Strategi dan taktik Islami dalam kehidupan sehari-hari di bidang tauhid, ibadah, akhlak, muamalah, dan siyasah.

Berfokus pada manajemen (ruang lingkup, waktu, finansial, dan mutu), dan penampilan terbaik alami dari karakter ruhani dan jasmani sesuai ajaran Islam.

~ Hamba Allah ~

Al Hambra, Granada, Andalusia, Spanyol - 1001 Inventions: Muslim heritage in our world. Foundation for Science, Technology, and Civilization

Trek Bisnis NABI

Alasan Enggan Memulai Usaha Sendiri

Dalam bisnis, banyak profil sukses yang dapat dicontoh untuk dapat diteladani dan diamalkan cara-cara mereka dalam menjalankan bisnis. Misalnya bisnis di bidang industri Teknologi Informasi, biasanya para praktisi bisnis TI itu akan berkiblat pada tokoh-tokoh sukses bidang TI juga seperti Bill Gates, Steve Jobs, para pendiri Google (Larry Page dan Sergey Brin). Untuk bidang retail dan distribusi, mungkin juga ada yang mencontoh apa-apa yang telah dilakukan Sam Walton pendiri Wall-Mart. Setiap orang akan mencontoh mereka-mereka yang telah sukses dalam bidang bisnis dan usaha yang sesuai dengan yang sedang dijalankan. Atau ada juga yang mengikuti cara-cara berbisnis usahawan sukses Indonesia seperti Bob Sadino.



Bagi karyawan kantoran, membuka usaha sendiri mungkin kurang menarik dibandingkan mencari karir dan kesejahteraan (biasanya kesejahteraan akan berbanding lurus dengan karir) sebaik-baiknya atau setinggi-tingginya di kantor. Ada tiga alasan utama yang mendasarinya, di antaranya:


  1. Tidak tahu cara memulai usaha
  2. Sudah berada di zona nyaman (comfort zone) dengan karirnya di kantor saat ini (dengan adanya skema kompensasi dan paket kesejahteraan lainnya seperti asuransi kesehatan, kecelakaan, dan jiwa yang ditanggung bisa jadi hingga pasangan dan maksimal 3 anak, tunjangan-tunjangan lain seperti tunjangan perjalanan bisnis, tunjangan hari raya, pembayaran jamsostek oleh perusahaan, dan lain-lain) sehingga takut dengan risiko kehilangan semua paket kesejahteraan bulanan atau tahunan tersebut.
  3. Pasrah dengan keadaan yang ada ("nerimo" versi salah kaprah)


Untuk alasan pertama, memang tidak ada yang bisa menjawab secara tepat bagaimana cara memulai usaha. Namun ada suatu cara untuk mulai menjalani bisnis. Bagaimana caranya? Apakah harus memulai dahulu dengan rencana yang matang (business plan misalnya)? Apakah harus disiapkan dahulu modal kerjanya? Apakah harus sudah ada tempat usaha misalnya toko? Apakah harus sudah memiliki badan usaha baik yang berbadan hukum atau tidak?


Jika memang sudah ada satu atau lebih hal-hal tersebut di atas memang dapat menjadi suatu nilai positif untuk usaha yang akan dijalankan. Namun apakah itu wajib ada sebelum memulai suatu usaha? Ternyata tidak.


Usaha dapat dimulai dengan apa saja yang ada saat ini, bahkan hanya yang melekat di badan. Diri kita yang terdiri dari bentuk fisik dan ruhani merupakan suatu modal usaha yang sudah siap untuk memulai usaha apa saja. Jadi kunci memulai usaha bukanlah segala tetek bengek apa-apa yang harus disiapkan sebelum memulai suatu usaha seperti di atas, karena tidak ada ukuran yang pasti akan apa-apa yang harus disiapkan sebelum memulai usaha agar dapat dinilai sudah siap memulai usaha tersebut. Tapi diri kita ini adalah kunci usaha. Bergerak dan mulai jalankan usaha! Maju ke depan. Ada hambatan? Jalan memutar. Belok kanan. Ada hambatan? Cari jalan keluar. Belok kiri. Ada pesaing? Cari jalan memenangkan persaingan. Jalan ke atas. Ada penghalang? Lompati dengan kreatifitas dan inovasi. Berlari ke depan. Ada kendaraan bisnis lain? Segera nebeng.com. Dan lainnya terus hingga Anda mencapai apa yang mungkin tidak pernah Anda bayangkan sebelumnya.


Jika Anda belum paham dengan tulisan di atas, coba dibaca lagi berkali-kali lalu renungkan kembali berulang-ulang.


Jadi sebenarnya alasan nomor satu yakni "Tidak tahu cara memulai usaha" sudah ada solusinya sekarang. Diri kita adalah kunci usaha dan gerakkan kunci itu untuk membuka pintu-pintu (peluang-peluang) usaha yang ada. Gunakan juga untuk mencari pintu-pintu solusi dari setiap tantangan usaha yang Anda temua di jalan.


Untuk alasan tidak membuka usaha sendiri karena "Sudah berada di zona nyaman", maka sebenarnya jika zona nyaman (comfort zone) itu adalah dengan mendapatkan karir dan kesejahteraan yang gemilang di perusahaan milik orang lain, maka sebenar itu bukan zona nyaman Anda namun zona nyaman sang pemilik perusahaan. Mengapa? Karena jika pemilik perusahaan sudah merasa tidak nyaman lagi di perusahaan itu, maka niscaya Anda pun mendapatkan zona tidak nyaman Anda dan mungkin Anda bersiap-siap mulai menghitung nilai total kompensasi mengundurkan diri jika ada dan perusahaan akan bayarkan ke Anda lalu mulai bersiap-siap mencari pekerjaan baru.
 
Jadi di sini zona nyaman Anda bukan zona nyaman Anda yang sebenarnya karena itu adalah zona nyaman sang pemilik perusahaan. Anda mendapatkan "zona nyaman" tersebut dengan cara mengikuti semua aturan di perusahaan tersebut yang terkadang membuat Anda tidak nyaman dengan adanya aturan tersebut.


(Lebih nyaman mana Anda membuat aturan untuk diri Anda sendiri atau orang lain membuat aturan untuk Anda walau keduanya dengan aturan yang tidak Anda sukai? Apalagi sebenarnya Anda lebih mengetahui apa-apa yang sebenarnya Anda butuhkan dan cita-citakan baik untuk diri Anda sendiri dan keluarga Anda? Dan bahkan mungkin juga Anda akan lebih maju dan sejahtera di kehidupan Anda dengan menjalankan ide-ide usaha Anda sendiri dibandingkan dengan "magang selamanya" di perusahaan orang lain? Semua kembali kepada diri Anda sendiri.)


Untuk alasan nomor tiga "Pasrah dengan keadaan yang ada", ini adalah alasan yang paling kuat untuk tidak memulai usaha sendiri. Dan kalau ada di antara rekan-rekan yang memiliki kiat jitu sebagai solusi untuk alasan ini, mohon dishare informasinya kepada kita semua mungkin jika ada yang memiliki alasan ini untuk tidak memulai usaha sendiri, dapat segera memulai membuka usaha sendiri.




Profile Usahawan Sukses Mana yang Akan Dicontoh?

Setiap dari kita mungkin memiliki orang-orang berhasil yang dijadikan teladan dalam menjalankan usaha. Sebagaimana di atas, ada yang meniru Bill Gates, ada yang meniru Sam Walton, dan ada yang meniru Bob Sadino. Hal tersebut wajar karena setiap usaha akan memiliki cara menjalankan usaha yang tergantung pada jenis usaha yang dijalankan tersebut.

Indonesia yang sebagian besar berpenduduk muslim tidaklah mengherankan jika mencontoh cara-cara berusaha dan berbisnis langsung kepada Nabi Muhammad, sebagaimana mungkin orang Amerika mencontoh Bill Gates, orang Jepang mencontoh para pendiri manufaktur kendaraan bermotor yang sukses baik di Asia atau di belahan dunia lainnya.

Nabi memberi contoh untuk mulai mempersiapkan diri dengan berani namun sesuai dengan prinsip-prinsip Islami, untuk sukses memiliki usaha yang barakah. Insya Allah. Banyak sekali petunjuk usaha dan bisnis dari Nabi karena masa hidup beliau yang selama 63 tahun, 25 tahunnya adalah sebagai pedagang.

Usia dan Trek Bisnis Nabi

12 --> INTERNSHIP usaha dan dagang
17 --> MANAJER usaha mandiri perdagangan regional
25 --> BUSINESS OWNER dan INVESTOR ALLIANCE
37 --> Peduli masalah masyarakat (CSR)



Jika kita melihat masa hidup Nabi, maka di sana ada peran-peran:

1. Magang / Karyawan     --> bekerja pd orang lain
2. Manajer                       --> mengelola usaha mandiri
3. Business Owner           --> memiliki usaha sendiri
4. Investor                      --> menjadi investor






Nah, sebagai umatnya, apakah kita bisa menjadi seperti itu? Jika kita adalah umat Nabi, apakah kita hanya mengikuti beliau di nomor satu saja, "magang" (menjadi karyawan) seumur hidup kepada orang lain, apalagi yang mengoperasikan usahanya tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam?


Padahal Nabi sudah mencontohkan kepada kita agar dalam bidang usaha, hendaknya kita lebih maju dari sekedar "magang" (menjadi karyawan, istilahnya saat ini), namun juga bisa menjadi Manajer, Business Owner, dan juga bahkan Investor (baik dalam ataupun luar negeri).



Caranya?


Mulai dari sekarang ikuti jalan hidup beliau. Untuk dapat mengikuti jalan hidup beliau, maka salah satu hal terpenting yang menjadi awal start kita adalah: 


memulai cara hidup sehat rohani dan jasmani dari semua yang halal dan baik.
0 Komentar untuk "Trek Bisnis NABI"

Back To Top