I. Mengiklaskan Niat
Mengiklaskan Niat ketika akan beramal hanya untuk mencari keridhoan Allah Subhanallahu Wa Ta’ala merupakan hal yang paling utama dalam beribadah dan merupakan syarat pertama diterimanya amal ibadah kita.
Semua amal yang kita lakukan tergantung kepada apa yang kita niatkan didalam hati.
Rosulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda:
“hanya saja amalan itu tergantung kepada niat”
(HR. Bukhori dan Muslim)
Maka janganlah kita melakukan suatu amalan karena selain Allah atau dengan niat ingin dilihat, didengar, atau dipuji oleh orang lain. Ikhlaskanlah semua amalan kita hanya untuk Allah Subhanallahu Wa Ta’ala.
II. Itiba’ (mengikuti contoh) Nabi shallallahu `alaihi wasallam
Mengikuti sunnah Nabi shallallahu `alaihi wasallam dalam beribadah merupakan syarat kedua agar amal kita diterima oleh Allah Subhanallahu Wa Ta’ala.
"Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikuti aku (Muhammad), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." (Q.S. Ali Imran 31)
Barangsiapa mengerjakan suatu amal yang tidak ada dasarnya dari kami
(Al-Qur’an dan Sunnah) maka amal itu tertolak. (HR. Muslim)
Ikhlas dan mengikuti sunnah yang shahih akan membuat kita merasa mudah dalam mengerjakan amal shaleh dan memberikan motivasi yang besar kepada kita dalam beribadah karena kita yakin dengan sebab itu amal shaleh kita pasti diterima oleh Allah Subhanallahu Wa Ta’ala. Dan Allah Maha Mengetahui yang terbaik untuk manusia dan batas kemampuan manusia.
"Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu"
[Al-Baqarah : 185]
Kita sudah mengetahui syarat diterimanya suatu amal, maka kita harus berusaha mengikhlaskan semua amal ibadah yang kita lakukan untuk mencari keridhoan Allah Subhanallahu Wa Ta’ala semata dan wajib mengikuti sunnah Nabi shallallahu `alaihi wasallam dan bila tidak ada sunnahnya janganlah kita lakukan karena syariat islam ini telah sempurna yang tidak perlu penambahan dan pengurangan, maka sebelum kita beramal perlu tau terlebih dahulu apakah amalan tersebut pernah contohkan oleh Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam dan para sahabatnya Radhiyallahu 'anhum.
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu” (Al-Maidah: 3).
Mengiklaskan Niat ketika akan beramal hanya untuk mencari keridhoan Allah Subhanallahu Wa Ta’ala merupakan hal yang paling utama dalam beribadah dan merupakan syarat pertama diterimanya amal ibadah kita.
Semua amal yang kita lakukan tergantung kepada apa yang kita niatkan didalam hati.
Rosulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda:
“hanya saja amalan itu tergantung kepada niat”
(HR. Bukhori dan Muslim)
Maka janganlah kita melakukan suatu amalan karena selain Allah atau dengan niat ingin dilihat, didengar, atau dipuji oleh orang lain. Ikhlaskanlah semua amalan kita hanya untuk Allah Subhanallahu Wa Ta’ala.
II. Itiba’ (mengikuti contoh) Nabi shallallahu `alaihi wasallam
Mengikuti sunnah Nabi shallallahu `alaihi wasallam dalam beribadah merupakan syarat kedua agar amal kita diterima oleh Allah Subhanallahu Wa Ta’ala.
"Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikuti aku (Muhammad), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." (Q.S. Ali Imran 31)
Barangsiapa mengerjakan suatu amal yang tidak ada dasarnya dari kami
(Al-Qur’an dan Sunnah) maka amal itu tertolak. (HR. Muslim)
Ikhlas dan mengikuti sunnah yang shahih akan membuat kita merasa mudah dalam mengerjakan amal shaleh dan memberikan motivasi yang besar kepada kita dalam beribadah karena kita yakin dengan sebab itu amal shaleh kita pasti diterima oleh Allah Subhanallahu Wa Ta’ala. Dan Allah Maha Mengetahui yang terbaik untuk manusia dan batas kemampuan manusia.
"Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu"
[Al-Baqarah : 185]
Kita sudah mengetahui syarat diterimanya suatu amal, maka kita harus berusaha mengikhlaskan semua amal ibadah yang kita lakukan untuk mencari keridhoan Allah Subhanallahu Wa Ta’ala semata dan wajib mengikuti sunnah Nabi shallallahu `alaihi wasallam dan bila tidak ada sunnahnya janganlah kita lakukan karena syariat islam ini telah sempurna yang tidak perlu penambahan dan pengurangan, maka sebelum kita beramal perlu tau terlebih dahulu apakah amalan tersebut pernah contohkan oleh Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam dan para sahabatnya Radhiyallahu 'anhum.
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu” (Al-Maidah: 3).
0 Komentar untuk "Agar amal ibadah kita diterima oleh Allah Subhanallahu Wa Ta’ala"