Strategi dan taktik Islami dalam kehidupan sehari-hari di bidang tauhid, ibadah, akhlak, muamalah, dan siyasah.

Berfokus pada manajemen (ruang lingkup, waktu, finansial, dan mutu), dan penampilan terbaik alami dari karakter ruhani dan jasmani sesuai ajaran Islam.

~ Hamba Allah ~

Al Hambra, Granada, Andalusia, Spanyol - 1001 Inventions: Muslim heritage in our world. Foundation for Science, Technology, and Civilization

Yahweh

Dalam Islam, Tuhan dikenal dengan nama Allah. Dalam konsepsi Islam, Allah adalah nama diri (proper name) dari Dzat Yang Maha Kuasa. Dalam kaidah bahasa Arab kata Allah itu bentuknya ism jamid, yaitu ism yang tidak diambil dari kata kerja, sehingga tidak dapat dirubah dalam bentuk apapun. Berbeda dengan kata “rabbun”, bentuknya adalah ism mustaq, yakni ism yang diambil dari kata kerja seperti rabba, rabbi, tarbiyatan termasuk kata al-ilah (yang disembah). Dengan demikian, "nama Tuhan", yakni "Allah" dalam Islam itu bersifat otentik dan final tidak bisa dirubah-rubah lagi. Islam tidak melakukan 'spekulasi filosofis' untuk menyebut nama Allah, karena nama itu sudah diperkenalkan langsung oleh Allah – melalui al-Quran, dan diajarkan langsung cara melafalkannya oleh Nabi Muhammad.


Lain halnya dengan Kata YHWH, Kaum Yahudi modern hanya menduga-duga, bahwa nama Tuhan mereka adalah Yahweh.

The Concise Oxford Dictionary of World Religions menjelaskan 'Yahweh' sebagai "The God of Judaism as the ‘ tetragrammaton YHWH, may have been pronounced. By orthodox and many other Jews, God’s name is never articulated, least of all in the Jewish liturgy." (Tuhan Kaum Yahudi berasal dari empat huruf YHWH, mungkin pernah diucapkan. Bagi kaum ortodoks dan banyak orang Yahudi, nama Tuhan tidak pernah diartikulasikan, apalagi dalam liturgi Yahudi).

שְׁמַע יִשְׂרָאֵל יְהוָה אֱלֹהֵינוּ יְהוָה ׀ אֶחָֽד
“syema' yisra'el yehovah 'eloheinû yehovah, ekhad "

(Dengarlah Hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu Esa (Ulangan 6:4))

Tidak ada yang tahu persis bagaimana mengucapkan empat huruf sakral יהוה = YHVH dalam Perjanjian Lama, seperti pada ayat diatas. Karena tidak memiliki tradisi sanad yang sampai kepada Nabi Musa a.s. maka kaum Yahudi tidak dapat membaca dengan pasti empat huruf "YHWH". Mereka hanya dapat menduga-duga, empat huruf konsonan itu dulunya dibaca YAHWEH. Karena itu, kaum Yahudi Ortodoks tidak mau membaca empat huruf mati tersebut, dan jika ketemu dengan empat konsonan tersebut, mereka membacanya dengan Adonai (Tuhan).

Sejak pembuangan ke Babel sekitar tahun 586 sebelum Masehi yang berlangsung selama 70 tahun, tabut perjanjian itu tidak ada sehingga kata יהוה = YHVH tidak diucapkan lagi sejak saat itu hingga sekarang. Oleh karena itu -- barangkali karena Imam Besar Yahudi tidak mengajarkan cara mengucapkan kepada keturunannya --tidak ada kalangan Yahudi yang mengetahui cara mengucapkan empat huruf יהוה = YHVH itu dengan tepat.

Banyak yang hanya menebak atau menduga bahwa empat huruf ini dibunyikan YAHAVAH, YEHUWA, YAHEVEH, YAHUWEH, YAHAVEH, dan seterusnya, jadi semuanya hanya menduga sehingga akhirnya baik YEHOVAH maupun YAHWEH hanyalah merupakan nama "dugaan". Sementara bagi orang Kristen, "Allah" bukanlah nama diri, seperti dalam konsep Islam. Tetapi, bagi mereka, "Allah" adalah sebutan untuk "Tuhan itu" (al-ilah). Jadi, bagi mereka, tidak ada masalah, apakah Tuhan disebut God, Lord, Allah, atau Yahweh. Yang penting, sebutan itu menunjuk kepada "Tuhan itu". Ini tentu berbeda dengan konsep Islam.
0 Komentar untuk "Yahweh"

Back To Top