ii. Penyusunan Surah
Beberapa sumber menuduh bahwa mushaf33 yang digunakan Ubay bin Ka'b dan Ibn Mas'ud memperlihatkan kelainan dalam susunan surah berdasarkan pada aturan universal. Akan tetapi kita tidak melihat sumber lain adanya perbedaan dalam perintah meletakkan ayat-ayat dalam surah tertentu. Keunikan susunan Al-Qur'an memberi peluang tiap surah berfungsi sebagai satuan bebas, independen unit, di mana tidak terdapat kronologi atau sumber cerita lain yang masuk ke dalam naskah. Oleh sebab itu, tiap perubahan dalam urutan surah dianggap tidak benar. Adanya perbedaan itu (jika benar ada), isi kandungan risalah tetap terjamin. Adanya variasi susunan ayat-ayat merupakan masalah lain. Kita bersyukur tak ada mushaf yang berlainan dan tak ada seorang pun yang dapat menerima perubahan.
Para ulama sepakat bahwa mengikuti susunan surah dalam AI-Qur' an bukan suatu kemestian, baik dalam shalat, bacaan, belajar, pengajaran maupun hafalan.34 Setiap surah berdiri sendiri dan tidak ada satu pun yang turun kemudian dapat mengklaim memiliki legalitas lebih besar dari yang sebelumnya; kadang-kadang ayat yang telah dimansukh terdapat dalam sebuah surah di mana yang berikutnya tercatat sebagai nasikh atau pengganti. Sebagian umat Islam mulai menghafal AL-Qur'an dari surah pendek (no. 114, 113, ...) dan begitu seterusnya ke belakang. Nabi Muhammad pernah membaca Surah alBaqarah, an-Nisa', dan kemudian 'Ali-`Imran (surah No.2, 4, 3), secara beruntun dalam satu raka'at,35 tidak seperti yang kita lihat dalam susuan Al-Qur'an.
Sejauh yang saya ketahui, tak ada hadith yang menyebutkan bahwa Nabi Muhammad membuat ketetapan melarang umatnya mengambil surah tertentu secara tidak berurutan. Pendapat yang berbeda dapat disimpulkan sebagai berikut:
Susunan semua surah seperti yang ada, selalu merujuk pada Nabi Muhatnmad sendiri.36 Ini pendapat yang saya ikuti. Pendapat lain mengatakan terdapat perbedaan susunan dalam mushaf yang dimiliki beberapa sahabat seperti Ibn Mas'ud dan Ubayy bin Ka'b) yang lain dari mushaf yang ada di tangan umat Islam.37
Sementara kalangan ada yang berpendapat bahwa seluruh Qur'an (susunannya) diatur oleh Nabi Muhammad kecuali surah no.9, yang dilakukan oleh `Uthman.38
Pendapat lain menganggap susunan semua surah dibuat oleh Zaid bin Thabit, `Uthman, dan sahabat lainnya. Al-Baqillani cenderung menerima pendapat ini.39
Ibn 'Atiyya mendukung pendapat bahwa Nabi Muhammad menyusun beberapa surah dan lainnya diserahkan pada para sahabat beliau.40
iii. Susunan Surah Dalam Beberapa Mushaf
Pendapat para ulama mengatakan bahwa susunan surah yang ada sekarang identik dengan Mushaf 'Uthmani.41 Setiap orang yang berkeinginan mengopi Al-Qur'an secara keseluruhan diharuskan mengikuti urutan yang ada, dan bagi yang hendak mengopi surah tertentu, mengikuti susunan seperti yang tampak pada Mushaf 'Uthmani tidaklah wajib. Sebuah analogi dapat diambil saat saya bepergian naik pesawat; di mana saya ingin membawa pekerjaan namun ingin mengangkut satu jilid tebal dalam bag, maka saya hanya mengopi sebagian yang saya perlukan selama perjalanan.
Di masa lampu mushaf ditulis di atas kertas kulit, dan biasanya lebih berat timbangannya dari kertas biasa. Maka mushaf seluruhnya mencapai beberapa kilogram berat. Kita memiliki beberapa contoh AI-Qur' an yang tertulis dalam kaligrafi besar dan satu mushaf lengkap akan melebihi satu meter panjangnya.
Melihat mushaf yang dicetak oleh penerbit Raja Fahd di Madinah sebagai standard ukuran utama, ia akan dapat mencapai enam ribu halaman (lebih kurang 9000 baris). Hal yang sangat menarik, semua naskah dalam kertas kulit seperti terlihat pada gambar 5.2 hanya setengah baris dari mushaf cetakan Madinah. Artinya seluruh mushaf jika tertulis dalam ukuran itu akan memerlukan 18,000 halaman.
Kaligrafi berjilid-jilid tentu saja jarang didapat, akan tetapi secara umum hal itu menunjukkan bahwa yang disebut mushaf terdiri dari banyak surah. Semua rak buku di perpustakaan di seluruh dunia akan dipenuhi bagianbagian dari mushaf tertulis. Daftar di bawah ini sekadar beberapa contoh yang terdapat di satu perpustakaan, the Salar Jung museum di Hyerabad, India.42
Dari sini kita akan dapat mengambil kesimpulan bahwa barangsiapa hendak menulis sebagian mushaf dapat dilihat pada perpustakaan tempat surah yang ada disusun, seperti yang dapat dilihat pada tabel.
4. Kesimpulan
Dengan memahami keperluan dokumentasi tiap ayat, masyarakat Muslim yang telah mencapai urutan huffaz telah membuat sistem hafalan sebagai penangkal pengaruh yang merusak. Pada periode Mekah dengan laju penindasan yang begitu kuat tidak mampu memunahkan Al-Qur' an yang pada akhirnya, umat Islam menikmati kemajuan di Madinah baik yang melek huruf maupun yang buta ikut ambil bagian dalam menghafal AI-Qur'an. Di tengah mereka (bangsa) tersebut tinggal rasul terakhir (Muhammad) yang mendiktekan, menjelaskan, menyusun ayat melalui inspirasi ketuhanan dengan status privilege (hak istimewa) dirinya, seluruh ayat Al-Qur'an di dalamnya menjadi sempurna. Bagaimanakah teks suci ini kemudian dipelihara setelah wafatnya Nabi Muhammad %%% dan bagaimana bangsa itu mencurahkan segala upaya memelihara keutuhan Al-Qur' an, ini merupakan fokus utama dalam bab berikut.
Beberapa sumber menuduh bahwa mushaf33 yang digunakan Ubay bin Ka'b dan Ibn Mas'ud memperlihatkan kelainan dalam susunan surah berdasarkan pada aturan universal. Akan tetapi kita tidak melihat sumber lain adanya perbedaan dalam perintah meletakkan ayat-ayat dalam surah tertentu. Keunikan susunan Al-Qur'an memberi peluang tiap surah berfungsi sebagai satuan bebas, independen unit, di mana tidak terdapat kronologi atau sumber cerita lain yang masuk ke dalam naskah. Oleh sebab itu, tiap perubahan dalam urutan surah dianggap tidak benar. Adanya perbedaan itu (jika benar ada), isi kandungan risalah tetap terjamin. Adanya variasi susunan ayat-ayat merupakan masalah lain. Kita bersyukur tak ada mushaf yang berlainan dan tak ada seorang pun yang dapat menerima perubahan.
Para ulama sepakat bahwa mengikuti susunan surah dalam AI-Qur' an bukan suatu kemestian, baik dalam shalat, bacaan, belajar, pengajaran maupun hafalan.34 Setiap surah berdiri sendiri dan tidak ada satu pun yang turun kemudian dapat mengklaim memiliki legalitas lebih besar dari yang sebelumnya; kadang-kadang ayat yang telah dimansukh terdapat dalam sebuah surah di mana yang berikutnya tercatat sebagai nasikh atau pengganti. Sebagian umat Islam mulai menghafal AL-Qur'an dari surah pendek (no. 114, 113, ...) dan begitu seterusnya ke belakang. Nabi Muhammad pernah membaca Surah alBaqarah, an-Nisa', dan kemudian 'Ali-`Imran (surah No.2, 4, 3), secara beruntun dalam satu raka'at,35 tidak seperti yang kita lihat dalam susuan Al-Qur'an.
Sejauh yang saya ketahui, tak ada hadith yang menyebutkan bahwa Nabi Muhammad membuat ketetapan melarang umatnya mengambil surah tertentu secara tidak berurutan. Pendapat yang berbeda dapat disimpulkan sebagai berikut:
Susunan semua surah seperti yang ada, selalu merujuk pada Nabi Muhatnmad sendiri.36 Ini pendapat yang saya ikuti. Pendapat lain mengatakan terdapat perbedaan susunan dalam mushaf yang dimiliki beberapa sahabat seperti Ibn Mas'ud dan Ubayy bin Ka'b) yang lain dari mushaf yang ada di tangan umat Islam.37
Sementara kalangan ada yang berpendapat bahwa seluruh Qur'an (susunannya) diatur oleh Nabi Muhammad kecuali surah no.9, yang dilakukan oleh `Uthman.38
Pendapat lain menganggap susunan semua surah dibuat oleh Zaid bin Thabit, `Uthman, dan sahabat lainnya. Al-Baqillani cenderung menerima pendapat ini.39
Ibn 'Atiyya mendukung pendapat bahwa Nabi Muhammad menyusun beberapa surah dan lainnya diserahkan pada para sahabat beliau.40
iii. Susunan Surah Dalam Beberapa Mushaf
Pendapat para ulama mengatakan bahwa susunan surah yang ada sekarang identik dengan Mushaf 'Uthmani.41 Setiap orang yang berkeinginan mengopi Al-Qur'an secara keseluruhan diharuskan mengikuti urutan yang ada, dan bagi yang hendak mengopi surah tertentu, mengikuti susunan seperti yang tampak pada Mushaf 'Uthmani tidaklah wajib. Sebuah analogi dapat diambil saat saya bepergian naik pesawat; di mana saya ingin membawa pekerjaan namun ingin mengangkut satu jilid tebal dalam bag, maka saya hanya mengopi sebagian yang saya perlukan selama perjalanan.
Di masa lampu mushaf ditulis di atas kertas kulit, dan biasanya lebih berat timbangannya dari kertas biasa. Maka mushaf seluruhnya mencapai beberapa kilogram berat. Kita memiliki beberapa contoh AI-Qur' an yang tertulis dalam kaligrafi besar dan satu mushaf lengkap akan melebihi satu meter panjangnya.
Gambar 5.1: Sebuah manuskrip kulit dari Yaman, ukuran 18 x 13 cm:
Jasa baik dari Museum Arsip Nasional Yaman
Gambar 5.2.: Manuskrip kulit lainnya dari Yaman, ukuran 13 cm x 8 cm:
Jasa baik dari Museum Arsip Nasional Yaman.
Melihat mushaf yang dicetak oleh penerbit Raja Fahd di Madinah sebagai standard ukuran utama, ia akan dapat mencapai enam ribu halaman (lebih kurang 9000 baris). Hal yang sangat menarik, semua naskah dalam kertas kulit seperti terlihat pada gambar 5.2 hanya setengah baris dari mushaf cetakan Madinah. Artinya seluruh mushaf jika tertulis dalam ukuran itu akan memerlukan 18,000 halaman.
Kaligrafi berjilid-jilid tentu saja jarang didapat, akan tetapi secara umum hal itu menunjukkan bahwa yang disebut mushaf terdiri dari banyak surah. Semua rak buku di perpustakaan di seluruh dunia akan dipenuhi bagianbagian dari mushaf tertulis. Daftar di bawah ini sekadar beberapa contoh yang terdapat di satu perpustakaan, the Salar Jung museum di Hyerabad, India.42
No. Manuskrip | No. Surah | Susunan Surah | Tanggal43 |
244 | 29 | 36, 48, 55, 56, 62, 67, 75, 76, 78, 93, 94, 72, 97, dan 99 - 114. | ± awal abad ke-11 |
246 | 16 | 62 ( 8 ayat pertama saja ), 110, 1, 57, 113, 56, 94, 114, 64, 48, 47, 89, 112, 36, 78 dan 67. | naskah ± awal abad ke-10 dan akhir abad ke-11 |
247 | 10 | 1, 36, 48, 56, 67, 78,109, dan 112-114 | |
248 | 9 | 73, 51, 67, 55, 62, 109, dan 112-114 | 1076 H. (= 1666 M.) |
249 | 9 | 17, 18, 37, 44, 50, 69, 51, 89 dan 38 | 1181 H.(= 1767 M.) |
250 | 9 | 20, 21, 22, 63,dan 24 - 28 | ± awal abad ke-12 |
251 | 8 | 6, 36, 48, 56, 62, 67, 76 dan 78 | ± awal abad ke 11 |
252 | 8 | 1, 6, 18, 34, 35, 56, 67 dan 78 | ± awal abad ke-11 |
255 | 8 | 1, 36, 48, 55, 67, 73, 56 dan 78 | ± awal abad ke-14 |
253 | 8 | 36, 48, 56, 62, 67, 71, 73 dan 78 | ± akhir abad ke-11 |
254 | 7 | 1, 55, 56, 62, 68, 73 dan 88 | ± akhir abad ke-12 |
256 | 7 | 36, 48, 78, 56, 67, 55 dan 73 | ± awal abad ke-11 |
257 | 7 | 36, 48, 78, 67, 56, 73 dan 62 | ± pertengahan abad ke-11 |
258 | 7 | 18, 32, 36, 48, 56, 67 dan 78 | ± akhir abad ke-11 |
259 | 7 | 18, 36, 37, 48, 56, 67 dan 78 | ± akhir abad ke-11 |
260 | 7 | 36, 48, 56, 67, 78, 55 dan 62 | ± akhir abad ke-12 |
261 | 7 | 36, 48, 78, 56, 67, 55 dan 73 | ± akhir abad ke-13 |
262 | 6 | 1, 36, 48, 56, 67 dan 78 | ± 1115 H (= 1704 M) |
263 | 6 | 36, 48, 55, 56, 67 dan 68 | ± 1278 H. (= 1862 M) |
264 | 644 | 1, 36, 48, 56, 78 dan 67 | ± akhir abad ke-10 |
265 | 645 | 18, 36, 71, 78, 56 dan 67 | ± akhir abad ke-13 |
266 | 6 | 36, 55, 56, 62, 63 dan 78 | ± 989 H. (= 1581 M) |
267 | 5 | 36, 48, 56, 67 dan 78 | ± 1075 H.(= 1664 M) |
268 | 5 | 36, 48, 56, 67 dan 78 | ± 1104 H.(= 1692 M.) |
270 | 5 | 36, 48, 56, 67 dan 78 | ± 1106 H.(= 1694 M.) |
271 | 5 | 36, 48, 67, 72 dan 78 | ± 1198 H.(= 1783 M.) |
272 | 5 | 36, 48, 56, 67 dan 78 | ± 1200 H.(= 1786 M.) |
273 | 5 | 36, 48, 55, 56 dan 67 | 1237 H. |
275 | 5 | 36, 78, 48, 56 dan 67 | ± 626 H. (= 1228 M.) |
279 | 5 | 36, 48, 56, 67 dan 78 | Di salin oleh Yaqut al Musta'simi |
280 | 5 | 1, 6, 18, 34 dan 35 | ± 1084 H.(= 1673 M.) |
281 | 5 | 36, 48, 56, 59 dan 62 | ± awal abad ke-10 |
282 | 5 | 1, 6, 18, 34 dan 35 | ± awal abad ke-10 |
284 | 5 | 6, 36, 48, 56 dan 67 | ± akhir abad ke-10 |
296 | 5 | 18, 36, 44, 67 dan 78 | ± awal abad ke 12 |
308 | 4 | 6, 18, 34 dan 35 | ± akhir abad ke-9 |
310 | 4 | 6-9 | ± akhir abad ke-12 |
Dari sini kita akan dapat mengambil kesimpulan bahwa barangsiapa hendak menulis sebagian mushaf dapat dilihat pada perpustakaan tempat surah yang ada disusun, seperti yang dapat dilihat pada tabel.
4. Kesimpulan
Dengan memahami keperluan dokumentasi tiap ayat, masyarakat Muslim yang telah mencapai urutan huffaz telah membuat sistem hafalan sebagai penangkal pengaruh yang merusak. Pada periode Mekah dengan laju penindasan yang begitu kuat tidak mampu memunahkan Al-Qur' an yang pada akhirnya, umat Islam menikmati kemajuan di Madinah baik yang melek huruf maupun yang buta ikut ambil bagian dalam menghafal AI-Qur'an. Di tengah mereka (bangsa) tersebut tinggal rasul terakhir (Muhammad) yang mendiktekan, menjelaskan, menyusun ayat melalui inspirasi ketuhanan dengan status privilege (hak istimewa) dirinya, seluruh ayat Al-Qur'an di dalamnya menjadi sempurna. Bagaimanakah teks suci ini kemudian dipelihara setelah wafatnya Nabi Muhammad %%% dan bagaimana bangsa itu mencurahkan segala upaya memelihara keutuhan Al-Qur' an, ini merupakan fokus utama dalam bab berikut.
33. Secara harfiyyah arti pengumpulan kertas di sini adalah kertas kulit (parchments) yang tertulis di atasnya ayat AI-Qur'an, lihat hlm.84-85. 34. Al_Baqilani, al-lntisar, hlm. 167. 35. Muslim, Sahih, Musafirin, no.203. 36. Lihat as-Suyuti, al-Itqan, i:176-77; Lihat juga Abu Dawiid, Sunan, no.786. 37. Lihat bab ke 13, yang secara khusus membicarakan mushaf Ibn Mas'ud. 38. As-Suyuti, al-Itqan, i:177. Mengutip pendapat al-Baihaqi, Madkhal. Lihat juga Abu Dawud, Sunan, no.786. 39. Al_Baqiani, al-Intisar, hlm.166. 42. Muhammad Ashraf, A Catalogue of Arabic Manuscripts in Sa/ah Jung Museum & Library, hlm. 166-234. 43. Beberapa mushaf tertulis tanggal penulisan sedang yang lain tanpa tanggal. 44. Enam Surah dengan beberapa doa menurut akidah Syiah 45. Sebagai tambahan kepada beberapa doa berdasarkan akidah Syiah |
Tag :
DiinulIslaam.ALQur'an
0 Komentar untuk "Bab 5: Rekaman dan Penyusunan Al Qur'an (Bag. II)"