Di mana aku sebelum dilahirkan? Apa tugasku dalam kehidupan dunia ini? Kemana kita pergi setelah mati? Apa yang terjadi dengan umur kita yang semakin hari semakin berkurang ini? Seringkali pertanyaan-pertanyaan demikian mengusik kita.
RENUNGAN TENTANG UMUR MANUSIA
Oleh: Sayyid Abdullah bin Alwi Al Haddad
Penerbit: Mizan
Di mana aku sebelum dilahirkan? Apa tugasku dalam kehidupan dunia ini? Kemana kita pergi setelah mati? Apa yang terjadi dengan umur kita yang semakin hari semakin berkurang ini? Seringkali pertanyaan-pertanyaan demikian mengusik kita. Penjelasan yang cukup menarik untuk kita renungkan mengenai umur manusia ini dijabarkan dalam karya besar ulama dan sufi terkenal Sayyid Abdullah bin Alwi Al Haddad. Dalam karyanya, beliau menjabarkan secara rinci tentang perjalanan hidup manusia, di mana pada intinya kehidupan manusia terbagi pada lima tahapan umurnya:
1. Masa perpindahannya sejak pertama dalam tulang sulbi para ayah dan rahim para ibu sebelum dilahirkan.
2. Masa kehidupan di dunia sejak ia dilahirkan dan diwafatkan oleh Allah SWT.
3. Masa tinggal di alam Barzah sejak wafat hingga dibangkitkan kembali.
4. Masa tinggal di padang Mahsyar sejak dibangkitkan hingga diputuskan amalnya oleh Allah SWT.
5. Masa kehidupan di alam yang kekal dalam kenikmatan surga atau dalam kepedihan neraka.
Apa yang saya postingkan ini adalah 100% berasal dari buku karya beliau, tentunya dengan segala keterbatasan dan kekurangan saya yang masih awam ini. Semoga Allah SWT memberi petunjuk demikian juga para salik sekalian. Amin.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Irfan Budianto (Jazzakumullah khairan katsiran – wrs)
1. UMUR PERTAMA
Saat Allah SWT menciptakan Adam a.s. Dia menyimpankan zurriyat di tulang punggungnya yaitu kaum ahli kanan (ahlul-yamin) dan kaum ahli kiri (ahlul-simal). Allah SWT pernah mengeluarkan semua zurriyat ini dari tulang punggung Adam a.s. pada hari Mitsaaq (hari pengambilan janji manusia untuk mengakui keeasaan dan ketuhanan Allah SWT di Na’man, lembah dekat padang Arafah) sebagaimana firman-Nya dalam Q.S. 7;172 : ” Dan ketika Tuhan kamu mengeluarkan keturunan Adam dari punggungnya dan Ia mengambil kesaksian dari mereka dengan berfirman: ‘Bukankah Aku ini Tuhan kamu ?’ mereka menjawab: ‘Ya, kami menjadi saksi.’ Demikianlah supaya kamu di hari kiamat nanti tidak mengatakan: ‘Kami ini lalai dari perkara itu’”.
Ayat ini membuktikan bahwa zurriyat Adam telah memiliki wujud dan pendengaran namun mereka berada dalam tingkatan wujud yang lain. Bukan pada tingkatan wujud seperti yang tampak pada dunia ini. Dalam riwayat Tirmidzi dari Abu Hurairah disebutkan, ketika Allah SWT mengeluarkan zurriyat dari Adam a.s. lalu dilihat oleh Adam seorang dari mereka gagah perawakannya maka bertanyalah Adam tentang dia, Adam diberitahu bahwa itu adalah anaknya, Daud a.s. lalu Adam bertanya kepada Allah SWT “berapa usia Daud yang telah Engkau tetapkan?” Jawab Allah SWT: ‘ “Enampuluh tahun”. Adam kemudian memohon agar Daud dipanjangkan usianya. Maka Allah SWT berfirman : ” Itulah usianya yang telah Aku tetapkan “. Berkata Adam a.s. : ” Aku ingin menambahkannya empat puluh tahun dari usiaku”. Dan sebelum itu Allah SWT telah menetapkan umur Adam seribu tahun.
Ketika nabi Musa a.s. melihat di dalam Taurat, tersebut suatu umat yang sifat-sifatnya amat menarik dan perilakunya sangat baik dan mulia, beliau bertanya kepada Allah SWT, Siapakah gerangan umat itu ? Siapa nabi yang diutus kepadanya ? nabi Musa memohon supaya umat tersebut menjadi umatnya, maka Allah SWT berfirman: ” Umat itu ialah umat Ahmad (Muhammad) “. Nabi Musa memohon kepada Allah agar menampakkan umat itu kepadanya, kemudian Allah menampakkan umat itu kepada nabi Musa sebagaimana firman Allah SWT : ” Dan tidaklah engkau (Muhammad) berada di dekat gunung Thur (Sina) ketika kami memanggil … ” (QS 28;46).
Hal ini merupakan bukti bahwa zurriyat manusia itu sudah ber”wujud” sebelum lahir di dunia ini. Demikian pula Rasulullah saw., sudah ber”wujud” dengan wujud yang lebih lengkap dan sempurna di dalam tingkatan umur pertama tersebut.
Sedangkan keutamaan umat Muhammad saw (al ummah al-Muhammadiyah) telah banyak disinggung dalam hadist-hadist beberapa di antaranya:
Berkata Wahab bin Munabbih (rahimahullah): ” Ketika Musa a.s. membaca lauh-lauh (papan bertulis), terlihat olehnya sifat-sifat kelebihan umat Muhammad saw., lalu beliau berkata: ‘ Ya Tuhanku siapakah gerangan umat yang dirahmati seperti yang kudapati dalam lauh-lauh ini ?’ maka berfirman Allah SWT: ôItulah umat Muhammad. Mereka rela dengan rezeki sedikit yang aku berikan kepadanya, maka Aku pun rela dengan amalan yang sedikit dari mereka. Akan Aku masukkan mereka ke dalam surga dengan kesaksian Laa ilaaha illallah !
Berkata Musa a.s.: ‘Aku dapati dalam lauh-lauh ini suatu umat yang akan dibangkitkan pada hari kiamat dengan wajah-wajah yang bercahaya laksana bulan purnama. Jadikan lah mereka itu umatku ya Allah!’ berfirman Allah: ‘ Mereka itu adalah umat Muhammad. Aku bangkitkan mereka pada hari kiamat dengan wajah bersinar dan bercahaya disebabkan bekas-bekas wudhu dan sujud mereka’.
Berkata Musa a.s.: ‘Aku dapati dalam lauh-lauh ini suatu umat yang berkain Selendang di pundak dan bersenjatakan pedang di bahu masing-masing. Mereka itu orang-orang yang senantiasa bertawakkal dan dadanya penuh keyakinan. Mereka menyerukan nama Allah di hadapan tiap-tiap rumah Allah untuk berjihad diatas kebenaran, sehingga akhirnya merekapun membunuh Dajjal. Jadikanlah mereka itu umatku!’. Berfirman Allah: ‘ Tidak! mereka itu umat Muhammad.’
Berkata Musa a.s. : ‘Aku dapati di dalam lauh-lauh ini suatu umat yang bershalat lima kali sehari semalam, sehingga terbukalah pintu-pintu langit dan turunlah rahmat bagi mereka. Jadikanlah mereka itu umatku, ya Allah!’ Berfirman Allah : ‘Mereka itu adalah umat Muhammad’
Berkata Musa a.s. : ‘Aku dapati dalam lauh-lauh ini suatu umat yang berpuasa di bulan ramadhan untuk-Mu, lalu Engkau mengampuni segala kesalahan mereka sebelum mereka itu. Jadikanlah mereka itu umatku!’ berfirman Allah: ‘Mereka itu umat Muhammad’
Berkata Musa a.s. : ‘Aku dapati dalam lauh-lauh ini suatu umat yang mengunjungi Baitul Haram (Ka’bah) karena-Mu, tiada keperluan lain kecuali itu. Mereka hanya meratap dan menangisi diri sendiri serta mengumandangkan suara takbir membesarkan nama-Mu. Jadikanlah mereka umatku!’ berfirman Allah: ‘Mereka itu umat Muhammad.’ Musa berkata lagi: ‘Apakah ganjaran mereka atas perbuatan itu?’ jawab Allah: ‘Aku akan menambahkan bagi mereka maghfirah (ampunan) dan akan aku izinkan mereka memberi syafaat (do’a pertolongan) kepada siapa saja yang datang sesudah mereka.’
Berkata Musa a.s. : ‘Aku dapati dalam lauh-lauh ini suatu umat yang memohon ampun atas dosa-dosanya. Mereka menyuapkan suatu makanan ke dalam mulutnya. Belum sampai makanan itu ke dalam perutnya, dosa-dosa itu telah diampunkan oleh Allah. Mereka menyuapkan makanan itu dengan menyebut nama-Mu dan mengakhirinya dengan mengucapkan syukur dan memuji-Mu. Jadikanlah mereka itu umatku!’ berfirman Allah: ‘Mereka itu adalah umat Muhammad.’
Berkata Musa a.s. : ‘Ya Tuhanku! Aku dapati di dalam lauh-lauh ini suatu umat yang apabila bercita-cita untuk melaksanakan suatu kebajikan, kemudian tidak dilaksanakannya, akan dicatatkan satu kebajikan. Tetapi bila dilaksanakan kebajikannya itu dicatatkan baginya sepuluh kali lipat dari kebaikan itu, atau sehingga menjadi tujuh ratus kali lipat pahalanya. Jadikanlah mereka umatku!’ berfirman Allah: ‘Mereka itu adalah umat Muhammad.’
Berkata Musa a.s. : ‘Ya Tuhanku! Aku dapati di dalam lauh-lauh ini suatu umat yang apabila mereka berniat melakukan suatu kejahatan, kemudian tidak dilakukannya, tidaklah dicatatkan baginya suatu dosa. Akan tetapi jika diteruskan cita-citanya itu dengan mengerjakan satu kejahatan barulah dicatatkan baginya satu dosa. Jadikanlah mereka itu umatku!’. Berfirman Allah: ‘Mereka itu umat Muhammad.’
Berkata Musa a.s. : ‘Ya Tuhanku! Aku dapati di dalam lauh-lauh ini suatu umat, mereka itu sebaik-baik manusia. Mereka menyuruh berbuat baik dan melarang perbuatan jahat, jadikanlah mereka itu umatku!’. Berfirman Allah: ‘Mereka itu umat Muhammad.’
Berkata Musa a.s. : ‘Ya Tuhanku! Aku dapati dalam lauh-lauh ini suatu umat yang dibangkitkan pada hari kiamat dalam tiga golongan. Satu golongan akan masuk ke dalam surga tanpa dihisab. Satu golongan lagi akan dihisab dengan hisab yang ringan saja. Dan golongan terakhir disucikan dari segala dosanya, lalu merekapun masuk ke dalam surga. Jadikanlah mereka itu umatku!’. Berfirman Allah: ‘Mereka itu umat Muhammad.’
Berkata Musa a.s. : ‘Ya Tuhanku! Engkau telah menganugerahkan segala kebaikan kepada Muhammad beserta umatnya, maka jadikanlah aku sebagai umatnya!’. Berfirman Allah SWT: “Wahai Musa, sesungguhnya Aku telah memilihmu di antara manusia untuk menyampaikan risalah dan kalam-Ku, maka terimalah apa yang akan Aku berikan kepadamu dan hendaklah engkau menjadi orang-orang yang bersyukur.” (Q.S.7:144)
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. bahwa Rasulullah s.a.w. pada suatu hari bertanya kepada sahabat-sahabatnya: “Apa yang kalian katakan mengenai firman Allah berikut ini :
” Dan tidaklah engkau berada dekat bukit Thur (Shina) ketika Kami menyeru …” (Q.S. 28:46)
‘Allah dan Rasul-Nya sajalah yang lebih mengetahui.’ Maka bersabda beliau: “Ketika Allah berbicara dengan Musa a.s., maka Musa berkata:”Ya Tuhanku adakah Engkau telah menciptakan seorang mahluk yang lebih mulia di sisi-Mu daripda aku ? Engkau telah memilihku di antara banyak manusia dan Engkau berkata kepadaku di gunung Thur Shina.’ Allah berfirman: ‘Wahai Musa, tidakkah engkau mengetahui bahwasannya Muhammad itu lebih mulia di sisi-Ku daripada semua mahluk-Ku? Sudah Kuteliti semua kalbu hamba-Ku, maka tidak Aku dapati satu kalbupun yang lebih merendah daripada kalbumu. Oleh karena itu Aku memilihmu di antara sekalian manusia untuk menyampaikan risalah dan kalam-Ku. Maka hendaklah engkau mati dalam keadaan mengesakan Aku (bertauhid) dan juga dalam mencintai Muhammad saw.’
Berkata Musa a.s.: ‘Ya Tuhanku! adakah di muka bumi ini suatu kaum yang lebih mulia di sisi-Mu daripada kaumku? Engkau telah melindungi mereka dengan awan kemawan. Engkau turunkan Manna dan Salwa dari langit untuk makanan mereka.’ Allah berfirman: ‘Wahai Musa, tidakkah engkau mengetahui bahwasannya kelebihan umat Muhammad atas semua umat yang lain laksana kelebihan-Ku atas sekalian mahluk-Ku?’
Berkata Musa a.s.: ‘ya Tuhanku, izinkanlah aku untuk melihat mereka (umat Muhammad)!’ Allah berfirman:’Engkau tidak akan dapat melihat mereka. Tetapi jika engkau ingin mendengar suara mereka, dapatlah Aku memperdengarkan padamu.’ Berkata Musa: ‘Baiklah, aku mau.’ Befriman Allah SWT: ”Wahai umat Muhammad!’ maka sekalian umat Muhammad menyahut bersama-sama dengan suara yang keras:’Labbaikallahumma Labbaik!’ (kami datang kepada-Mu ya Allah, kami datang), sedangkan ketika itu mereka masih berada dalam tulang sulbi ayah-ayah mereka.”
2. Tahapan umur kedua
Tahapan umur ini memiliki masa permulaan yang agak menyerupai tahapan umur alam Barzakh, yaitu semacam campuran antara beberapa sifat ke-akhiratan yang berkaitan dengan masa setelah kebangkitan dan beberapa sifat ke-duniaan yang dialami oleh manusia sebelum kematiannya. Masa permulaan di sini adalah masa dalam kandungan dan gejala-gejala yang berkaitan dengan masa tersebut.
Disebutkan oleh Allah dalam firman-Nya: ” Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari (sari) tanah. Kemudian Kami jadikan (sari tanah) itu air mani yang tersimpan dalam tempat yang kokoh (rahim). Lalu Kami jadikan air mani itu segumpal darah, lalu gumpalan darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan Kami jadikan gumpalan daging itu tulang belulang, lalu Kami lapisi tulang belulang itu dengan daging. Kemudian Kami bentuk ia jadi mahluk yang lain. Maha Suci Allah, sebaik-baik Pencipta.” (QS: 23;12-14)
Demikian juga Rasullullah telah bersabda: “Sesungguhnya setiap kamu dikumpulkan kejadiannya di dalam kandungan ibu berupa setetes air mani selama empatpuluh hari, kemudian menjadi darah yang beku selama empatpuluh hari pula, kemuidan menjadi segumpal daging selama itu pula. Kemudian Allah mengutus malaikat kepadanya, meniupkan ruh baginya dan memerintahkan menulis empat perkara: rezekinya, ajalnya, amalannya dan kesudahannya, sebagai orang sengsara atau bahagia. Demi Allah yang tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya seseorang dari kamu beramal dengan amalan ahli surga hingga jarak dengan surga hanya sehasta, tapi ia didahului oleh suratan takdirnya dan iapun beramal dengan amalan ahli neraka, sehingga masuklah ia ke dalam neraka. Dan sesungguhnya seseorang dari kamu beramal dengan amalan ahli neraka hingga jarak diantaranya dengan neraka itu hanya sehasta, namun ia didahului oleh takdirnya dan iapaun beramal dengan amalan ahli surga, sehingga masuklah ia ke dalam surga.” (HR Abdullah bin Mas’ud r.a. dalam shahih Bukhari dan Muslim)
Ibnul Jauzi telah membagi umur pada tahapan ini menjadi lima masa:
1. Masa kanak-kanak; dari sejak dilahirkan hingga mencapai umur lima belas tahun
2. Masa muda; dari umur limabelas tahun hingga umur tigapuluh lima tahun
3. Masa dewasa; dari umur tigapuluh lima tahun hingga umur limapuluh tahun
4. Masa tua; dari umur limapuluh tahun hingga umur tujuhpuluh tahun
5. Masa usia lanjut; dari umur tujuhpuluh tahun hingga akhir umur yang ditentukan oleh Allah SWT.
1. Masa Kanak-Kanak
Pada tahapan masa kanak-kanak berlaku masa keringanan dari Allah SWT yaitu belum adanya taklif (beban kewajiban) atas anak-anak untuk mengerjakan sholat dan puasa ataupun kewajiban syara’ (agama) lainnya. Hanya saja para orang tua diwajibkan menyuruh mereka mengerjakannya karena kebaikan dan amal saleh dari anak yang belum baligh selain menjadi amal kebaikannya juga akan menjadi catatan pahala bagi ibu-bapaknya selama kedua orang-tuanya memperhatikan pendidikan dan pemeliharaannya. Jika anak telah mencapai masa baligh dan telah sempurna akalnya yaitu kira-kira umur limabelas tahun maka ia telah menjadi mukallaf. Saat itulah segala kewajiban agama telah berlaku atas dirinya. Kedua malaikat pengawas diperintahkan oleh Allah untuk mencatat segala aktifitas baik lahir maupun bathin-nya.
Sebagaimana firman Allah: “Dan sesungguhnya bagi kamu ada beberapa penjaga. Penulis-penulis yang mulia. Mereka mengetahui apa yang kamu lakukan.” (QS: 82; 10-12)
“Ketika dua malaikat pencatat membuat catatan, satu duduk di sebelah kanan dan satu di sebelah kiri. Tiada yang diucapkan, satu perkataanpun, melainkan ada di dekatnya (malaikat) pengawas yang selalu hadir.” (QS. 50; 17-18)
Malaikat ini akan mendampingi dan hadir pada hari kiamat di hadapan pengadilan Allah SWT dan keduanya menjadi saksi baginya. “Dan datanglah setiap orang bersama (malaikat) pengiring dan (malaikat) penyaksi.” (QS. 50; 21)
2. Masa Muda
Pada tahapan masa muda terjadi banyak perubahan baik secara fisik maupunnon-fisik (pubertas). Pada masa ini akan dipenuhi dengan semangat dan kekuatan serta memuncaknya vitalitas. Masa muda ini merupakan kesempatan untuk memperbanyak amalan-amalan serta kebaikan-kebaikan. Namun kecenderungan yang terjadi adalah sebagian besar memanfaatkannya untuk pemuasan nafsu kedunia-an. Dalam hal ini Rasullullah saw telah mengingatkan: “Rebutlah lima perkara sebelum terjadi lima perkara: Masa mudamu sebelum tiba masa tuamu, masa sehatmu sebelum tiba masa sakitmu, masa lapangmu sebelum tiba masa sibukmu, masa kayamu sebelum masa miskinmu dan masa hidupmu sebelum tiba masa ajalmu.” (HR. Al-Hakim, Baihaqi, Ibnu Abi’ddunia, Ibnul-Mubarrak) “Takkan bergeser kedua kaki manusia pada hari kiamat sampai selesai ditanya tentang empat perkara:
1. Tentang umurnya, untuk apa dihabiskan
2. Tentang masa mudanya, untuk apa dipergunakan
3. Tentang hartanya, dari mana diperoleh dan untuk apa dibelanjakan
4. Tentang ilmunya, apa yang sudah diperbuat dengannya. ” (HR. Tirmidzi)
3. Masa Dewasa
Sedangkan apabila seseorang telah mencapai masa dewasa, Allah SWT memberikan karunia hikmah dan kebijaksanaan sehingga kelihatan padanya berbagai ketaatan dan menujukan hatinya kepada Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT: ” Dan setelah menjadi dewasa dan cukup umurnya, Kami anugerahkan kepadanya hikmah dan ilmu pengetahuan. Demikianlah Kami memberi balasan bagi orang-orang yang melakukan kebajikan. ” (QS. 28;14)
” … sehingga apabila dia telah dewasa dan mencapai umur empatpuluh tahun, berkatalah ia: ‘Ya Tuhanku, tunjukilah aku jalan untuk mensyukuri nikmat yang telah Engkau karuniakan kepadaku dan kedua ibu-bapakku, dan doronglah aku untuk berbuat amal saleh yang Engkau ridhai …” (QS. 46;15)
as-Syaikh al-Arif Abdul Wahhab bin Ahmad as-Sya’rani dalam kitabnya al-Bahrul-Maurud menyebutkan: “Telah diambil janji-janji dari kita, bahwa apabila kita telah mencapai umur empatpuluh tahun, hendaklah bersiap-siap dengan melipat kasur-kasur dan selalu ingat bahwa kita sekarang sedang dalam perjalanan menuju akhirat pada setiap nafas yang kita tarik sehingga tidak akan lagi merasa tenang hidup di dunia. Di samping itu hendaknya kita menghitung setiap detik dari umur kita sesudah melebihi empat puluh tahun, sebanding dengan seratus tahun sebelumnya.”
Imam Syafi’i (rahimahullah), setelah mecapai umur empat puluh tahun, berjalan dengan sebatang tongkat kayu. Ketika ditanya sebabnya, beliau berkata: “Supaya aku senantiasa ingat bahwa aku adalah seorang musafir yang sedang berjalan menuju akhirat.”
Berkata Wahab bin Munabbih: ” Aku baca dalam beberapa kitab, bahwasanya ada suatu suara menyeru dari langit ke-empat pada setiap pagi: ‘ Wahai orang-orang yang telah berusia empatpuluh tahun! kamu adalah tanaman yang telah dekat dengan masa penuaiannya. Wahai orang-orang yang telah berusia limapuluh tahun! Sudahkah kamu ingat tentang apa yang telah kamu perbuat dan apa yang belum? Wahai orang-orang yang telah berusia enampuluh tahun! Tidak ada lagi dalih bagimu. Oh, alangkah baiknya seandainya semua mahluk tidak diciptakan! Atau jika mereka telah diciptakan, seharusnya mereka mengetahui, mengapa mereka diciptakan. Awas, saatmu telah tiba! Waspadalah! ”
4. Masa Tua
Setelah mencapai tahapan umur dewasa maka manusia akan beralih kepada umur tua. Dalam tahapan ini akan nampak tanda-tanda kelemahan seseorang. Tahapan umur ini oleh Rasullullah saw. dinamakan ‘pergulatan dengan maut’, yaitu masa-masa umur enampuluhan hingga tujuhpuluhan. Dalam hal ini beliau bersabda: “Masa penuaian umur umatku dari enampuluh hingga tujuhpuluh tahun”. (HR. Muslim & Nasa-i)
Rasullullah saw., sahabat Abubakar, Umar dan Ali ra. juga diwafatkan oleh Allah SWT pada kisaran usia ini. Umat sekarang ini tergolong umat yang berumur pendek dibandingkan dengan umat-umat terdahulu. Diriwayatkan bahwa ketika sebagian dari bani Adam meninggal dunia pada umur kurang lebih duaratus tahun, maka banyaklah mahluk yang merasa simpati terhadapnya, karena telah meninggal dalam usia yang muda. Diriwayatkan lagi bahwa Rasullullah saw. ketika merasakan umur umatnya terlalu pendek bila dibandingkan dengan umat sebelumnya, beliaupun memohon dan bertadharru’ kepada Allah SWT, mengadukan bahwa tidak cukup waktu bagi umatnya untuk memperbanyak ketaatan kepada Allah SWT dan menambah amalan untuk akhiratnya. Maka Allah SWT menganugerahkan kepadanya kepada umat Muhammad malam Lailatul Qadar yang lebih utama dari seribu bulan, untuk memanjangkan nilai umur mereka dan menambah pula pahala dan kebajikan mereka sedemikian rupa. Maka bila beribadah dan munajat kepada Allah SWT pada malam Lailatul Qadar itu, ia seperti beribadah selama seribu bulan yang setara dengan 83 tahun 4 bulan. Demikianlah perhatian Rasullullah saw. yang sangat besar dalam memperjuangkan nasib umatnya.
Telah diriwayatkan bahwa orang pertama yang beruban ialah Nabi Ibrahim a.s. Ketika beliau melihat rambut putih itu beliau bertanya: “Wahai Tuhanku, apa ini?”. Allah menjawab: ” Ini (tanda) kewibawaan.” Berkata Ibrahim: “Tuhanku, tambahkanlah itu bagiku!” Berkata Al-Khatib Ibnu Nutabah: “Sesungguhnya uban itu laksana perbatasan hidup yang tak dapat disekat, kerusakannya tidak dapat diperbaiki oleh zaman. Ia adalah cahaya yang muncul bersama dengan surutnya nafas seseorang, yang akan memimpin seseorang ke tempat onggokan tulang-belulang. Oleh karena itu semoga Allah merahmatimu, jangan membakar cahaya ubanmu dengan api-api dosamu!”
Bersabda nabi Muhammad saw. dalam sebuah hadist Qudsi: “Telah berfirman Allah SWT:’Demi kemuliaan-Ku, kebesaran-Ku, dan kebutuhan sekalian mahluk-Ku kepada-Ku, sesungguhnya Aku merasa malu menyiksa hamba-Ku, baik lelaki maupun wanita yang telah beruban karena mencapai umur tua di dalam Islam’. Kemudian Rasullullah saw. menangis . Lalu ditanyakan kepadanya:”Apa sebab engkau menangis, ya Rasullullah ?” Jawab beliau: “Aku menangisi orang tua yang Allah malu kepadanya, sedang dia tidak malu kepada Allah SWT.”
Sekali peristiwa, Ma’an bin Zaidah datang menghadap Khalifah al-Ma’mun, lalu Khalifah bertanya: “Bagaimana keadaanmu setelah menjadi tua seperti ini?” Jawabnya: “Aku mudah tersungkur hanya karena tersandung sebuah kerikil, dan dapat diikat hanya dengan sehelai rambut.” Tanya Khalifah :”Bagaimana halnya dengan makan minum dan tidurmu?” Jawabnya:”Bila aku lapar, aku menjadi marah, bila aku makan aku bosan, bila dalam majlis aku mengantuk, bila di atas tempat tidur mataku terbuka!”. Tanya Khalifah selanjutnya:”Bagaimana halmu dengan wanita ?” Jawabnya: ‘Yang tua dan buruk aku tidak ingin kepadanya, yang cantik molek tidak suka kepadaku!” Kata Khalifah selanjutnya:” Orang sebijak engkau ini tidak patut menjadi tua” (dari kitab Rabi’ul-Abraar)
Berkata Imam Ghazali dalam uraiannya untuk mengingatkan pada orang-orang yang sudah tua: “Jika anda katakan bahwa mati itu tidak akan terjadi kecuali disebabkan karena sakit dan jarang sekali ia datang dengan tiba-tiba, ketahuilah benar-benar bahwasannya mati itu adakalanya terjadi dengan tiba-tiba. Dan apabila anda sakit, maka anda tidak akan mampu lagi mengerjakan amal-amal saleh sedangkan itu bekal untuk akhirat kelak”.
Allah SWT berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu dilalaikan oleh harta dan anak-anakmu dari mengingat Allah. maka barang siapa melakukan yang demikian, mereka itulah orang-orang yang rugi. Dan belanjakanlah rezeki yang kami berikan kepadamu sebelum maut datang menjumpai seseorang dari kamu; Lalu berkata:’Tuhanku Kalau dapat Engkau tangguhkan matiku sebentar saja, niscaya aku akan memberi sedekah dan aku akan menjadi orang-orang yang mengerjakan kebaikan.’ Allah tidak akan memberi tangguh kepada seseorang apabila telah sampai ajalnya, dan Allah Maha Mengetahui segala yang kamu kerjakan.” (QS 63:9-11)
Rasullullah saw. pernah ditanya: “Adakah orang lain yang akan dibangkitkan bersama para syuhada?” Jawab beliau: “Ya, mereka itulah yang mengingat mati sebanyak duapuluh kali dalam sehari semalam.” Di lain peristiwa beliau menjawab: “Merekalah yang banyak mengingat mati dan selalu bersiap-siap menyambutnya. Merekalah orang-orang bijak, yang meninggalkan dunia dengan penuh kehormatan dan tiba di akhirat dengan penuh kemuliaaan.”" (HR Ibnu Majah dan Ibnu Abi’ddunia)
Dalam sebuah hadist dijelaskan: “Anggaplah dirimu di dunia ini sebagai seorang asing atau musafir lalu, dan anggaplah dirimu sebagai seorang diantara penghuni kubur”. (HR Bukhari)
Rasullullah saw bersabda: “Apalah arti dunia bagiku. Hubunganku dengan dunia ini laksana seorang pengendara yang sedang berjalan di panas terik, tiba-tiba kelihatan olehnya sebatang pohon, lalu iapun berteduh sejenak dibawahnya, sesaat kemudian ia pergi lagi dan meninggalkannya.” (HR Tirmidzi)
Sehubungan dengan uraian Al-Ghazali mengenai kematian seseorang yang disebabkan oleh sakit, Rasullullah saw mengajurkan supaya orang yang sedang sakit banyak beristighfar mengingat Allah sebab ia tidak tahu barangkali ia akan mati karena sakit tersebut. Sekali waktu Rasullullah saw menjenguk seorang yang sedang sakit dan beliau bertanya kepadanya: “Bagaimana perasaanmu?” Jawabnya:”Aku meletakkan sepenuh harapan kepada Tuhanku dan aku selalu cemas tentang dosa-dosaku”. Maka berkatalah beliau:”Selama kedua sifat ini terkumpul dalam hati seorang muslim, sedang ia dalam keadaan kritis, maka Allah akan mengabulkan semua yang diharapkan dan meyelamatkan dari semua yang ditakutinya.” (HR Tirmidzi)
Dalam hadist lain disebutkan: “Seseorang hamba muslim, ketika menghadapi maut akan digembirakan dengan rahmat Allah dan karunia-Nya, sehingga ia ingin sekali bertemu dengan Allah SWT dan Allah SWT pun ingin bertemu dengannya. Sebaliknya seorang munafik ketika menghadapi maut akan dipertakuti dengan azab Allah SWT., maka ia tak ingin bertemu dengan Allah SWT dan Allah SWT pun tak ingin bertemu dengannya. Maka kaum mukminin yang penuh dengan takwa akan digembirakan oleh rahmat Allah SWT ketika hendak keluar dari dunia ini sehingga ruh-ruh mereka hampir-hampir akan terbang dari jasad mereka karena sangat rindu akan Tuhannya dan ingin sekali untuk segera menemui-Nya disaat para malaikat memberi salam kepada mereka menggembirakan mereka dengan surga dan jaminan bahwa mereka tidak akan ketakutan dan tidak akan pula bersedih hati sebagaimana dalam firman Allah: “Orang-orang yang diwafatkan oleh malaikat dalam keadaan baik (kepada mereka dikatakan): ‘Selamatlah kamu! Masuklah ke dalam surga disebabkan amal baik yang telah kamu kerjakan’” (QS 16:32) (HR Bukhari & Muslim)
Beberapa do’a yang dianjurkan oleh Rasullullah saw dibaca pada saat sakit diantaranya adalah: “Laa ilaaha illa anta subhanaka inni kuntu minadh dholimiin” ‘Tiada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau. Sungguh aku ini tergolong orang-orang yang aniaya’. Dalam satu riwayat disebutkan bila membaca do’a ini sebanyak 40 kali lalu ia meninggal karena penyakitnya itu maka ia sama dengan mati syahid.
Dari Anas ra. berkata bahwa Rasullullah saw. bersabda mengenai perjalanan manusia dari bayi hingga mencapai umur baligh: “Segala kebajikan yang dikerjakannya akan dicatat pahalanya untuk kedua orang tuanya. Jika ia melakukan kesalahan tidaklah dicatat baginya suatu dosa dan tidak pula bagi kedua orang tuanya. Apabila ia telah baligh dan qalam mulai mencatat perbuatannya, maka Allah SWT akan memerintahkan kedua malaikat yang bersamanya untuk memelihara serta membenarkan langkahnya. Apabila ia mencapai umur 40 tahun sebagai seorang muslim, maka Allah akan memeliharanya dari tiga penyakit yaitu gila, lepra, dan sopak (belang). Apabila ia mencapai umur 50 tahun, Allah akan meringankan hisabnya. Apabila ia mencapai usia 60 tahun, Allah memudahkan baginya untuk kembali kepada-Nya dalam hal-hal yang disukai-Nya. Apabila ia mencapai umur 70 tahun, niscaya ia akan dicintai seluruh penghuni langit. Apabila ia mencapai usia 80 tahun Allah akan mencatatkan segala kebajikan baginya dan mengampuni segala kejahatannya. Apabila ia mencapai umur 90 tahun Allah akan mengampuni segala dosa-dosanya yang terdahulu dan dosanya yang akan datang dan mengizinkannya memberi syafaat pada semua ahli rumahnya dan ia selalu dibawah pengawasan Allah SWT. Apabila ia mencapai usia yang tua renta (pikun), sehingga tidak mengetahui lagi apa yang dahulu pernah ia ketahui, maka Allah SWT akan mencatatkan segala kebajikan yang pernah dilakukan pada masa sehatnya dulu dan bila ia berbuat suatu dosa maka tidaklah akan dicatatkan lagi baginya sesuatupun.”
Sekali peristiwa seorang jenazah lewat di hadapan Rasullullah beliau berkata: “Bebas atau membebaskan!” beliau ditanya:”Wahai Rasulullah Apa maksud bebas atau membebaskan?” Beliau menjawab:”Seorang mukmin yang meninggal dunia akan bebas dari gangguan dunia dan penderitaannya, menuju kepada rahmat Allah. Sedangkan kematian seorang fajir (durhaka) akan membebaskan seluruh hamba Allah, negara, pepohonan dan binatang dari gangguannya.” (HR Bukhari dan Muslim)
Berkata Rasulullah saw. kepada Abu Dzar: “Wahai Abu Dzar! Sesungguhnya dunia ini adalah penjara bagi orang mukmin sedang kubur adalah tempat aman baginya dan surga adalah tempat tujuannya.” Wahai Abu Dzar sesungguhnya dunia ini adalah surga bagi orang kafir, sedang kubur adalah tempat siksaannya dan neraka adalah tempat tujuannya.”
Berkata Ibnu Abbas ra.: “Sekiranya anda lihat seseorang sedang menghadapi maut maka gembirakanlah agar ia menemui Tuhannya dengan mnyimpan sangkaan baik terhadap-Nya. Tetapi selama hidup pertakutilah ia dengan hukuman Allah.”
Imam Ali ra. berkata: “Apabila seorang mukmin meninggal dunia, tempat shalatnya di bumi akan menangisinya dan tempat naik amalannya ke langit pun akan menangisinya pula”
Bersabda Rasulullah saw: “Siapa saja yang matinya di penghujung Ramadhan maka ia masuk surga. Siapa saja yang matinya di penghujung hari Arafah, maka ia masuk surga. Dan siapa yang matinya tepat saat ia selesai bersedekah, maka ia masuk surga.” “Barang siapa meninggal dunia pada malam Jum’at atau hari Jum’at, maka ia akan terlindung dari siksa kubur, dan di hari kiamat ia akan datang dengan tanda-tanda para syuhada padanya.”
3. UMUR KETIGA
Tahapan umur ketiga dimulai yaitu saat manusia meninggalkan dunia ini, hingga ia dibangkitkan dari kubur dengan tiupan sangkakala. Ini dinamakan alam Barzakh. Berfirman Allah SWT: “… Dan di belakang mereka ada Barzakh sampai hari mereka dibangkitkan.” (QS 23:100)
Jasad atau tubuh akan ikut merasakan kenikmatan dan kesengsaraan ketika masih hidup, dan hancur luluh saat mati namun ruh akan tetap kekal, sedangkan yang menjadi saksi keberadaan kita hanyalah ajbudz-dzanab (tulang-ekor) dan dari inilah tubuh manusia akan dihimpun kembali dan menuju tempat kebangkitan.
Lain halnya dengan jasad para Nabi, mereka dikecualikan dari semua ini dan mereka tetap hidup dalam kubur. Demikian pula para syuhada yang gugur dalam jihad.
“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang terbunuh di jalan Allah itu mati bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhan mereka dengan mendapat rezeki.” (QS 3:169)
Dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa bahwa ruh para syuhada tersebut bersemayam dalam perut burung-burung yang berwarna hijau, berterbangan di dalam surga dan tinggal di dalam lampu-lampu yang tergantung di ‘Arsy. (HR Tirmidzi)
Sedangkan bagi keluarga dan sahabat yang ditinggal mati saudaranya maka mereka berkewajiban: Mengantarkan jenazah sampai ke kuburnya. “Orang yang mengantar jenazah seorang Muslim hingga dishalatkan, maka baginya satu qiraat pahala. Jika ia menunggu sampai jenazah itu dikuburkan, ia mendapat dua qiraat. Dan setiap satu qiraat nilainya sebesar gunung Uhud.” (HR Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi) “Barangsiapa mengantarkan jenazah saudaranya yang Muslim, maka Allah akan memerintahkan para malaikat untuk mengantarkan jenazahnya dan menyembahyangkannya kelak apabila ia mati.” HR Bukhari dan Nasa-i) Mempercepat pengurusan jenazah “Apabila pengurusan jenazah telah selesai dan bila ia sedang dipikul orang banyak (ke kubur), maka bilamana ia adalah jenazah orang yang saleh, ia akan berkata: ‘Segerakanlah aku, segerakanlah aku ke kubur. Tetapi bilamana ia bukan seorang yang saleh, ia akan berkata:’Celaka aku! ke mana kalian akan membawaku pergi ?’ (HR Bukhari dan Nasa-i)
Bersabda Rasulullah saw: “Percepatlah (mengurus) jenazah. Jika ia termasuk manusia saleh maka sebaiknya kamu menyegerakannya ke kubur agar ia segera menjumpai kebaikan yang tersedia baginya. Jika ia bukan manusia saleh maka ia adalah suatu bencana yang sebaiknya kamu hindarkan dari atas pundakmu.” (HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi)
Seorang jenazah mengenali dan merasakan siapa yang memandikan, mengafani dan menurunkannya ke liang lahat. Diriwayatkan bahwa ruh orang mati itu berada dalam genggaman malaikat yang mengiringi jenazah itu dan mendengar segala yang dikatakan orang tentang si jenazah tersebut. (HR. Ahmad)
Apabila lubang kubur telah rata dengan tanah hendaklah jenazah tersebut didoakan karena ia sedang berhadapan dengan malaikat Munkar dan Nakir yang akan menanyakan kepadanya tentang Siapa Tuhannya? Apa agamanya? dan Siapa Nabinya? Orang yang diberi keteguhan dan rahmat oleh Allah akan mudah menjawab pertanyaan tersebut namun orang yang sering lalai dalam mengingat Allah akan menerima siksa kubur dengan berbagai adab. (HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Tirmidzi)
Bersabda Rasulullah saw.: “Tiada pemandangan yang pernah kulihat lebih menyeramkan daripada kubur.” Usman bin Affan ra., setiap kali berada di kuburan selalu mengucurkan airmata hingga membasahi janggutnya. Ketika beliau ditanya orang:”Bila mengingat surga dan neraka, anda tidak pernah menangis seperti ini, apa sebabnya?” maka beliau berkata:”Saya pernah mendengar Rasulullah bersabda: “Kubur itu adalah tempat pemberhentian pertama dari tempat-tempat di akhirat. Siapa selamat di situ maka setelah itu semuanya akan menjadi lebih mudah dan ringan baginya. Tetapi siapa gagal, maka tempat-tempat setelah itu akan dirasa lebih berat.”
“Sesungguhnya di dalam kubur itu akan dijumpai himpitan. Jika ada orang yang bisa selamat daripadanya,maka selamatlah Sa’ad bin Mu’adz daripadanya.” (Sa’ad bin Mu’adz adalah seorang sahabat besar yang menurut sebuah riwayat yang menyebabkan terguncangnya ‘Arsy ketika beliau meninggal)
Siksa Kubur
Diberitahukan bahwa siksa kubur itu disebabkan tiga hal yaitu: Ghibah (pergunjingan), Namimah (Fitnah) dan tidak cukup membersihkan diri dari kencing. Hal ini tersebut pada sabda Nabi: “Kebanyakan siksa kubur disebabkan tidak cukup membersihkan diri dari kencing.”
Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw. pernah mendengar dua orang laki-laki sedang disiksa di dalam kubur mereka, lalu beliau meminta setangkai ranting pohon kurma dan ditancapkannya di atas kubur tersebut seraya berkata:”Semoga mereka berdua diringankan dari siksa selama ranting-ranting ini masih segar. Sesungguhnya kedua orang itu disiksa bukan karena berbuat dosa besar. Seorang di antara keduanya suka melontarkan fitnahan dan yang satu lagi tidak memelihara kebersihan diri dari kencing.”
Diriwayatkan bahwasannya Sa’ad bin Ubadah r.a. berkata kepada Rasulullah saw.: “Sesungguhnya ibuku meninggal dunia secara tiba-tiba. Sekiranya ia masih sempat berbicara niscaya ia akan bersedekah. Dapatkah aku bersedekah untuknya..?” Beliau menjawab: “Ya!” Maka Sa’ad pun menggali sebuah sumur dan menyedekahkannya atas nama ibunya. (HR. Bukhari, Muslim, Nasa-i, Abu Daud dan Ahmad)
Berkata seorang laki-laki kepada Rasulullah saw.: “Ya Rasulullah! Ibu-Bapakku telah meninggal dunia, adakah suatu bakti yang dapat kulakukan untuk mereka?” Jawab Rasulullah: “Empat hal yang dapat kau lakukan: berdo’a dan beristighfar bagi keduanya, melaksanakan pesan-pesan mereka, berbuat baik kepada kawan-kawan mereka dan menghubungkan tali silaturrahmi yang tidak bersambung kecuali karena dengan perantaraan keduanya.” Rasulullah saw. juga pernah bersabda: “Kalau tidak karena adanya orang yang hidup, maka binasalah orang yang telah mati.” Pernyataan beliau mempunyai maksud bahwa selamatlah orang yang telah mati karena adanya do’a dan istighfar dari orang yang masih hidup.
Bersabda Rasulullah saw.: “Umatku adalah umat yang dirahmati. Mereka masuk ke dalam kubur dengan dosa-dosa setinggi gunung dan keluar dari sana dalam keadaan terampuni segala dosanya, yaitu dengan adanya istighfar, sedekah, do’a dan bacaan Al-Qur’an yang dilakukan orang-orang yang hidup untuk mereka. Para malaikat membawa semua itu dalam pinggan-pinggan besar terbuat dari cahaya yang ditutup dengan kain sutra sambil berkata kepada mereka yang menrimanya:’Inilah hadiah yang dikirim si Fulan untukmu.’ Maka si penerima akan merasa senang dan gembira.”
Ziarah Kubur
Ziarah kubur merupakan sunnah Rasul, telah bersabda beliau: “Ziarahilah kubur-kubur karena yang demikian itu mengingatkan kamu akan mati.” “Dahulu aku melarang kamu ziarah ke kubur maka sekarang ziarahlah, karena hal itu akan menjadikan kamu zuhud di dunia dan mengingatkan kamu akan akhirat.” (HR. Muslim, Tirmidzi, Abu Daud dan Nasa-i)
“Tiada seorangpun yang menziarahi kubur saudaranya dan duduk di sisinya, melainkan ia (si penghuni kubur) akan merasa tentram dan senang kepadanya dan ruh-nya dikembalikan ke tempat itu sampai yang berziarah itu bangun dari duduknya.” (HR. Ibnu Abi’ddunia)
“Mayit di dalam kubur akan merasa tentram dan senang sekali apabila orang yang sangat dicintainya di dunia dahulu datang menziarahinya.”
Apabila sedang berziarah atau melewati kuburan dianjurkan untuk membaca do’a: “Assalamualaikum daaroqawmin mu’miniina wa atakum maa tuu’aduna ghadan mu’ajjaluuna wa inna insya’allaahu bikum laa hiquuna antum lanaa salafun wanahnu lakum taba’un nas’alullaaha lanaa walakumul’afiyah allaahummaghfirli lana walahum.ö ”
Salam sejahtera atas kamu, wahai penghuni tempat kaum mukminin. Esok akan datang kepadamu apa yang telah dijanjikan. Kamu telah pergi dan kami insya Allah akan menyusulmu. Kamu adalah orang-orang yang terdahulu dan kami adalah orang yang mengikuti kemudian. Kami memohon keselamatan bagi kami dan kamu. Ya Allah, ya Tuhan kami! Berilah ampunan bagi kami dan bagi mereka.” (HR. Muslim dan Tirmidzi)
Bersabda Rasulullah saw.: “Sesungguhnya semua amalan kamu ditunjukkan kepada keluarga dan kerabat kamu yang sudah mati. Jika amalan itu baik, mereka bergembira. Tapi jika amalan itu buruk, maka mereka berseru kepada Allah SWT:”Ya Allah, ya Tuhanku! janganlah Engkau wafatkan mereka sehingga Engkau memberi mereka petunjuk, sebagaimana engkau memberi kami.”
“Amalan-amalan manusia dihadapkan kepada Allah SWT. pada tiap-tiap hari Senin dan Kamis. Juga kepada para nabi dan ibu-bapak pada tiap-tiap hari Jum’at. Mereka akan bergembira melihat kebaikan-kebaikannya, wajah-wajah mereka akan bertambah dengan nur dan cahaya. Maka hendaklah kamu sekalian bertakwa kepada Allah dan jangan sekali-kali menimbulkan gangguan bagi orang-orang yang telah mati diantara kamu.”
Ketahuilah bahwasannya seluruh mahluk akan berkumpul di Barzakh pada masa antara dua tiupan sangkakala sebab di waktu itu sudah tidak ada lagi mahluk yang hidup, semuanya telah mati. Allah SWT berfirman: “Dan ditiupkanlah sangkakala, maka matilah semua yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah.” (QS. 39:68) “Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka.” (QS. 36:51) Inilah yang disebut dengan kiamat (kebangkitan) pertama yang sesudah itu akan akan berlangsung kiamat (kebangkitan) kedua yaitu semua yang mati akan dihidupka kembali atas izin Allah SWT. “… Kemudian ditiuplah sangkakala itu sekali lagi maka merekapun bangkit dan menunggu.” (QS. 39:68) Dan jarak diantara kedua tiupan sangkakala tersebut masanya kurang lebih empatpuluh tahun.
Bersabda Rasulullah saw.: “Akan muncul Dajjal di antara umatku, maka ia akan tinggal selama empatpuluh.” (Perawi hadist ini bimbang dengan maksud dari empatpuluh tersebut mungkin empatpuluh hari, empatpuluh bulan atau empatpuluh tahun) “Kemudian Allah SWT akan membangkitkan kembali Isa bin Maryam as. dan ia menyerupai Urwah bin Mas’ud ats-Tsaqafi ra. maka dialah yang akan mencari Dajjal dan membinasakannya. Sesudah itu semua mahluk akan hidup selama tujuh tahun, tidak ada permusuhan antara satu dengan yang lain. Kemudian Allah SWT akan mendatangkan angin sejuk dari arah negeri Syam, yang mewafatkan setiap orang yang di dalam hatinya bersemayam iman dan kebaikan walaupun sebesar dzarrah. Sehingga andaikata seseorang dari kamu mencoba melarikan diri ke perut gunung, angin sejuk itu akan mewafatkanmu juga. Maka yang tinggal pada masa itu hanyalah orang-orang jahat selincah burung, seganas binatang buas, tidak pernah mengenal kebajikan, dan tidak pula mencegah kemunkaran. Setan pun akan menjelma dalam tubuh mereka seraya berkata kepada mereka: “Tidaklah kalian mau menerima seruanku?” Mereka lalu menjawab: “Kami masih belum tahu apa yang diperintahkan kepada kami.” Maka setan akan menyuruh mereka agar menyembah berhala-berhala terbenam dalam kekayaan harta dan kemewahan hidup dunia.
Kemudian ditiuplah sangkakala dan setiap orang yang mendengar akan berpaling dan mengangkat lehernya (mencari suara itu). Kemudian semua manusia tersentak pingsan, setelah itu Allah SWT menurunkan hujan rintik-rintik seperti embun dan hiduplah kembali manusia. Ketika itu sangkakala ditiup untuk kedua kalinya lalu semua mahluk akan bangkit dan menunggu. “Kami biarkan mereka di hari itu bercampur-aduk antara satu dengan yang lain, kemudian ditiup lagi sangkakala lalu Kami kumpulkan mereka itu semuanya.” (QS. 18:99)
Kemudian dikatakan kepada semua yang ada di situ: “Wahai manusia sekalian! Kemarilah kepada Tuhan kamu.”
“Dan tahanlah mereka sekalian, sesungguhnya mereka akan ditanya.” (QS. 37:24)
Kemudian terdengar suara:”Sisihkanlah dari kelompok yang akan dilemparkan ke dalam api neraka itu!” Suara lain bertanya: “Berapa … berapa …?” Maka dijawab:”Dari tiap seribu orang sisihkan sembilan ratus sembilanpuluh sembilan orang.” Merekapun lalu dipanggil satu persatu dan itulah hari yang tersebut dalam firman Allah SWT:”Pada hari betis disingkapkan…” (QS. 68:42) ” … hari dimana anak-anak kecil beruban.” (QS. 73:17)
Bersabda Rasulullah saw.: “Tak seorangpun yang mengucapkan:’Laa ilaaha illallah’ masih hidup ketika hari kiamat tiba.” “Maka yang tinggal hanyalah orag-orang jahat belaka. Mereka berselisih sendiri laksana keledai-keledai yang sedang berkelahi. Atas mereka inilah akan terjadi kiamat.”
Bersabda Rasulullah saw.: “Pada hari kiamat Allah SWT akan menggenggam bumi dan melipat langit dengan tangan kanan-Nya lalu berkata:’Aku adalah Raja DiRaja’ Di manakah raja-raja di bumi?” (HR. Bukhari, Muslim)
“Allah akan melipat lapisan langit di hari kiamat, lalu menggenggamnya dengan ‘tangan kanan’-Nya seraya berkata: ‘Aku adalah Raja DiRaja! dimanakah para raja yang mengagungkan diri? Dimanakah orang-orang yang menyombongkan diri?’ Kemudian Dia melipat bumi dengan ‘tangan kiri’-Nya seraya berkata: ‘Akulah Raja DiRaja! dimanakah para raja yang mengagungkan diri? Dimanakah orang-orang yang menyombongkan diri?” (HR. Muslim) “Di suatu masa Islam akan luntur sebagaimana pakaian menjadi luntur, sehingga tiada lagi orang yang mengetahui apa itu puasa, apa itu sembahyang, apa itu haji dan apa itu sedekah. Maka diangkatlah Al-Qur’an pada suatu malam, dan tidak ada satu ayatpun yang masih ada di muka bumi. Dan akan tinggal beberapa kelompok manusia, diantaranya orang-orang tua renta yang tidak berdaya lagi dan mereka itu berkata:’Kami dapati bapak-bapak kami mengucapkan ‘laa ilaaha illallah’, maka kamipun mengucapkannya.”
Tanda-tanda kiamat
Berkata Rasulullah saw.: “Kamu takkan melihat hari kiamat hingga kamu melihat sepuluh tandanya terlebih dahulu; ‘terbitnya matahari dari arah tenggelamnya, datangnya dukhan (asap), lalu Dajjal, lalu dabbah (binatang yang berkata-kata), lalu tiga gerhana (gerhana di timur, di barat dan di semenanjung Jazirah arab), munculnya Isa a.s., Ya’juj dan Ma’juj, dan terakhir adalah api yang keluar dari bumi Aden di Yaman.” (HR. Muslim, Tirmidzi, Abu Daud dan Nasa-i)
Kedatangan hari kiamat hanya Allah SWT sajalah yang tahu; “…Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu hanyalah pada Tuhanku; tidak ada seorangpun yang dapat mengungkapkan waktu kedatangannya selain Dia …” (QS. 7:187)
“…Dan pada-Nyalah pengetahuan tentang hari kiamat.” (QS. 43:85)
4. UMUR KEEMPAT
Tahapan umur ke empat dimulai sejak kebangkitan manusia dari kuburnya untuk menghadap pengadilan Tuhan, hingga saat masuknya ahli surga ke dalam surga dan ahli neraka ke dalam neraka.
Ini akan terjadi saat Allah SWT memerintahkan kepada malaikat Israfil a.s. untuk meniup sangkakala yang kedua kalinya. “Dan ditiuplah sangkakala, maka merekapun bangkit dari kubur masing-masing lalu datang bergegas menuju Tuhan mereka.” (QS. 36:51)
“…Kemudian ditiupkan (sangkakala) sekali lagi maka merekapun tegak berdiri sambil menunggu.” (QS. 39:68)
“Orang-orang yang kafir itu mengira bahwa mereka tidak akan dibangkitkan. Katakanlah: ‘Ya! Demi Tuhanku, kamu tetap akan dibangkitkan kemudian diberitahu segala yang telah kamu kerjakan, dan yang demikian itu adalah mudah sekali bagi Allah.” (QS. 64:7)
“Penciptaan dan pembangkitan kamu oleh Allah hanyalah seperti (menciptakan) satu jiwa saja. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (QS. 31:28)
“Tidakkah mereka perhatikan, bagaimana Allah memulai ciptaan kemudian mengulanginya? Sesungguhnya yang demikian itu mudah saja bagi Allah. Katakanlah:’Berjalanlah di muka bumi dan perhatikanlah, bagaimana Allah memulai ciptaan, kemudian Ia mengulangi penciptaan itu sekali lagi. Sesungguhnya Tuhan Berkuasa atas segala sesuatu.” (QS. 29:19-20)
“Dan sesungguhnya saat (kiamat) itu pasti tiba, tidak ada keraguan padanya, dan sesungguhnya Allah akan membangkitkan orang yang di dalam kubur.” (QS. 22:7)
“Diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya (ialah) bahwa engkau lihat bumi itu tandus dan kering, tetapi setelah Kami turunkan hujan di atasnya, iapun bergetar dan mengembang. Sesungguhnya Dia yang menghidupkan (bumi yang mati) itu, Dialah pula yang pasti dapat menghidupkan orang-orang yang mati. Sungguh Dia Berkuasa atas segala sesuatu.” (QS. 41:39)
“Dibuatnya (oleh manusia kafir) perumpamaan bagi Kami, sementara ia lupa asal kejadiannya sendiri. Ia berkata:’Siapa dapat menghidupkan tulang-belulang yang sudah hancur luluh?’ Katakanlah:’Yang akan menghidupkannya ialah yang menciptakannya pertama kali, dan Dia Maha Mengetahui tentang segala ciptaan’.” (QS. 36:78-79)
Diriwayatkan dari Abu Razin al-Uqaili ra. katanya: “Aku bertanya kepada Rasulullah saw., bagaimana Allah menciptakan mahluk-Nya? Apakah tanda-tanda ciptaan-Nya? Jawab beliau: ‘Apakah engkau tidak pernah melewati suatu lembah yang kering kerontang, kemudian pada kali lain engkau lewat di situ lagi dan engkau melihatnya hijau dan subur?’ Jawabku:”Benar!” Kata beliau lagi:”Itulah tandanya dalam ciptaan-Nya.”
Imam al-Qurthubi rahimahullah pernah menyebut, di dalam kitab at-Tadzkirah, sebuah hadis panjang yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a katanya: “Telah bersabda Rasulullah saw. ketika kami bersama-sama sekelompok sahabatnya…”, hadis ini disampaikan panjang lebar samapai kepda firman Allah SWT yaitu: “”Pada hari ketika bumi diganti dengan bumi yang lain, demikian pula langit…” (QS. 14:48) “… maka Allah SWT telah menghamparkan bumi dan membentangkannya papar dan rata, sehingga tidak kelihatan ada yang tinggi ataupun rendah. Kemudian terdengarlah teriakan amat keras, maka semua mahlukpun berada di bumi yang digantikan, dalam keadaan yang sama seperti keadaan mereka sebelumnya, yang berada dalam perut bumi tetap berada di situ dan yang berada di atas muka bumi tetap juga berada di situ. Kemudian Allah menurunkan air dari bawah ‘arsy yang hawayaan (air kehidupan), yang menghujani kamu selama empatpuluh hari, sehingga air diatasmu mencapai sedalam dua belas hasta. Lalu Allah memerintahakan semua jasad-jasad itu tumbuh laksana sayur-sayuran, hingga apabila telah sempurna seperti bentuk sebelumnya, maka Allah pun berfirman: “Hiduplah sekalian pemikul ‘arsy! Hiduplah Jibril, Mikail dan Israfil.” Israfil lalu diperintahkan oleh Allah untuk membawa Shur (sangkakala), dan setelah itu Ia menyeru agar semua ruh didatangkan. Adapun ruh-ruh kaum muslimin bersinar berkilauan sedangkan ruh-ruh yang lainnya keruh gelap gulita. Semua ruh itu dikumpulkan dan ditempatkan dalam Shur. Kemudian Allah berfirman kepada Israfil: “Tiuplah tiupan kebangkitan!” maka Israfilpun meniup sangkakala itu, lalu keluarlah daripadanya ruh semua mahluk laksana lebah yang keluar dari sarangnya, memenuhi ruangan luas antara langit dan bumi. Ketika itulah Allah berfirman: “Demi kemuliaan-Ku dan kebesaranku. Hendaklah setiap ruh kembali kepada jasadnya.” maka setiap ruh di bumi akan memasuki jasad masing-masing.
Setelah itu bumi akan terbelah. Lalu muncullah kamu sekalian dari perut bumi itu dan aku, (kata Rasulullah saw.) adalah yang pertama kali muncul. Ketika itu kamu sekalian keluar dalam keadaan muda belia seperti berumur tigapuluh tahun dan pembicaraan kamu pada hari itu dalam bahasa Suryani. Kamu bergegas menuju kepada Tuhanmu dengan berbondong-bondong mengikuti suara yang menyeru, dan orang-orang kafir akan berkata: “Inilah hari yang penuh kesulitan (yaitu hari kebangkitan). Dan Kami (Allah) mengumpulkan mereka, tiada seorangpun yang Kami tinggalkan.” Shur (sangkakala) adalah seperti sebuah tanduk besar yang terbuat dari nur (cahaya), tiada seorangpun yang mengetahui ukuran besarnya kecuali Allah SWT. (HR. Bukhari dan Muslim) Bukhari dan Muslim menyebutkan bahwa seluruh anggota tubuh manusia akan hancur luluh kecuali satu tulang saja yaitu Ajbuz-Dzanab (tulang ekor) dan dari tulang itulah Allah SWT akan membangkitkan kembali manusia, saat malaikat Israfil meniupkan sangkakala kebangkitan. Semua jasad dan ruh dikumpulkan di tempat perhentian kiamat: “Dan pada hari Kami perjalankan gunung-gunung dan engkau lihat bumi seperti padang terbentang. Kami himpun mereka semua dan tiada seorangpun diantara mereka yang tertinggal. Mereka akan dihadapkan kepada Tuhanmu dengan berbaris. (Lalu Allah berfirman): ‘Sesungguhnya kamu datang kepada Kami sebagaimana Kami jadikan kamu pada kali yang pertama meski kamu mengira bahwa Kami tidak akan menetapkan waktu untuk perjumpaan denganmu.” (QS. 18:47-48)
“Dan hari itu bumi terbelah, keluarlah mereka dari situ dengan bergegas. Mengumpulkan itu bagi Kami adalah mudah.” (QS. 50:44)
Sabda Rasulullah saw.: “Setiap orang akan mati seperti dalam keadaan hidupnya dan akan dibangkitkan seperti dalam keadaan matinya.” (HR. Muslim)
“Manusia akan dikumpulkan dalam keadaan bertelanjang kaki dan tubuhnya, tidak berkhitan, kaum wanita bercampur dengan kaum lelaki.” Berkata Aisyah ra.: “Aduhai malunya! Apakah orang-orang akan saling melihat satu sama lain?” Jawab Rasulullah saw.: “Keadaan mereka terlalu gawat, sehingga tak sempat memperhatikan seperti itu.” (HR. Bukhari, Muslim dan Tirmidzi)
Rasulullah saw. bersabda: “manusia dikumpulkan di padang Mahsyar dalam keadaan lapar yang sangat, dahaga yang sangat, telanjang bulat dan terlalu penat. Maka barangsiapa pernah memberi makan (orang lain) karena Allah, maka Allah akan memberinya makan. Barangsiapa pernah memberi minum karena Allah, maka Allah akan memberinya minum. Dan barang siapa pernah memberi pakaian karena Allah, maka Allah akan memberikan pakaian. dan barangsiapa beramal karena Allah, maka Allah akan mencukupinya.”
Setelah semua manusia dibangkitkan, mereka diperintahkan menuju Mahsyar. Konon tempat itu ialah ‘al-ardhul-mubarakah’ (tanah yang diberkati) dan ‘al-ardhul-muqaddasah’ (tanah yang disucikan) di negeri Palestina. Para malaikat akan membawa mereka ke sana.
Semua amalan manusia akan dibeberkan pada hari Mahsyar ini. Amalan saleh akan menentramkan pemiliknya, sedangkan jahat akan mebuat gelisah pemiliknya. Berfirman Allah SWT: “… Mereka memikul kesalahan-kesalahan (dosa-dosa) di atas punggung mereka. Alangkah buruk apa yang mereka pikul itu.” (QS. 6:31)
“Dan sesungguhnya mereka kan memikul beban (dosa) mereka, dan beban-beban (yang lain) di samping beban mereka sendiri. Dan sesungguhnya pada hri kiamat mereka akan ditanya tentang apa yang mereka ada-adakan.” (QS. 29:13)
Setiapa orang akan datang dengan bersama para malaikat pengiringnya masing-masing, yang mencatat amalan selama hidupnya. “Dan setiap jiwa datang; masing-masing bersama para malaikat pengiring dan malaikat penyaksi.” (QS. 50:21)
Setiap orang yang berdosa akan nampak baginya amalan-amalan buruk yang telah dilakukannya, sedang mereka tiada pernah bertobat. Pemakan riba, perutnya akan membuncit sehingga dia susah sekali untuk berjalan. Para pezina akan membesar kemaluannya sehingga menyapu tanah. Para peminum arak, ketika dibangkitkan, tangan-tangannya masih memegang gelas araknya. Para pendusta, pengumpat, dan pengadu domba (tukang fitnah), lidah mereka akan menjadi panjang sehingga mencapai dada. Kaum yang menolak menunaikan zakat akan dibawa keliling bersama ular-ular yang besar sebagai perwujudan dari harta-harta mereka yang tidak dizakatkan. Orang yang takabur akan dibangkitkan dalam bentuk seperti semut, sehingga mereka akan diinjak-injak orang-orang yang lain. Firman Allah SWT: “Semua orang yang berdosa dapat dikenal dengan tanda-tandanya, lalu dipegang kuat ubun-ubun dan kaki mereka.” (QS. 55:41)
Bahwasannya manusia akan dibangkitkan menjadi tiga golongan: satu golongan berkendaraan, satu golongan berjalan kaki, dan golongan terakhir berjalan diatas kepalanya sendiri. Rasulullah saw. bersabda: “Dia yang menjadikan manusia berjalan dengan kaki, berkuasa pula menjadikan mereka berjalan dia atas kepalanya sendiri.” (HR. Tirmidzi)
Diriwayatkan oleh Mu’adz bin jabal ra. katanya: “Ya Rasulullah apa gerangan maksud firman Allah SWT: ‘Pada hari ditiup sangkakala, lalu kamu datang berbondong-bondong?’ (QS. 78:18) Jawab Rasulullah saw.: “Wahai Mu’adz! Sesungguhnya engkau telah bertanya tentang persoalan yang amat besar!. Lalu berlinang airmata beliau karena menangis. Kemudian beliau berkata: ‘Ada sepuluh golongan (sesat) dari umatku yang dibangkitkan secara terpisah. Mereka ini telah dipisahkan Allah dari kumpulan kaum muslimin yang lain dan diubah wajah-wajah mereka. Ada yang dirupakan seperti monyet, ada yang seperti babi, ada yang tubuhnya terbalik (kakinya di atas), dan diseret muka mereka, ada yang terpotong tangan dan kakinya atau mukanya, ada yang buta tersungkur, ada yang bisu tuli dan tidak berakal, ada yang mengunyah lidahnya sendiri yang terjulur keluar sampai ke dada, dari mulut mereka mengalir nanah yang laksana air liur yang berbau busuk dan membuat semua orang merasa jijik padanya, ada yang disalib diatas palang-palang api, da yang baunya lebih busuk dari bangkai, dan ada pula yang berpakain jubah-jubah panjang yang terbuat dari timah yang meleleh…
Adapun orang-orang yang berwajah monyet, mereka adalah orang yang suka menyebarkan fitnah di antara manusia. Yang serupa babi adalah orang yang suka makan harta haram dan merampas hak orang lain. Yang tertelungkup kepalanya di bawah dan kakinya di atas, adalah kaum pemakan riba. Yang dalam keadaan buta adalah mereka yang bertindak zalim dalam pemerintahan. yang buta-tuli ialah orang yang suka ujub (bangga dan sombong) dengan amalannya. Yang mengunyah-nguyah lidahnya sendiri adalah para ulama dan hakim yang kata-katanya berlawanan dengan perbuatannya. yang terpotong-potong tangan dan kakinya adalah orang yang selalu mengganggu tetangganya. Yang tersalib di atas palang-palang api adalah orang yang suka memfitnah orang lain kepada penguasa. Yang baunya lebih busuk dari bangkai adalah orang yang selalu memuaskan hawa nafsu, bergelimang dalam dosa syahwat dan menolak menunaikan hak Allah dalam dalam harta kekayaannya. Adapun yang memakai baju-baju panjang yang terbuat dari timah yang meleleh adalah orang yang selalu takabur, suka bermegah dan memuji diri. (HR. al-Qurthubi ra)
“Manusia akan dibangkitkan di bumi yang kering-kerontang laksana sepotong roti yang bersih, tiada satupun tanda yang tampak.” (HR. Bukhari, Muslim)
Rasulullah saw bersabda: “Manusia akan dibangkitkan (pada hari kiamat) dalam suatu tanah lapang yang terbuka sehingga terdengar oleh mereka seruan malaikat penyeru dan merekapun tak mampu menyembunyikan diri.”
Apabila semua mahluk telah terkumpul di tempat itu baik jin, manusia, setan serta mahluk ciptaan Allah yang lain ketika itu turunlah malaikat dengan perintah Allah SWT. lalu mengepung semua mahluk disitu secara bersaf-saf sehingga tiada seorangpun kaum yang jahat dan zalim dapat menghindar dan meloloskan diri, karena tiada jalan keluar ke manapun.
“Wahai kumpulan jin dan manusia, jika kamu sanggup melintasi penjuru langit dan bumi, lintasilah! Kamu tidak dapat melintasinya melainkan dengan kekuatan. Maka karunia Tuhanmu yang manakah yang hendak kamu dustakan?Aakan dikirim kepadamu nyala api dan tembaga, dan kamu tidak dapat melarikan diri.” (QS. 55:35)
Di situlah semua mahluk akan berjejal bak gelombang yang saling menimpa, sedang matahari direndahkan hingga satu ‘mil’ dari kepala mereka. (HR. Muslim)
Ketika itu manusia akan merasakan kesusahan yang amat sangat panas terik serta haus. Manusia akan menanggung penderitaan yang amat berat dan mereka akan berkeringat deras sehingga mengalir di tanah sepanjang empat puluh hasta.
Berkata Nabi saw.: “Pada hari kiamat, matahhari akan turun merendah ke bumi, maka manusia akan berkeringat sehingga pada sebagian mereka ada yang keringatnya sampai ke mata kakinya, ada yang sampai pada lututnya, ada yang sampai pada pahanya, ada yang sampai ke pinggangnya ada yang sampai ke mulutnya dan ada pula yang samapi tenggelam sama sekali begini.” (HR. Ahmad, Muslim, Tirmidzi; dengan beberapa perbedaan)
Rasulullah saw bersabda: “Setiap orang akan dilindungi oleh sedekahnya pada hari Kiamat. Tujuh orang yang akan dilindungi Allah dalam naungan-Nya Yaitu: Imam (penguasa) yang adil, pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah pada Allah, orang yang hatinya selalu terikat pada masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah, berkumpul karena Allah dan berpisah karena Allah pula, seorang lelaki yang dirayu oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan dan kecantikan tetapi ia menolaknya seraya berkata:’Aku takut kepada Allah’, orang yang bersedekah sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat oleh tangan kanannya dan seorang yang berdzikir kepada Allah sendirian lalu menitikkan airmatanya.” (HR. Bukhari Muslim)
“Siapa yang memberi tangguh (utang) kepada orang yang sedang dalam kesulitan atau menghapuskan utangnya itu maka Allah akan melindunginya di dalam lindungan-Nya.” “Siapa yang ingin melihat keadaan hari kiamat, hendaklah ia membaca ayat-ayat Al-Qur’an surat at-Takwir, surat al-Infithar dan surat al-Insyiqaq.”
Apabila manusia telah merasa lama sekali menunggu di tempat perhentian Mahsyar dan sudah tidak tahan lagi menggung penderitaan di situ maka merekapun bermusyawarah bersama siapa yang patut didatangi agar ia bersyafaat kepada Allah SWT, supaya segera diadili dan segera dibebaskan dari penderitaan yang tidak tertahankan ini.
Mereka lalu pergi menemui nabi Adam as. tetapi beliau menolak dan menganjurkan mereka agar pergi kepada nabi Nuh as., tetapi nabi Nuh juga menolak dan menganjurkan mereka pergi menemui nabi Ibrahim as. Tapi nabi Ibrahim juga menolak dan menganjurlan mereka pergi menghadap nabi Musa as. namun nabi Musa menyuruh mereka pergi ke Nabi Isa as. dan akhirnya nabi Isa as. menganjurkan mereka menemui nabi Muhammad saw. Maka beliaupun berkata: “Baiklah aku yang akan memintakan pertolongan bagi kamu. Akulah!”
Beliaupun menghadap Allah SWTdan berdoa agar Allah SWt berkenan memberikan izin untuk memberi syafaat dan Allah SWT memberi pertolongan-Nya. Diriwayatkan bahwa anak-anak kaum muslimin yang meninggal dunia sebelum mencapai baligh diizinkan oleh Allah SWt untuk memberi minum kepada ibu-bapaknya saat di padang Mahsyar nanti. Penderitaan di Mahsyar ini semakin memuncak sehingga ada diantara orang kafir berkata: ” a Tuhanku! Bebaskanlah aku dari keadaan ini meski aku dilempar ke dalam api neraka sekalipun.”
Setelah Rasulullah saw. bersyafaat maka Allah SWT memerintahkan untuk membawa Surga yang akan ditempatkan disebelah kanan ‘Arsy dan Neraka akan ditempatkan di sebelah kiri. Sesudah itu dibawa semua mahluk untuk menghadap Allah SWT, diantara mereka ada yang tidak dihisab sama sekali, ada yang dihisab dengan ringan dan ada yang dihisab dengan teliti. Setiap orang akan menerima catatan amalan masing-masing, ada yang dari sebelah kanan dan ada yang dari sebelah kiri. Para rasul akan ditanyakan pada umatnya benarkah dia telah menyampaikan risalah-risalahnya masing-masing. Sesuai dengan firman :
“Sungguh Kami akan menanyai umat-umat yang kepada mereka telah diutus para Rasul dan Kami akan menanyai juga rasul-rasul itu. Dan kami akan menceritakan juga kepada mereka dengan pengetahuan (Kami), dan Kami sekali-kali tidak pernah jauh dari mereka.” (QS. 7:6-7)
“Pada hari itu ada wajah-wajah yang menjadi putih dan ada yang menjadi hitam suram. Adapun yang hitam suram mukanya, kepada mereka akan ditanyakan:’Mengapa kamu kafir sesudah beriman? Maka rasakanlah siksa disebabkan kekafiranmu itu.’ Adapun orang yang menjadi putih wajahnya, maka mereka berada dalam rahmat Allah dan mereka kekal di dalamnya.” (QS. 3:106-107)
“Tiada seorangpun diantara kamu, melainkan ia akan diajak bicara oleh Allah berhadapan muka, tiada penerjemah antara ia dengan-Nya, lalu ia akan melihat ke sebelah kanannya dan tiada yang dilihatnya selain amal-amalnya sendiri; melihat pula ke sebelah kirinya dan tiada yang dilihatnya selain amal-amalnya sendiri; kemudian ia melihat di hadapannya maka tiada yang dilihatnya kecuali neraka yang menyongsong wajahnya. Oleh karena itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari neraka walaupun dengan menyedekahkan setengah butir kurma.”(HR. Bukhari, Muslim dan Tirmidzi)
Pada saat itu lidah, tangan kaki dan kulit akan berbicara sebagaimana firman Allah SWT: “Pada hari (ketika) lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas segala yang telah mereka lakukan.” (QS. 24:24) selanjutnya: “Pada hari ini kami tutup mulut mereka; sementara tangan mereka berkata-kata kepada Kami dan kaki mereka akan menjadi saksi atas segala yang telah mereka perbuat.” (QS. 36:65)
“Pada hari itu bumi akan menerangkan berita-beritanya.” (QS. 99:4) Bersabda Rasulullah: “Tahukah kamu apa berita-beritanya? Yaitu bumi akan menjadi saksi atas setiap pria dan wanita tentang apa yang telah mereka kerjakan, dan berkata:’Orang itu telah melakukan begitu pada hari itu.”
Telah berkata Ibnu Umar ra bahwa Rasulullah saw pernah berkata: “Allah SWT akan mendekatkan seorang hamba mukmin ke sisi-Nya, lalu Dia menunjukkan dosa-dosanya satu-persatu, hingga apabila hamba itu menjadi amat takut dan merasa dirinya pasti akan binasa, Allah SWT berfirman kepadanya: ‘Telah Kututupi hal itu di dunia untukmu dan kini Kuhapus dosamu itu untukmu!’” (HR Muslim)
Di antara penderitaan yang sangat berat di padang mahsyar adalah saat Allah SWT memerintahkan untuk membawa neraka kepada-Nya dan menunjukkannya kepada mahluknya. Neraka itu dibawa oleh tujuhpuluh ribu pemimpin malaikat dan setiap pemimpin membawahi tujuhpuluh ribu malaikat. Dan apabila telah dekat dengan mereka maka terdengar suara yang mengerikan, erangan kesakitan, menjerit dan melolong. Saat itu semua mahluk akan bersimpuh gemetaran. Para nabi pun cemas akan diri mereka, apalagi manusia biasa. Sehingga para rasul yang mulia itu berkata: “Ya Tuhan! Nafsi … nafsi …. (diriku…diriku) aku tiada memohon sesuatu dari-Mu melainkan keselamatan bagi diriku!” kecuali Nabi Muhammad saw beliau memohon: “Umatku…..umatku!” (HR Bukhari, Muslim dan Tirmidzi)
Diriwayatkan lagi bahwa beliau akan maju ke arah neraka seraya menghindarkannya dari orang banyak. Dan neraka itu memang diperintahkan untuk menuruti kehendak beliau. Sesudah itu barulah kendali neraka kembali kepada pimpinan malaikat yang kemudian menempatkannya di sis kiri ‘Arsy dengan izin Allah SWT.
Kemudian dimulailah hisab (perhitungan). Semuanay dihisab dengan adil bahkan antara binatang dan binatang. Tersebut dalam suatu riwayat bahwa kambing yang tidak bertanduk akan diberi kesempatan untuk membalas binatang yang bertanduk Diriwayatkan pula juga bahwasanya Allah SWT sesudah mengadili antara binatang yang satu dengan yang lainnya berfirman kepadanya: “Jadilah kamu tanah!” ketika itulah orang-orang kafir akan berkata: “Aduhai! sekiranya akupun menjadi tanah seperti itu” sebagaimana tersebut dalam sebuah ayat Al-Qur’an.
Sesudah itu ditegakkan Mizan (neraca) amal untuk menimbang semua amalan manusia. “Kami akan mengakkan neraca yang adil pada hari kiamat, maka tiada satu jiwa yang dirugikan sedikitpun. Dan jika ada amalan sebesar biji sawipun pasti akan Kami berikan juga pahalanya, dan cukuplah Kami membuat perhitungan” (QS. 21:47)
“Dan neraca pada hari itu ialah kebenaran maka barangsiapa berat timbangan kebaikannya niscaya mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan barangsiapa ringan timbangannya niscaya mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri karena mereka selalu tidak mempercayai keterangan-keterangan Kami.” (QS. 7:8-9)
Diriwayatkan bahwa malaikat akan berdiri di sisi Mizan itu dan memperhatikan penimbangan amalan manusia. Apabila berat timbangan amalannya maka malaikat berkata: “Lihatlah si Fulan anak si Fulan telah berat amalan timbangannya dan dia telah mencapai derajat bahagia karenanya dia tidak akan celaka sama sekali.” Tetapi jika ringan timbangan amalannya maka malaikat berseru: “Lihatlah si Fulan anak si Fulan itu telah ringan timbangan amalannya dan dia telah celaka dengan tiada kebahagiaan selama-lamanya.”
Setelah itu Shirath (titian) dibentangkan di atas Jahannam lalu semua manusia diperintahkan untuk melintasinya. Diriwayatkan bahwa Shirath itu lebih tajam daripada pedang dan lebih kecil dari rambut. Manusia akan melaluinya bersama dengan amalannya masing-masing. Manusia yang sempurna imannya akan dengan mudah melalui Shirath ini. Masing-masing melintasinya dengan dibawa oleh amalan-amalannya. Orang yang pertama yang melintasinya ialah para rasul dan setiap dari mereka berkata: “Ya Allah! selamatkanlah aku! selamatkanlah aku!” dan yang terlebih dahulu melintasinya adalah Nabi Muhammad saw. (HR Bukhari dan Muslim) Sifat amanat dan silaturrahim dibawa untuk berdiri di kedua sisi Shirath di situ terdapat duri-duri licin dan tajam serta besi pengait yang akan menagkap orang-orang yang mengabaikan kedua sifat mulia itu.
Kaum mukminin kemudian akan menghampiri telaga Haudh Rasulullah saw. untuk meminum airnya. Air Haudh itu lebih putih dari susu, lebih wangi dari kesturi, dan lebih manis dari madu. Mengalir melalui dua saluran yang berasal dari telaga Kautsar. Panjang dan lebarnya sejauh perjalanan satu bulan, di sekitarnya terdapat cerek-cerek sejumlah bintang-bintang di langit, siapa yang minum sekali teguk saja, maka ia tidak akan dahaga sama sekali sesudah itu. (HR Muslim)
Umat Nabi Muhammad saw. dikenal perbedaannya dari kelompok manusia yang lain disebabkan oleh karena cahaya wajah, tangan dan kakinya yang disebabkan oleh bekas-bekas wudlu’. (HR. Bukhari, Muslim)
Setelah itu oleh Allah SWT para Nabi, shiddiqin, ulama, salihin, dan mukminin diijinkan untuk bersyafaat menurut pangkat dan kedudukannya masing-masing di mata Allah, ada yang diijinkan memberi syafaat bagi banyak orang tapi ada juga yang memberi syafaat hanya untuk seorang saja (HR. Tirmidzi).
Orang pertama yang diijinkan untuk memberi syafaat adalah nabi Muhammad saw: “Aku adalah orang pertama yang bersyafaat dan yang pertama diberi izin untuk bersyafaat.” “Aku akan terus bersyafaat, hingga aku diberi jaminan keselamatan bagi sejumlah orang yang sebelumnya akan dibawa ke neraka.” (HR. Thabrani dalam Al-Autsah) “Aku akan terus-menerus bersyafaat sehingga malaikat Malik berkata kepadaku: ‘Amboi! Tidak engkau sisakan sedikitpun kemurkaan Tuhanmu atas umatmu’” (HR. Thabrani dalam Al-Autsah)
Di antara syafaatnya, bahwa beliau bersyafaat untuk umatnya yang telah masuk neraka, sehingga mereka semua dikeluarkan dari sana. Suatu kaum lagi disyafaatkan agar diberi derajat yang lebih tinggi dalam surga. Dan banyak lagi syafaat-syafaat yang lain sampai memohon kepada Allah SWT: “Bolehkah aku mensyafaatkan bagi siapa saja yang mengucap laa Ilaaha Illallaah!” maka Allah SWT menjawab: “Perkara itu bukan urusanmu, tetapi demi kemuliaan-Ku dan demi keagungan-Ku, Aku tidak akan menjadikan orang yang beriman, meskipun hanya sehari sama seperti orang yang tidak beriman kepada-Ku” (HR. Bukhari, Muslim)
Dari Abu Hurairah ra katanya: “Aku bertanya kepada Rasulullah saw, siapakah orang yang paling berbahagia mendapat syafaatmu di hari kiamat?” maka menjawab beliau: “Sebahagia-bahagia manusia yang mendapat syafaatku ialah yang mengucapkan ‘laa ilaaha illallaah’ dari hatinya yang ikhlas.” (HR. Bukhari)
Diriwayatkan dari Zahar bin Arqam ra bahwa Rasulullah saw telah berkata: “Barangsiapa mengucapkan ‘laa ilaaha illallaah’ dengan penuh ikhlas dari hatinya maka ia akan masuk surga.” Ditanya: “Ya Rasulullah bagaimana cara ikhlasnya…?” Jawabnya: “Sedemikian rupa sehingga mencegah ia melakukan hal-hal yang diharamkan oleh Allah.”
Dari Anas ra katanya: “Aku meminta kepada Rasulullah saw supaya beliau memberi syafaat bagiku nanti di hari kiamat. Beliau menjawab: ‘Insya Allah akan aku lakukan hal itu.’ Aku bertanya lagi: ‘Dimana aku akan mencarimu?’ Jawab Rasulullah: ‘Pertama kali, carilah aku di Shirath!’ Aku berkata:’Jika aku tidak menemui engkau di Shirath?’ Jawab beliau: ‘Carilah aku di tempat Mizan!’ Kataku lagi: ‘Jika aku tidak menemui engkau di tempat Mizan?’ Jawab beliau: ‘Carilah aku di Haudh dan aku pasti ada di salah satu dari ketiga tempat itu.’”
Hal-hal yang sangat ketat dan berat hisabnya di hari kiamat ialah perbuatan aniaya (zalim) thd sesama, di dalam hadist dikatakan bahwa perbuatan ini ada tiga macam: Syirik (menyekutukan Allah), penganiayaan sesorang terhadap orang lain, penganiayaan manusia thd dirinya sendiri sehubungan perkara natara dirinya dan Tuhannya.
Bersabda Rasulullah saw: “Tahukah kamu siapa sebenarnya orang yang muflis (bangkrut) diantara seluruh umatku?” Dijawab: “Orang muflis itu ialah orang yang tiada memiliki uang atau benda berharga.” Maka berkata Nabi:”Orang yang bangkrutnitu ialah orang yang datang pada hari kiamat dengan shalat, zakat, puasa tetapi dia memaki orang ini dan menuduh orang itu, dia memakan harta si fulan, dan memukul si fulan, maka akan diambilkan pahala kebajikannya dan diberikan pada orang yang dianiyaanya. Setelah habis semua kebajikannya dan masih ada yang belum terbayar, maka diambillah dosa-dosanya lalau dipikulkan kepadanya. Setelah selesai semua itu, dia pun dilemparkan ke dalam neraka.” (HR. Bukhari, Muslim dan Tirmidzi)
“Barang siapa mengambil barang saudaranya secara aniaya, maka hendaklah ia minta kerelaan yang empunya sebelum menghadapi suatu hari yang tiada berguna dinar ataupun dirham. Tetapi yang dipandang pada hari itu ialah kebajikan dan kejahatan. Jika ia mempunyai banyak kebajikan, maka ambillah kebajikan itu, atau diambil kejahatan orang lain lalu dibebankan kepadanya, kemudian iapun dilemparkan kedalam api neraka.” (Hadist)
Bersabda Rasulullah saw:
“Ketika Allah SWT menciptakan surga, dikirmkan-Nya malaikat Jibril seraya berkata: ‘Pandanglah surga itu serta apa yang telah Kusediakan di dalamnya untuk para penghuninya?! Maka Jibril pun pergi ke surga seraya memperhatikan keadaan di sana dan semua perhiasan yang disediakan untuk penghuninya. Kemudian Jibril bergegas menemui Allah SWT seraya berkata: ‘Demi kemuliaan-Mu tiada seorang pun yang mendengar tentang surga, melainkan ia ingin memasukinya.’ Lalu Ia memerintahkan agar surga dikelilingi dengan berbagai kesulitan, dan berfirman kepada Jibril: ‘Kini pergilah kesurga dan perhatikanlah apa yang telah kusediakan untuk para penghuninya!’ maka Jibril pergi sekali lagi dan didapatinya surga telah dikeleilingi dengan berbagai kesulitan, lalu ia kembali lagi kepada Allah dan berkata: ‘Demi kemuliaan-Mu kini aku khawatir tiada seorangpun yang dapat memasukinya.’ kemudian Allah berkata kepada Jibril: ‘Sekarang pergilah ke neraka dan perhatikanlah apa yang Aku sediakan bagi para penghuninya!’ maka didapatinya berbagai azabnya bercampur aduk yang satu menimpa yang lain, lalu Jibril bergegas menemui Allah seraya berkata: ‘Demi kemuliaan-Mu tiada seorangpun yang mendengarnya mau memasukinya.’ Maka diperintahkan agar dia dikelilingi dengan berbagi kenikmatan hawa nafsu. Kemudian Allah berkata kepada Jibril: ‘Kini pergilah ke neraka itu.’ Maka kembalilah Jibril seraya berkata:’Demi kemuliaan-Mu kini aku khawatir bahwasannya tiada seorangpun yang dapat selamat dari neraka itu.’ (HR. Tirmidzi)
‘Akan didatangkan seorang yang paling mewah hidupnya di dunia pada hari kiamat, sedang ia termasuk penghuni neraka lalu dimasukkan jarinya di dalam api neraka dan dikatakan kepadanya: ‘Wahai anak Adam, pernahkah engkau melihat sesuatu yang baik sebelum ini? Pernahkah merasakan suatu kenikmatan sebelum ini?’ Maka jawabnya dengan pedih: ‘Tidak demi Allah wahai Tuhanku!’ Kemudian didatangkan seorang yang paling menderita di dunia sedang ia termasuk penghuni surga, lalu dimasukkan jarinya di dalam surga dan dikatakan kepadanya: ‘Wahai anak Adam pernahkah engkau melihat penderitaan sebelum ini? Pernahkah engkau merasakan kesusahan?’ Maka jawabnya dengan gembira: “Demi Allah tidak pernah aku menderita kesusahan atau penderitaan sebelum ini.” (Hadist)
Diriwayatkan dari Aisyah ra ketika ia menangis saat teringat akan neraka, maka berkata Rasulullah saw: ‘Apa yang menyebabkan engkau menangis?’ jawab Aisyah: ‘Aku teringat akan api neraka, lalu aku menangis. Adakah engkau ingat keluargamu pada hari kiamat?’ Jawab beliau: ‘Tiada seorangpun akan mengingat orang lain pada tiga tempat:
1. Ketika dihadapkan pada Mizan sampai ia mengetahui timbangan amalannya
2. Pada saat menerima kitab catatan amalnya
3. Pada saat melintasi Shirath, ketika berada di atas Jahannam
(HR. Abu Daud dari Hasan Basri)
‘Ahli surga adalah seratus duapuluh kelompok, delapanpuluh dari umat ini dan empat puluh dari umat-umat lain.’ (HR. Tirmidzi) ‘Aku tidak pernah melihat sesuatu seperti surga, orang yang menginginkannya selalu lalai, dan tidak pula seperti neraka yang seharusnya takut kepadanya sering tidur (melupakannya).’ (HR. Tirmidzi)
5. UMUR KELIMA
Neraka
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami nanti akan Kami masukkan ke dalam neraka, setiap kali kulit mereka hangus akan Kami ganti dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan siksaan. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. 4:56)
“Dan orang-orang kafir, untuk mereka disediakan neraka Jahannam, tiada diputuskan perkara mereka hingga mereka mati, dan tidak pula diringankan dari mereka siksaannya. Begitulah Kami memberi balasan pada setiap orang yang sangat kafir. Didalamnya mereka berteriak (memohon pertolongan): ‘Wahai Tuhan Kami! Keluarkanlah kami, niscaya kami mengerjakan perbuatan saleh berlainan dari apa yang telah kami kerjakan dulu.’ (Tidak!)Kami telah memberi umur yang cukup untuk berpikir sehingga jika ada orang yang mau berpikir niscaya ia dapat mengambil peringatan, dan telah datang juga orang yang membawa peringatan kepada kamu…” (QS. 35:36-37)
“Sesungguhnya orang-orang yang berdosa itu akan kekal di dalam neraka Jahannam. Tidak akan diringankan azab (hukuman) dari mereka dan mereka di dalamnya berputus asa. Kami tidak menganiaya mereka, tapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. Mereka menyeru:’Hai Malik! Biarlah Tuhanmu mengakhiri hidup kami saja!’ Malik menjawab: ‘Kamu akan tetap tinggal di sini!’” (QS. 43:74-77)
Rasulullah saw bersabda:
“Api kamu ini hanyalah satu bagian dari tujuhpuluh bagian api di neraka Jahannam.” Para sahabat mengatakan: “Yang inipun sudah cukup (beratnya)” Berkata Nabi: “Bahkan api neraka itu melebihi sebanyak enampuluh sembilan kali lipat panasnya dari api dunia.”
“Api neraka Jahannam telah dinyalakan seribu tahun sehingga menjadi merah. Kemudian dibakar lagi selama seribu tahun hingga menjadi putih. Kemudian dibakar lagi selama seribu tahun hingga menjadi hitam legam, seperti malam yang gelap gulita” (HR. Tirmidzi)
“Sesungguhnya penghuni neraka yang paling ringan siksaannya ialah orang yang diberi sepasang sandal yang talinya terbuat dari api neraka, lalu mendidihlah otaknya karena panasnya yang laksana air panas mendidih di dalam periuk. Dia mengira tiada seorangpun yang menerima siksaan lebih dahsyat dari itu, padahal dialah orang yang mendapat siksaan paling ringan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
“Ada di antara mereka yang dimakan api sampai ke mata kakinya, ada yang dimakan sampai pinggangnya dan ada pula yang dimakan sampai ke tenggorokannya.” “Wahai manusia sekalian, menangislah! Jika tidak dapat menangis, maka paksakan dirimu untuk menangis! karena sesungguhnya ahli neraka itu akan terus menangis hingga air matanya mengalir di pipi masing-masing, seperti air yang mengalir di sungai. Sampai air mata itu habis dan matanyapun pecah-pecah. Seandainya ada perahu yang diletakkan di situ niscaya berlayarlah dia.” (HR. Ibnu Majah)
“Ditimpakan atas penghuni nerak kelaparan, seberat azab yang sedang mereka alami. Lalu mereka minta agar diberi makanan, maka merekapun diberi makanan duri-duri layu yang tiada berguna dan tidak sedikitpun melepaskan mereka dari kelaparan itu. Mereka meminta lagi, maka mereka diberi pula makanan yang mencekikkan. Lalu mereka teringat bahwa mereka dahulu meneguk minuman untuk melancarkan kerongkongan di dunia, dan merekapun meminta minuman itu. Maka mereka diberi minuman neraka yang mendidih dengan pengait-pengait besi. Apabila didekatkan kemuka-muka mereka, maka hanguslah muka itu, dan apabila masuk kedalam perut-perut mereka, maka terkoyak-koyaklah perut mereka. Kemudian mereka memanggil-manggil para penjaga neraka Jahannam, dan merekapun ditanya oleh penjaga-penjaga itu:’Apakah tidak pernah datang rasul-rasul yang membawa keterangan kepada kamu?’ Mereka menjawab: ‘Bahkan ada!’ Penjaga-penjaga neraka berkata pula:’Kini berdo’alah! Dan tiadalah do’a orang-orang yang kafir itu melainkan sia-sia belaka!” (HR. Tirmidzi)
Diriwayatkan bahwa di dalam neraka itu terdapat ular-ular yang bertengkuk tinggi seperti unta Khurasan dan kalajengking-kalajengking sebesar keledai. Dengan sekali sengat saja, bisanya yang menyakitkan tidak akan hilang selama empatpuluh tahun. Apabila dicurahkan satu ember air busuk dari neraka ke atas dunia, niscaya ia akan membusukkan seluruh penghuni dunia. Kalau satu tetes air buah Zaqqum jatuh ke dunia, niscaya ia akan merusakkan makanan manusia di dunia secara keseluruhan. Jika seorang penghuni neraka turun ke dunia, niscaya seluruh penghuni dunia akan mati karena tidak tahan mencium bau busuknya dan menyaksikan buruk rupanya. (HR. Tirmidzi)
Pintu-pintu neraka itu terdiri dari tujuh pintu sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an: “Neraka itu mempunyai tujuh pintu, tiap-tiap pintu daripadanya adalah bagian yang sudah ditentukan” (QS. 15:44) Neraka terdiri dari tujuh lapisan yang satu dibawah yang lain:
1. Jahannam
2. Saqar
3. Ladza
4. Huthamah
5. Sa’iir
6. Hawiyah, neraka yang tidak berdasar dan berujung
semakin ke bawah neraka tersebut diatas semakin berat siksaan dan lebih dahsyat azab yang ada di dalamnya.
Sedangkan penghuni neraka terdiri dari dua bagian:
1. Mereka yang termasuk ahli tauhid yang berdosa. Orang-orang ini tidak kekal didalamnya tetapi mereka akan dikeluarkan dari neraka dengan syafaat Nabi saw , diriwayatkan bahwa orang yang paling akhir keluar daripadanya ialah mereka yang tinggal selama tujuhribu tahun.
2. Orang-orang yang kafir kepada Allah, dan orang-orang musyrikin serta kaum munafiqin yang berpura-pura beriman dengan lidahnya, tetapi menyembunyikan kekafiran di dalam hati.
Firman Allah: “Sesungguhnya orang-orang kafir dan meninggal dunia dalam keadaan kafir, maka mereka akan mendapat kutukan dari Allah, malaikat dan manusia seluruhnya. Mereka kekal di dalam neraka; tidak akan diringankan siksa dari mereka dan tidak pula diperhatikan” (QS. 2:161-162) “…Sesungguhnya siapa yang mempersekutukan Allah, niscaya Allah mengharamkan surga baginya dan tempatnya ialah dalam neraka. dan orang-orang yang zalim tidak akan mempunyai penolong” (QS. 5:72) Diriwayatkan bahwa gigi orang kafir di dalam neraka itu sebesar gunung Uhud, tebal kulitnya empatpuluh dua hasta dan ia akan menyeret lidahnya sampai satu atau dua farsakh, semua orang yang lalu di situ akan menginjak lidah itu. Allah SWT membesarkan tubuh orang-orang kafir itu didalam neraka supaya bertambah siksaan, penderitaan dan hukuman bagi mereka (HR. Muslim)
Surga
“Sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman serta mengerjakan perbuatan baik, bahwasannya bagi mereka (disediakan) surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya. Setiap mereka diberi bermacam-macam buah-buahan di dalam surga itu sebagai rezeki, mereka mengatakan: ‘Inilah yang pernah kita terima dahulu!’ Mereka diberi buah-buahan serupa dan untuk mereka di dalam surga itu pasangan-pasangan yang suci bersih dan mereka kekal di dalamnya.” (QS. 2:25)
QS Ar-Rahman : 46 -
Dan bagi orang yang takut saat menghadap Rabbnya ada dua surga . (QS. 55:46)
Maka ni’mat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan? (QS. 55:47) (Selanjutnya ayat serupa disingkat : MnR kymykd?)
kedua surga itu mempunyai pohon-pohonan dan buah-buahan. (QS. 55:48) MnR kymykd?(QS. 55:49)
Di dalam kedua surga itu ada dua buah mata air yang mengalir. (QS. 55:50) MnR kymykd? (QS. 55:51)
Di dalam kedua surga itu terdapat segala macam buah-buahan yang berpasang-pasangan. (QS. 55:52) MnR kymykd(QS. 55:53)
Mereka bertelekan di atas permadani yang sebelah dalamnya dari sutra (QS. 55:54) MnR kymykd(QS. 55:55)
Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin (QS. 55:56) MnR kymykd(QS. 55:57)
Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan (QS. 55:58) MnR kymykd(QS. 55:59)
Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula). (QS. 55:60) MnR kymykd(QS. 55:61)
Dan selain dari surga itu ada dua surga lagi . (QS. 55:62) MnR kymykd(QS. 55:63)
kedua surga itu (kelihatan) hijau tua warnanya. (QS. 55:64) MnR kymykd(QS. 55:65)
Di dalam kedua surga itu ada dua mata air yang memancar. (QS. 55:66) MnR kymykd(QS. 55:67)
Di dalam keduanya ada (macam-macam) buah-buahan dan kurma serta delima. (QS. 55:68) MnR kymykd(QS. 55:69)
Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik. (QS. 55:70) MnR kymykd(QS. 55:71)
(Bidadari-bidadari yang jelita, putih bersih dipingit dalam rumah. (QS. 55:72) MnR kymykd(QS. 55:73)
Mereka tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin. (QS. 55:74) MnR kymykd(QS. 55:75)
Mereka bertelekan pada bantal-bantal yang hijau dan permadani yang indah. (QS. 55:76) MnR kymykd (QS. 55:77)
Maha Agung nama Rabbmu Yang Mempunyai Kebesaran dan Karunia. (QS. 55:78)
Surat 39:73-75
Dan orang-orang yang bertaqwa kepada Rabbnya dibawa ke surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: “Kesejahtera (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu! maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya” (QS. 39:73)
Dan mereka mengucapkan: “Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya kepada kami dan telah (memberi) kepada kami tempat ini sedang kami (diperkenankan) menempati tempat dalam surga di mana saja kami kehendaki”. Maka surga itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal. (QS. 39:74)
Dan kamu (Muhammad) akan melihat melaikat-malaikat berlingkar disekeliling ‘Arsy bertasbih sambil memuji Rabb-nya; dan diberi putusan di antara hamba-hamba Allah dengan adil dan diucapkan: “Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam”. (QS. 39:75)
Waqi’ah:10-40
Dan orang-orang yang paling dahulu beriman (QS. 56:10)
Mereka itulah orang yang didekatkan (kepada Allah). (QS. 56:11)
Berada dalam surga-surga keni’matan (QS. 56:12)
Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu, (QS. 56:13)
dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian . (QS. 56:14)
Mereka berada di atas dipan yang bertahtahkan emas dan permata, (QS. 56:15)
seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan. (QS. 56:16)
Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda, (QS. 56:17)
Dengan membawa gelas, cerek dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari mata air yang mengalir, (QS. 56:18)
mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk, (QS. 56:19)
dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, (QS. 56:20)
dan daging burung dari apa yang mereka inginkan. (QS. 56:21)
Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli, (QS. 56:22)
laksana mutiara yang tersimpan baik. (QS. 56:23)
Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan. (QS. 56:24)
Mereka tidak mendengar di dalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa (QS. 56:25)
akan tetapi mereka mendengar ucapan salam. (QS. 56:26)
Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu. (QS. 56:27)
Berada diantara pohon bidara yang tidak berduri, (QS. 56:28)
dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya), (QS. 56:29)
dan naungan yang terbentang luas, (QS. 56:30)
dan air yang tercurah, (QS. 56:31)
dan buah-buahan yang banyak, (QS. 56:32)
Yang tidak berhenti (buahnya) dan tidak terlarang mengambilnya, (QS. 56:33)
dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk. (QS. 56:34)
Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung , (QS. 56:35)
dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, (QS. 56:36)
penuh cinta lagi sebaya umurnya, (QS. 56:37)
(Kami ciptakan mereka) untuk golongan kanan, (QS. 56:38)
(yaitu) segolongan besar dari orang-orang terdahulu, (QS. 56:39)
(dan segolongan besar pula dari orang-orang yang kemudian.). (QS. 56:40)
Banyak sekali ayat-ayat lain yang menjelaskan tentang kehidupan di surga beberapa diantaranya adalah: ; ; Ad-Dahr:5-22 ; Az-Zukhruf:70-73 ; Ad-Dukhan:51-57 ; Muhammad:15; Fathir:33-35; Qaf:31-35 ; Al-Qamar:54-55
Rasulullah saw bersabda: “Allah SWT berfirman: ‘Aku sediakan untuk hamba-hambaku yang saleh sesuatu yang tidak pernah dilihat oleh mata atau didengar oleh telinga dan tidak pula pernah terlintas di hati siapapun’. Kalau kalian ingin, bacalah (QS. 32:17) ‘Seorangpun tiada mengetahui kenikmatan penyedap mata yang disembunyikan untuk mereka, sebagai balasanatas apa yang telah mereka kerjakan.” (Hadist Qudsi)
“Dua surga, bejana-bejana di dalamnya terbuat dari perak dan dua surga lagi, bejana-bejana di dalamnya terbuat dari emas. Ketika itu tiada tabir apapun antara penghuni-penghuni surga ‘Adn dengan Tuhan mereka selain ‘pakaian’ kebesaran Allah di wajah-Nya” (HR. Bukhari, Muslim)
“Di surga ada seratus tingkatan antara satu tingkatan dengan yang lain sama seperti antara langit dan bumi. Surga Firdauslah yang paling tinggi, dan daripadanyalah terpancar keempat sungai dalam surga, dan diatasnya pula terletak ‘Arsy Tuhan yang mulia. karena itu jika kamu memohon kepada Allah, mintalah surga Firdaus.” (HR. Bukhari dan Tirmidzi)
Dalam suatu peristiwa, pernah Rasulullah saw. ditanya: “Apakah Kautsar itu ..?” Beliau menjawab: “Itulah sungai di surga yang dikaruniakan Allah kepadaku, airnya lebih putih dari susu, lebih manis dari madu, dikelilingi oleh burung-burung yang bertengkuk seperti onta.” Berkata Umar: “Sungguh ini suatu kemewahan” Jawab Rasulullah saw:”Orang yang meneguknya merasakan kemewahan lebih dari itu.” (HR. Tirmidzi)
Berkata Rasulullah saw:”Aku telah bertemu dengan Ibrahim as. pada malam Isra’ maka beliau berkata: ‘Wahai Muhammad, sampaikanlah salamku kepada umatmu dan beritahukan kepada mereka, bahwa surga itu tanahnya subur, airnya tawar dan buminya rata, sedang tanamannya ialah ‘Subhanallah Walhamdu-Lillah Walaa Ilaaha Illallah Wallahu Akbar’ Lanjut beliau: “Sesungguhnya di dalam surga itu terdapat beberapa kamar, dapat dilihat luarnya dari dalam dan dapat dilihat dalamnya dari luar” maka seorang badwi bangkit bertanya: “Untuk siapakah itu ya Rasulullah?” Jawab beliau : “Untuk orang yang berbicara dengan baik, memberi makan kepada yang membutuhkan, sering berpuasa dan bangun malan untuk bersembahyang di waktu manusia sedang tidur nyenyak.” (HR. Abu Nu’aim)
Bersabda Rasulullah saw: “Apabila penghuni-penghuni surga telah memasuki surga berkatalah Allah Tabaraka Wa Ta’ala: ‘Inginkah aku tambahkan lagi sesuatu yang lain bagimu?’ Mereka menjawab: ‘Bukankah telah Engkau masukkan kami kedalam surga dan telah Engkau selamatkan kami dari api neraka?’ Pada saat itu hijab (tabir penutup) pun terangkat, maka tiada suatu yang lebih utama daripada nikmat melihat wajah Tuhan mereka Azza Wa Jalla” (HR. Muslim dan Tirmidzi)
Abu Hurairah ra. berkata: “Wahai Rasulullah! Apakah kami akan melihat Tuhan kami? jawab beliau:”Ya. Apakah kamu masih ragu tentang penglihatan terhadap matahari dan bulan?” Kami sekalian menjawab: “Tidak!” kata beliau seterusnya: “Demikianlah kamu tidak akan ragu lagi tentang penglihatan terhadap Tuhan kamu. Di Majlis itu kelak tiada seorangpun berada di sana, melainkan Allah akan berkata kepada mereka : ‘Wahai Fulan bin Fulan!’ Ingatkah kau di hari itu, kau berkata begini dan begini, lalu Dia mengingatkan orang itu sebagian kesalahannya di dunia dahulu. Maka orang itu akan berkata: ‘Tidakkah Engkau mengampuniku?’ berkata Allah: ‘Tentu! kalau tidak karena keluasan ampunan-Ku, niscaya kau tidak akan mencapai kedudukan ini.’ Sedang mereka dalam keadaan begitu, beraraklah awan di atas kepala mereka sekalian, tiada pernah mereka hirup bau-bauan seperti itusebelumnya. maka Allah berkata: ‘Bangkitlah dan pergilah melihat anugerah besar apa yang telah Aku sediakan untuk kamu, ambillah apa saja yang kamu ingini!’ Mereka bangkit mendapatkan suatu pasar yang telah dikelilingi oleh para malaikat, tidak pernah mata mereka melihat, tidak pernah telinga mereka mendengar dan tidak pernah terlintas sesuatu seperti itu di dalam hati mereka. Mereka lalu berebut mengambil apa saja yang mereka ingini, tanpa dijual atau dibeli. Disitulah ahli-ahli surga akan bertemu satu sama lain. Orang yang mendapat kedudukan tinggi di surga akan menemui orang-ornag yang dibawahnya. Orang yang ditemui itu ada kalanya akan terharu melihat pakaian teman yang datang menemuinya. Belum sempat habis berbicara dengannya, tiba-tiba pakaian yang diatas tubuhnya itu ditukar dengan pakaian lain yang lebih cantik dan lebih menarik lagi. hal ini terjadi supaya tiada seorangpun yang berduka cita di dalam surga.” (HR. Tirmidzi)
“Katakanlah: Wahai hambaku-hamba-Ku yang telah melampaui batas dalam perbuatan dosa dan menganiaya dirinya sendiri. Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya Allah mengampuni segala dosa, dan sesungguhnya Dia adalah maha Pengampun lagi maha Penyayang.” (QS. 39:53)
“Telah diturunkan oleh Allah SWT, satu bagian dari seratus bagian rahmat-Nyadan disebarkan-Nya di antara manusia, jin, burung, binatang-binatang, ulat-ulat sekalian mahluk-Nya yang dengannya mereka saling meminta dan berkasih sayang. Dan sembilanpuluh sembilan rahmat yang lain disimpan-Nya untuk dirahmatkan bagi semua hambanya di hari kiamat.” (HR. Muslim)
Diriwayatkan bila datang hari kiamat, Allah akan mengeluarkan sebuah kitab dari bawah ‘Arsy tertera di dalamnya: “Sesungguhnya rahmat-Ku mendahului kemurkaan-Ku dan Aku adalah Yang paling Pengasih dari sekalian pengasih,” lalu dikeluarkan dari neraka sebanyak bilangan ahli surga. (HR. Bukhari, Muslim)
“Sebenarnya Allah SWT lebih menyayangi hamban-Nya yang mukmin daripada sayangnya seorang ibu kepada anaknya.” (HR. Bukhari, Muslim)
“Siapa yang bersaksi bahwa ‘tiada Tuhan melainkan Allah dan bahwasannya Muhammad adalah pesuruh Allah’, maka jasadnya akan diharamkan oleh Allah dari api neraka.” (HR. Muslim)
“Suatu suara akan menyeru dari bawah ‘Arsy di hari kiamat: “Wahai umat Muhammad, semua kesalahanmu terhadap-Ku telah Aku ampuni, yang tinggal kini hanyalah kesalahan-kesalahan diantara kamu, maka bermaaf-maafkanlah kamu, dan masuklah kamu semua ke dalam surga dengan rahmatKu.” (HR. Abu Nu’aim)
” …Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu …” (QS. 7:156)
Source:
kias12jakarta.files.wordpress.com
0 Komentar untuk "STI1 Diri Muslim(ah)
3. Formasi Usia. Menambah nilai manfaat diri, keluarga, kerabat, dan umat pada angka-angka kehidupan dunia agar dapat membawa kebarakahan bagi kehidupan di dunia dan akhirat."