakai untuk berwudlu di pesantren.
Namun ternyata ummat Islam banyak yang hidup jorok. Bahkan banyak pesantren yang merupakan tempat kaderisasi ulama yang begitu kotor tempat wudlu, kamar mandi, apalagi WC-nya. Saya sempat melihat air yang begitu kotor dan hijau dipakai untuk berwudlu di pesantren.
Sebaliknya,
ummat Non Muslim hidup begitu bersih. Untuk kamar kecil saja, airnya
begitu bersih dan jernih. Bahkan mereka bisa mencari nafkah dengan
menjadikan kebersihan sebagai usaha/bisnis mereka.
Sebagai contoh perusahaan Swedia, Electrolux, memproduksi berbagai produk kebersihan seperti Vacuum Cleaner, alat pel listrik, dan sebagainya. Unilever merupakan perusahaan Multinasional yang kaya dengan produk kebersihan seperti sabun mandi, shampo (pembersih rambut), dan juga sabun cuci. Mereka jadi bersih dan makmur dengan menjalankan kebersihan yang sebenarnya merupakan ajaran Islam.
Sebagai contoh perusahaan Swedia, Electrolux, memproduksi berbagai produk kebersihan seperti Vacuum Cleaner, alat pel listrik, dan sebagainya. Unilever merupakan perusahaan Multinasional yang kaya dengan produk kebersihan seperti sabun mandi, shampo (pembersih rambut), dan juga sabun cuci. Mereka jadi bersih dan makmur dengan menjalankan kebersihan yang sebenarnya merupakan ajaran Islam.
Kedua adalah ummat Islam tidak bersatu, tapi berpecah-belah. Padahal ummat Islam diperintahkan untuk bersatu.
Allah sudah mengingatkan kepada kita. QS. Ali Imran : 103. Dan
berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah
kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni'mat Allah kepadamu ketika kamu
dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan
hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni'mat Allah, orang-orang yang
bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah
menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
Nabi
Muhammad SAW bersabda: "Akan terpecah belah umatku seperti
terpecah-belahnya Yahudi dan Nasrani menjadi 73 golongan, semuanya masuk
neraka kecuali kaum yang mengikuti ajaran-ajaranku dan
sahabat-sahabatku".
Pada
zaman Nabi, ummat Islam juga berusaha untuk dipecah-belah dan
diadu-domba baik oleh orang kafir Mekkah, mau pun kaum Yahudi misalnya
dengan berusaha menimbulkan fanatisme suku antara kelompok Muhajirin dan
Anshar. Tapi Nabi berhasil mendamaikan dan mempersatukan mereka.
Seharusnya para ulama yang merupakan pewaris Nabi harus berusaha mempersatukan ummat Islam yang terpecah-belah baik dalam kelompok bangsa/negara mau pun aliran.
Seharusnya para ulama yang merupakan pewaris Nabi harus berusaha mempersatukan ummat Islam yang terpecah-belah baik dalam kelompok bangsa/negara mau pun aliran.
Bahkan
ummat Islam juga disusupi oleh kaum munafik yang dipimpin Abdullah bin
Ubay bin Salul untuk memecah-belah ummat Islam dari dalam. Kaum munafik
ini bahkan membangun masjid guna memecah-belah ummat Islam.
”Di
antara orang-orang munafik itu ada yang mendirikan masjid untuk
menimbulkan kemudharatan pada orang-orang mukmin, untuk kekafiran dan
untuk memecah belah antara orang-orang mukmin serta menunggu kedatangan
orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu.
Mereka Sesungguhnya bersumpah: "Kami tidak menghendaki selain kebaikan."
Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta.
Janganlah
kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya. Sesungguh- nya
mesjid yang didirikan atas dasar taqwa (mesjid Quba), sejak hari pertama
adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya mesjid itu ada
orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bersih. [At Taubah:107-108]
Ummat
Islam bukan hanya tidak sholat di masjid itu (Masjid Dliror), bahkan
membakarnya sehingga orang-orang munafik tidak bisa memecah-belah ummat
Islam.
”Maka
mengapa kamu terpecah menjadi dua golongan dalam menghadapi orang-orang
munafik, padahal Allah telah membalikkan mereka kepada kekafiran,
disebabkan usaha mereka sendiri ? Apakah kamu bermaksud memberi petunjuk
kepada orang-orang yang telah disesatkan Allah? Barangsiapa yang
disesatkan Allah, sekali-kali kamu tidak mendapatkan jalan untuk memberi
petunjuk kepadanya.
Mereka
ingin supaya kamu menjadi kafir seperti mereka. Maka janganlah kamu
jadikan di antara mereka penolong-penolongmu, hingga mereka berhijrah
pada jalan Allah. Jika mereka berpaling, tawan dan bunuhlah mereka di
mana saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil seorangpun di antara
mereka menjadi pelindung, dan jangan pula menjadi penolong” [An Nisaa’:88-89]
Surat Al Baqoroh ayat 1-20 menjelaskan Muslim yang lurus, orang yang kafir, dan orang yang munafik. Ini agar ummat Islam bisa bersatu dengan Muslim yang lurus dan terhindar dari pecah-belah / adu domba kaum kafir dan munafik.
Dengan
persatuan, ummat Islam tidak terkalahkan. Tidak hanya kaum kafir
Quraisy yang gagal mengalahkan ummat Islam, tapi juga kaum Yahudi,
Persia, dan Romawi. Mereka akhirnya takluk di tangan pejuang Islam.
Negara-negara
Barat maju karena mereka bersatu. Di bawah kepemimpinan Amerika Serikat
dan kelompoknya yang disebut NATO, mereka bersatu menyerang ummat Islam
di Afghanistan, Iraq, dan juga memberikan dukungan penuh pada Israel
yang menjajah Palestina dan menguasai masjid Al Aqsha.
Presiden
AS, George W Bush mengatakan: ”Either with us or against us!”. Berjuang
bersama kami. Jika tidak berarti melawan kami!” Jika tidak turut
berjuang bersama George W Bush, berarti jadi musuh Bush cs.
Ummat Islam dulu juga begitu. Ketika bin Malik, Hilal bin Umayyah dan Mararah bin Rabi’ tidak ikut berperang, mereka dikucilkan sehingga merasa berdosa:
”dan
terhadap tiga orang yang ditangguhkan (penerimaan taubat) mereka,
hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu
luas dan jiwa merekapun telah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta
mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah,
melainkan kepada-Nya saja. Kemudian
Allah menerima taubat mereka agar mereka tetap dalam taubatnya.
Sesungguhnya Allah-lah Yang maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”
[At Taubah:118]
Ummat Islam gagal membebaskan masjid Al Aqsha karena politik adu domba dan pecah belah yang dilancarkan oleh AS dan sekutunya.
Jika ummat Islam bersatu, tidak mungkin orang-orang kafir mampu memerangi ummat Islam dan menang:
”Mereka
tidak akan memerangi kamu dalam keadaan bersatu padu, kecuali dalam
kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antara
sesama mereka adalah sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu, sedang
hati mereka berpecah belah. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka
adalah kaum yang tidak mengerti.” [Al Hasyr:14]
Sering
ummat Islam ribut dan bertengkar karena masalah furu’iyah/cabang
sehingga akhirnya terpecah-belah dan mudah ditaklukkan musuh.
Sebab Ketiga adalah ummat Islam Cinta Dunia dan Takut Mati.
Nabi
Muhammad SAW berkata: ”Kamu akan diperebutkan oleh bangsa-bangsa lain
sebagaimana orang-orang yang berebut melahap isi mangkok makanan. Para
sahabat bertanya, “Apakah saat itu jumlah kami sedikit, ya Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Tidak, bahkan saat itu jumlah kalian banyak sekali tetapi seperti buih air bah (tidak berguna) dan kalian ditimpa penyakit wahan.” Mereka bertanya lagi, “Apa itu penyakit wahan, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Kecintaan yang sangat kepada dunia dan takut mati.” (HR. Abu Dawud)
Beliau menjawab, “Tidak, bahkan saat itu jumlah kalian banyak sekali tetapi seperti buih air bah (tidak berguna) dan kalian ditimpa penyakit wahan.” Mereka bertanya lagi, “Apa itu penyakit wahan, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Kecintaan yang sangat kepada dunia dan takut mati.” (HR. Abu Dawud)
Saat
ini mayoritas ummat Islam terlalu cinta dunia dan takut mati.
Kebanyakan ummat Islam boleh dikata alergi terhadap perang. Apalagi ada
beberapa boneka kelompok Barat yang berusaha melenyapkan ajaran jihad
dengan perang dan menggantinya dengan ajaran Damai dan Cinta meski pada
saat ini ummat Islam diserang dan dibunuh di Afghanistan, Iraq, dan
Palestina. Ajaran Jihad pun berusaha untuk dipersempit sehingga perang tidak termasuk di situ.
Allah mewajibkan ummat Islam untuk berperang membela diri dan orang-orang yang dizalimi:
”Mengapa
kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan membela orang-orang yang
lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya
berdoa: “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang
zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan
berilah kami penolong dari sisi Engkau!.” [An Nisaa’:75]
”Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu” [Al Baqoroh:190]
”Diwajibkan
atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu
benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu,
dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk
bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” [Al
Baqarah:216]
Dalam
Islam kita diperintahkan untuk selalu dalam keadaan siap untuk
berperang, sehingga ketika musuh menyerang, kita tidak terbantai dan
terjajah:
”Dan
siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi
dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan
itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain
mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa
saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan
cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).” [Al Anfaal:60]
Negara-negara
Barat paham mengenai hal ini. Mereka punya semboyan: ”Si Vis Pacem Para
Bellum”. Agar bisa damai, kita harus menyiapkan perang. Artinya jika
kita kuat dan siap perang, maka musuh tidak berani menyerang dan
memerangi kita sehingga kita bisa hidup damai.
Negara-negara
Barat maju karena banyak melakukan peperangan. Dari Eropa, mereka
berperang menyerang penduduk-penduduk di benua Asia, Afrika, Australia,
dan Amerika. Akibatnya saat ini Kanada, Amerika Serikat, Australia,
serta negara-negara Amerika Latin seperti Meksiko dan Brazil boleh
dikata mayoritas penduduknya dan pemimpinnya berasal dari Eropa.
Negara-negara
Barat juga melakukan peperangan baik dalam perang Dunia I, Perang Dunia
II, Perang Korea, Perang Vietnam, Perang Afghanistan, Perang Iraq, dan
sebagainya. Puluhan juta tentara mereka mati karenanya. Tapi musuh yang
mereka bunuh (di antaranya ummat Islam) lebih banyak lagi dan mereka
berhasil menguasai sumber daya dan kekayaan negara lain sehingga bisa
maju dan kaya.
Seharusnya
ummat Islam harus berani berperang untuk membela diri. Para ulama dan
pemuda Islam yang sadar juga harus semangat untuk berperang membela
orang-orang yang dijajah:
”Hai
Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada dua
puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan
dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang yang sabar
diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang
kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti” [Al
Anfaal:65]
Saat
ini kebanyakan ummat Islam takut untuk mati di dalam peperangan.
Sebaliknya mati ketika tawuran sekolah, tawuran antar warga, perang
Supporter bola, atau mati terinjak dalam konser jadi hal yang biasa
ketimbang mati syahid di dalam peperangan.
Sebab Keempat mundurnya ummat Islam adalah hilangnya semangat Jihad.
Jihad adalah satu kesungguhan untuk berjuang di jalan Allah.
Jihad adalah satu kesungguhan untuk berjuang di jalan Allah.
Ada
hadits dloif yang berusaha memperkecil makna Jihad sebagai hanya perang
melawan hawa nafsu dan bukan berperang. Padahal jihad adalah perjuangan
yang sungguh-sungguh sehingga bukan hanya harta saja yang dikorbankan,
tapi juga nyawa.
Ayat
di bawah menjelaskan orang yang berjihad dengan harta dan nyawa jauh
lebih tinggi derajadnya ketimbang orang yang tidak ikut berperang:
”Tidaklah
sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak
mempunyai ‘uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan
harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad
dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat.
Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga)
dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk
dengan pahala yang besar” [An Nisaa’:95]
Ummat
Islam ketika perang dulu tidak takut mati. Justru mereka berperang
dengan sengit agar bisa mati syahid dan mendapatkan surga:
”Sesungguhnya
Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka
dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah;
lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang
benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang
lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah
dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang
besar.” [At Taubah:111]
Orang-orang
kafir heran, ummat Islam bukannya berusaha menghindari mati, tapi
justru berusaha mati di dalam peperangan. Sehingga mereka begitu fokus
menyerang musuh dan sulit untuk dikalahkan.
Dalam
Perang Mu’tah, 3.000 pasukan Muslim dengan sabar melawan 200.000
pasukan Romawi. Mereka tidak mundur ketakutan. Justru pasukan Romawi
yang mundur ketakutan karena strategi Panglima Muslim, Khalid bin Walid.
Ketika ada yang mengusulkan untuk minta bantuan pasukan kepada Nabi,
Abdullah bin Rawahah (salah satu syuhada) berkata:
”Demi Allah apa yang tidak kalian sukai sebenarnya justru yang kita cari, yaitu mati syahid. Kita tidak berperang karena jumlah, kekuatan, dan banyaknya personil. Kita perang karena Islam yang dengannya Allah memuliakan kita. Maka berangkatlah karena di sana hanya ada 2 kebaikan: Menang atau Mati Syahid!” (Siroh Nabawiyah, Syaikh Shafiyyurrahman al Mubarakfury).
”Demi Allah apa yang tidak kalian sukai sebenarnya justru yang kita cari, yaitu mati syahid. Kita tidak berperang karena jumlah, kekuatan, dan banyaknya personil. Kita perang karena Islam yang dengannya Allah memuliakan kita. Maka berangkatlah karena di sana hanya ada 2 kebaikan: Menang atau Mati Syahid!” (Siroh Nabawiyah, Syaikh Shafiyyurrahman al Mubarakfury).
Zaid
bin Harits, Ja’far bin Abu Thalib, Abdullah bin Rawahah mati syahid.
Total hanya 12 pasukan Muslim yang mati syahid. Sementara jumlah tentara
Romawi yang gugur lebih banyak lagi.
Ibnu
’Umar yang melihat jasad Ja’far mengatakan bahwa ada 70 luka karena
tikaman dan sabetan di tubuh Ja’far. Semua di tubuh bagian depan.
Itulah
kehebatan semangat Jihad yang dimiliki ummat Islam. Meski kalah jumlah
dan menghadapi Superpower dunia saat itu, mereka tidak gentar dan
menang.
Sesungguhnya
Jihad adalah semangat yang membuat ummat Islam menjadi kuat dan sulit
untuk dizalimi, dijajah, atau dikalahkan. Orang-orang kafir membenci ini
dan berusaha menghapusnya dengan memasukkan berbagai ajaran/paham
sehingga ummat Islam jauh dari jihad. Misalnya dengan tasawuf, ummat
Islam diasyikkan dengan ”mujahadah” sehingga lebih asyik menyepi dan
”berzikir” ketimbang berjihad.
Padahal jihad adalah satu kewajiban:
”Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya..” [Al Hajj:78]
Jihad adalah pintu atau syarat untuk masuk surga:
”Apakah
kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi
Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang
yang sabar.” [Ali ’Imran:142]
”Maka
janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap
mereka dengan Al Quran dengan jihad yang besar.” [Al Furqon:52]
Hanya orang yang munafik/tidak beriman yang tidak mau berperang dan berjihad:
”Orang-orang
yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta izin
kepadamu untuk tidak ikut berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan
Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa.” [At Taubah:44]
”Orang-orang
yang ditinggalkan (tidak ikut perang) merasa gembira dengan tinggalnya
mereka di belakang Rasulullah, dan mereka tidak suka berjihad dengan
harta dan jiwa mereka pada jalan Allah dan mereka berkata: “Janganlah
kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini.” Katakanlah:
“Api neraka jahannam itu lebih sangat panasnya” jika mereka mengetahui.”
[At Taubah:81]
Sebab Kelima kemunduran Ummat Islam adalah karena tidak mandiri di bidang ekonomi.
Saat ini secara ekonomi ummat Islam dikuasai oleh orang-orang kafir. Ummat Islam bukan sebagai produsen atau penghasil. Tapi hanya sebagai pembeli/pemakai. Jika orang-orang kafir mengembargo, maka ummat Islam akan kesulitan.
Saat ini secara ekonomi ummat Islam dikuasai oleh orang-orang kafir. Ummat Islam bukan sebagai produsen atau penghasil. Tapi hanya sebagai pembeli/pemakai. Jika orang-orang kafir mengembargo, maka ummat Islam akan kesulitan.
Sumber
daya dan kekayaan alam negara-negara Islam saat ini dikuasai oleh
orang-orang kafir. Minyak, gas, emas, tembaga, perak, boleh dikata
dikelola oleh Multi National Company (MNC) dari negara-negara Barat yang
perekonomiannya didominasi Yahudi bekerjasama dengan segelintir
pemimpin Muslim yang korup.
Ummat
Islam hanya mendapat persentase yang amat kecil. Akibatnya ummat Islam
jadi miskin, sementara orang-orang kafir bertambah kaya. Ummat Islam
sering kesulitan dana untuk membangun masjid, sekolah-sekolah Islam dan
tidak mampu menyantuni fakir miskin dan anak Yatim. Banyak anak-anak
miskin yang berkeliaran di jalan mencari makan.
Nabi
Muhammad bukan hanya mengadakan boikot terhadap produk asing. Tapi
bahkan melarang orang-orang kafir masuk ke kota Mekkah. Padahal saat itu
perekonomian masih dikuasai oleh orang-orang kafir. Ketika sebagian
orang Islam ada yang khawatir nanti bisa susah/miskin, Allah menghibur
mereka:
”Hai
orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu
najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidilharam sesudah tahun ini.
Dan jika kamu khawatir menjadi miskin, maka Allah nanti akan memberimu
kekayaan kepadamu dari karuniaNya, jika Dia menghendaki. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” [At Taubah:28]
Justru dengan melarang orang-orang kafir masuk, ummat Islam malah mandiri di bidang ekonomi dan menjadi lebih makmur.
Sebagai
contoh, jika minyak, gas, emas, tembaga, perak, dan sebagainya dikelola
oleh ummat Islam sendiri, maka semua keuntungan masuk ke tangan ummat
Islam. Bukan recehan kecil yang hanya nol sekian persen yang diberikan
oleh orang-orang kafir tersebut.
Dengan begitu ummat Islam bisa makmur dan kuat. Kemiskinan bisa dikurangi.
Sebab
Keenam kemunduran ummat Islam adalah ummat Islam tidak bisa menentukan
prioritas (Tertib/urutan kepentingan) bersama yang harus dikerjakan
bersama.
Sering ummat Islam mengerjakan hal-hal yang tidak penting dan tidak segera ketimbang hal yang sangat penting dan mendesak.
Padahal
berbagai ajaran Islam seperti sholat, haji, wudlu, dan sebagainya
merupakan pendidikan tentang mengerjakan sesuatu menurut urutan yang
benar/tertib. Ummat Islam harus bisa menentukan mana pekerjaan yang
harus diselesaikan lebih dulu, dan mana yang bisa dikerjakan kemudian.
Ummat
Islam juga sering gagal menentukan musuh mana dulu yang harus dilawan
sekarang dan yang mana bisa dilakukan kemudian. Sering ummat Islam
perang sesama mereka sementara lawan yang harus diserang seperti Israel
yang menjajah Palestina atau AS yang menjajah Iraq dan Afghanistan
justru aman dari mulut dan tangan ummat Islam.
Sebagai
contoh kita menyaksikan perang Iraq melawan Iran yang menewaskan 2 juta
ummat Islam, kemudian Iraq melawan Kuwait dan Saudi yang juga
menewaskan banyak korban. Di saat yang sama negara-negara yang berperang
dan mengorbankan nyawa jutaan rakyatnya ini tidak ada satu pun yang
menyerang Israel untuk membebaskan Masjidil Aqsha.
Nabi
Muhammad dan para sahabat tidak pernah ribut apalagi perang dengan
sesama. Bahkan ketika kelompok munafik Abdullah bin Ubay memecah-belah
ummat Islam sehingga dari 1.000 pasukan Muslim, 300 membelot ke Abdullah
bin Ubay, Nabi tidak memeranginya.
Kata Nabi, jika aku membunuhnya, nanti orang akan berkata bahwa ummat Islam saling bunuh. Nabi juga menandatangani perjanjian damai dan kerjasama pertahanan dengan orang-orang Yahudi untuk menghadapi serangan kaum kafir Mekkah. Ketika kaum Yahudi berkhianat, baru Nabi memerangi mereka.
Kata Nabi, jika aku membunuhnya, nanti orang akan berkata bahwa ummat Islam saling bunuh. Nabi juga menandatangani perjanjian damai dan kerjasama pertahanan dengan orang-orang Yahudi untuk menghadapi serangan kaum kafir Mekkah. Ketika kaum Yahudi berkhianat, baru Nabi memerangi mereka.
Jadi
Nabi Muhammad SAW bertindak cerdas untuk menentukan lawan yang harus
diserang dan mana yang diajak bekerjasama. Bukan memerangi seluruh
dunia.
Sebab Ketujuh mundurnya ummat Islam adalah ummat Islam gagal menemukan hal yang bermanfaat.
Dari
Abu Hurairoh ra, dia berkata: “Rosululloh sholallahu ‘alaihi wa sallam
pernah bersabda: “Sebagian tanda dari baiknya keislaman seseorang ialah
ia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya.” (Hadits hasan,
diriwayatkan Tirmidzi dan lainnya)
”Gemarlah kepada hal-hal yang berguna bagimu” [Muslim]
Negara
Barat maju karena banyak menemukan dan membuat hal yang berguna baik
untuk orang lain mau pun diri mereka sendiri. Mereka membuat mobil dan
kapal terbang sehingga orang bisa bepergian dengan cepat dan nyaman.
Mereka membuat handphone dan telepon sehingga orang bisa berbicara
dengan saudara dan temannya meski terpisah jauh sekali. Mereka membuat
berbagai peralatan yang bermanfaat bagi kita semua seperti vacuum
cleaner dan sebagainya.
Dengan menggemari hal yang bermanfaat, mereka memberikan manfaat bagi orang lain dan diri mereka sendiri.
Sebab kedelapan adalah ummat Islam tidak menguasai media massa.
Akibatnya ketika Islam dicitrakan sebagai teroris dan hukum Islam dilecehkan, ummat Islam tidak bisa berbuat apa-apa. Bahkan tidak jarang ummat Islam diadu-domba dengan berbagai pemberitaan di media massa.
Akibatnya ketika Islam dicitrakan sebagai teroris dan hukum Islam dilecehkan, ummat Islam tidak bisa berbuat apa-apa. Bahkan tidak jarang ummat Islam diadu-domba dengan berbagai pemberitaan di media massa.
Memang
ummat Islam punya media cetak dan radio meski pembacanya tidak sebanyak
media yang dimiliki oleh kelompok non Muslim dan sekuler. Contohnya di
Indonesia oplah majalah Islam hanya 100 ribu atau kurang dengan pembaca
kurang dari 500 ribu orang. Kurang dari 0,3% dari total penduduk
Indonesia.
Bahkan
untuk TV Nasional yang dapat menjangkau 200 juta penduduk Indonesia,
tidak ada TV yang dimiliki oleh ummat Islam. Semuanya dimiliki kelompok
Non Muslim atau sekuler. Bahkan 2 di antara TV Nasional di Indonesia
dikuasai oleh Konglomerat Media Yahudi: Rupert Murdoch.
Di
dunia boleh dikata media massa dikuasai oleh Non Muslim. Media massa
terkemuka seperti TV CNN, majalah Time, New York Time dikuasai oleh
mereka. Begitu pula dengan Hollywood yang film-filmnya ditonton jutaan
orang. Tak jarang di film tersebut selain dipropagandakan gaya hidup sex
bebas juga ummat Islam digambarkan sebagai teroris.
Padahal
media massa sangat penting untuk menyampaikan berita. Mukjizat terbesar
Nabi Muhammad adalah Al Qur’an yang artinya ”Bacaan” atau informasi.
Salah satu tugas utama Nabi adalah menyampaikan berita:
”Dan
sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang mukmin bahwa
sesungguhnya bagi mereka karunia yang besar dari Allah.” [Al Ahzab:47]
”Sesungguhnya
Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai pembawa
berita gembira dan pemberi peringatan” [Al Baqarah:119]
”Sesungguhnya Kami mengutus kamu sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan” [Al Fath:8]
Tentu
saja untuk menyampaikan berita itu kepada masyarakat luas diperlukan
berbagai media. Nabi melakukannya dengan berpidato ke masyarakat luas,
dakwah dari mulut ke mulut, menyampaikan utusan, dan juga mengirim
surat.
Tak
jarang banyak berita yang memojokkan ummat Islam dan justru membela
aliran-aliran sesat. Ini karena media massa dikuasai kelompok yang tidak
senang dengan Islam. Oleh karena itu ummat Islam harus menguasai media
massa agar ummat Islam bisa mendapatkan berita dari sumber yang benar.
Bukan berita dari orang-orang fasik yang memojokkan Islam:
”Hai
orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa
suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan
suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang
menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” [Al Hujuraat:6]
Tentu
saja kekurangan dana menyebabkan ummat Islam tidak dapat menguasai
media massa. Tapi dengan media massa juga ummat Islam sebetulnya bisa
menggalang dana.
Untuk itu Islamic Broadcasting Forum (www.islamicbroadcasting.wordpress.com)
dengan keterbatasan dana yang dimiliki berusaha mengembangkan TV
Komunitas yang biayanya berkisar Rp 50-500 juta per TV agar dakwah Islam
bisa lebih luas. Tentunya ini tidak akan berhasil jika tidak dilakukan
secara berjama’ah oleh seluruh ummat Islam.
Rujukan:
Mengapa kaum muslimin mundur/ Al-Amir Syakib Arsalan, Bulan Bintang Jakarta, cet.5,1985.
0 Komentar untuk "Mengapa Ummat Islam Mundur dan Ummat Selain Islam Maju? "