Strategi dan taktik Islami dalam kehidupan sehari-hari di bidang tauhid, ibadah, akhlak, muamalah, dan siyasah.

Berfokus pada manajemen (ruang lingkup, waktu, finansial, dan mutu), dan penampilan terbaik alami dari karakter ruhani dan jasmani sesuai ajaran Islam.

~ Hamba Allah ~

Al Hambra, Granada, Andalusia, Spanyol - 1001 Inventions: Muslim heritage in our world. Foundation for Science, Technology, and Civilization

SYARAH 'AQIDAH AHLUSS SUNNAH WAL JAMA'AH WAL GHAZWUL 'AQIDAH (syarat akidah Ahlu Sunnah wal Jama'ah dan perang akidah)



Assalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh


(semoga engkau yang saya hormati dan beriman, selamat, damai sejahtera, dan semoga rahmat serta berkah Allah/Tuhan untukmu pula).




Bismillahirrahmaanirrahiim.




Inalhamdalillah nahmaduhu wa nasta'inuhu wa nastaghfiruhuu wana'udzubillahi min syururi anfusina wa min sayyi'aati a'maalina mayyahdihillahu fa laa mudillalaah wa may yudihil fa hadiyalah


(segala puji kepada Allah, kita memujiNya, memohon pertolongan kepadaNya, kita berlindung kepadaNya dari kejelekan diri kita dan keburukan amal perbuatan kita. "Barangsiapa yang diberi petunjuk Allah, tak ada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang disesatkanNya, tak ada yang dapat memberikannya petunjuk").


Asyhadu 'alaa illaa ha illallah wa asyhadu ana Muhammadurrasulullah (saya bersaksi bahwa tiada/bukan Tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah Utusan Allah).


Allahumma shalli 'alaa Muhammad wa 'ala 'aali Muhammad (semoga salam disampaikan Allah kepada Muhammad dan keturunan Muhammad).






TENTANG ISLAM DAN IMAN



Pada suatu hari kami (Umar radhiyallahu ‘anhu (R.A.) dan para sahabat radhiyallahu ’anhum (R.Am.)) duduk-duduk bersama Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam (SAW). Lalu muncul di hadapan kami seseorang yang berpakaian putih. Rambutnya hitam sekali, dan tidak tampak pula adanya tanda-tanda perjalanan. Tidak seorangpun dari kami yang mengenalnya.


Dia langsung duduk menghadap Rasulullah SAW. Kedua kakinya menghempit kedua kaki Rasulullah SAW, kedua telapak tangannya diletakkan di atas paha Rasulullah SAW, seraya berkata, "Yaa Muhammad, beritahukanlah aku tentang Islam."


Lalu Rasulullah SAW menjawab, "Islam ialah bersyahadat bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasulullah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan mengerjakan haji apabila mampu."


Kemudian dia bertanya lagi, "Kini beritahukanlah aku tentang iman."


Rasulullah SAW menjawab, "Beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir dan beriman kepada Qodar baik dan buruknya."


Orang itu lantas berkata, "Benar. Kini beritahukanlah aku tentang ihsan."


Rasulullah SAW berkata, "Beribadah kepada Allah seolah-olah anda melihat-Nya walaupun anda tidak melihat-Nya, karena sesungguhnya Allah melihat anda.


Dia bertanya lagi, "Beritahukanlah aku tentang Assa'ah (azab kiamat)."


Rasulullah SAW menjawab, "Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya."


Kemudian dia bertanya lagi, "Beritahukanlah aku tentang tanda-tandanya."


Rasulullah SAW menjawab, "Seorang budak wanita melahirkan nyonya besarnya. Orang-orang tanpa sandal, setengah telanjang, melarat, dan penggembala unta masing-masing berlomba membangun gedung-gedung bertingkat."


Kemudian orang itu pergi menghilang dari pandangan mata. Lalu Rasulullah SAW bertanya kepada Umar, "Hai Umar, tahukah kamu siapa orang yang bertanya tadi?"


Lalu aku (Umar) menjawab, "Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui."


Rasulullah SAW lantas berkata, "Itulah Jibril datang untuk mengajarkan agama kepada kalian."


(HR. Muslim)





Ibnu Umar berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Islam dibangun di atas lima dasar: 1) bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi kecuali Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah Utusan Allah; 2) menegakkan shalat; 3) membayar zakat; 4) haji; dan 5) puasa pada bulan Ramadhan.'" (HR. Bukhari)





Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa mengada-adakan (perkara baru) dalam urusan (agama) kami ini, maka hal itu tertolak.” Dalam riwayat yang lain –Rasulullah- bersabda, “Barangsiapa mengerjakan suatu amalan tanpa ada dasar dari urusan (agama) kami, maka ia tertolak.” (HR. Bukhari-Muslim)





Dari Abu Najih ’Irbadh bin Sariyah R.A. dia berkata, “Rasulullah shAlallahu ‘alaihi wa sallam pernah menasihati kami dengan nasihat yang menggetarkan hati dan mencucurkan air mata:


Kami bertanya, “Wahai Rasulullah, sepertinya ini adalah nasihat perpisahan, karena itu berilah kami nasihat”.


Beliau bersabda, “Aku wasiatkan kepada kalian untuk tetap menjaga ketakwaan kepada Allah ‘azza wa jalla, tunduk taat (kepada pemimpin) meskipun kalian dipimpin oleh seorang budak Habsyi. Karena orang-orang yang hidup sesudahku akan melihat berbagai perselisihan, hendaklah kalian berpegang teguh kepada sunnah Khulafaur Rasyidin yang diberi petunjuk (Allah). Peganglah kuat-kuat sunnah itu dengan gigi geraham dan jauhilah ajaran-ajaran yang baru (dalam agama) karena semua bid’ah adalah sesat.”


(HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, ia berkata, “Hadits ini hasan shahih”)





Pokok segala urusan ialah Al Islam dan tiangnya adalah shalat, dan puncaknya (atapnya) adalah berjihad. (HR. Tirmidzi)




"Sesungguhnya bermula datangnya Islam dianggap asing (aneh) dan akan datang kembali asing. Namun berbahagialah orang-orang asing itu.", sabda Rasulullah SAW.


Para sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW, "Ya Rasulullah, apa yang dimaksud orang asing (aneh) itu?"


Lalu Rasulullah SAW menjawab, "Orang yang melakukan kebaikan-kebaikan di saat orang-orang melakukan pengrusakan."


(HR. Muslim)




Pada suatu hari Rasulullah Saw bersabda kepada para sahabatnya: "Kamu kini jelas atas petunjuk dari Robbmu, menyuruh kepada yang ma'ruf, mencegah dari yang mungkar dan berjihad di jalan Allah. Kemudian muncul di kalangan kamu dua hal yang memabukkan, yaitu kemewahan hidup (lupa diri) dan kebodohan. Kamu beralih kesitu dan berjangkit di kalangan kamu cinta dunia. Kalau terjadi yang demikian kamu tidak akan lagi beramar ma'ruf, nahi mungkar dan berjihad di jalan Allah. Di kala itu yang menegakkan Al Quran dan sunnah, baik dengan sembunyi maupun terang-terangan, tergolong orang-orang terdahulu dan yang pertama-tama masuk Islam."


(HR. Al Hakim dan Tirmidzi)





QS (Qur’an Surat) Al Baqarah (ayat) 208: Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam (Sistem Manajemen) Islam (secara) keseluruhan (total, tidak setengah-setengah dengan istiqomah dan konsekuen agar tidak bermasalah dalam kehidupan), dan janganlah kamu turut langkah-langkah Syaithan. Sesungguhnya Syaithan itu musuh yang nyata bagimu.





QS Al Baqarah ayat 136: Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada Kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim (Abraham), Isma'il (Ishmael), Ishaq (Isaac), Ya'qub (Jacob/Israel) dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa (Moses) dan Isa (Jesus) serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".







SYARAH 'AQIDAH AHLUSS SUNNAH WAL JAMA'AH



Beberapa pokok syarah 'aqidah (syarat akidah) Islam, Ahlus Sunnah wal Jama’ah, adalah:



• Mengakui agama Islam adalah agama yang haq (benar) yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam.


• Mengakui dua kalimat syahadat.


• Mengakui Rukun Islam:


(1) Bersaksi tiada sesembahan yang haq kecuali Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, (2) menegakkan sholat, (3) mengeluarkan zakat, (4) mengerjakan haji ke Baitullah, dan (5) berpuasa pada bulan Ramadhan.


Sebagai perbandingan, Rukun Islam bagi Syi'ah:


(1) Shalat (2) Zakat (3) Puasa (4) Haji (5) Wilayah (perwalian). Mengenai ibadah haji, Syi'ah mempunyai keyakinan bahwa ziarah ke makam Imam Husain adalah lebih utama daripada Haji ke Baitullah (disebutkan di Kitab Wasail asy-Syi’ah, karangan Al-Hurr al-Amily, Jilid I, hal 371).



• Mengakui enam rukun Iman. Iman adalah meyakini dengan hati, mengucapkannya dengan lisan dan mengamalkannya dengan anggota badan:


1. Iman kepada Allah.


Sebagai perbandingan, Syi’ah beranggapan Tuhan dari kaum Ahlu Sunnah wal Jama’ah adalah berbeda dari tuhan mereka (Kitab Al Anwar An-Nu’maniyah, Jilid I, hal 278 karangan Ni’matullah al-Jazairy) dan orang-orang dari golongan Rafidhah mereka (yang sekarang mendominasi Syi’ah), mengkafirkan Ahlu Sunnah Wal Jama’ah (Kitab Minhaj an-Najah hal 48 karangan Al-Faidl al Kasyany).


2. Iman kepada Malaikat


Di antaranya, adalah Malaikat Jibril yang menyampaikan wahyu kepada para Nabi dan Rasul, Malaikat Mikail yang diserahi tugas menurunkan hujan dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, Malaikat Israfil yang meniup sangkakala Kiamat dan Hari Kebangkitan makhluk, Malaikat Maut yang bertugas mencabut nyawa, Malaikat penjaga Surga dan Neraka, Malaikat yang meniupkan ruh pada janin dalam rahim pada umur 3-4 bulan, dua Malaikat yang diserahi manjaga dan menulis perbuatan manusia, dua Malaikat yang diserahi tugas menanyai mayit setelah ia dikubur, dan sebagainya.


3. Iman kepada Kitab-kitab Allah


Misalnya:

- Al Quran yang diturunkan kepada Rasulullah Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam,
- Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa AS,
- Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa AS,
- Zabur yang diturunkan kepada Nabi Dawud AS, Shuhuf Ibrahim AS dan Musa AS,
- dan berbagai kitab lain yang namanya tak disebutkan di Al Quran dan bahwa kitab-kitab itu adalah kalamullah (kalimat Allah), bukan makhluk (sebagaimana yang diyakini kaum Mu’tazilah).

4. Iman kepada para Rasul Allah


Para Rasul adalah manusia yang diutus kepada umatnya masing-masing, yang pertama adalah Nabiyullah Nuh, dan yang terakhir adalah Nabiyullah Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam yang diutus kepada seluruh umat manusia.


5. Iman kepada Hari Akhir (Yaumil Akhir)


Termasuk adanya:

- fitnah kubur,
- adzab kubur,
- nikmat kubur,
- dikumpulkannya manusia di Padang Mahsyar,
- ditegakkanya Mizan (timbangan) amalan hamba Allah,
- dibukakannya catatan-catatan amal,
- adanya Hisab (penghitungan),
- adanya al-Haudh (telaga) Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam yang paling besar dan indah,
- Shirath (jembatan) di atas neraka Jahannam menuju Surga,
- syafa’at (pertolongan) atau wasilah atau thalab Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam seijin Allah SWT,
- dan Surga serta Neraka.

6. Iman kepada Qadar (takdir) baik dan buruk.



Sebagai perbandingan, Rukun Iman bagi Syi'ah: (1) Tauhid (2) Al ’Adl (keadilan Allah) (3) Nubuwwah (kenabian) (4) Imamah (keimaman) (5) Ma’ad (hari kebangkitan-pembalasan), disebutkan di Al ’Aqaidatul Imamiyah oleh Muhammad Ridho Mudzaffar. Syi’ah juga percaya akan (kaidah) ”Al Bada’” yakni bahwa baru tampak bagi Allah akan keimaman Ismail (anak Ja’far Ash-Shadiq, imam ketujuh Syi’ah) setelah sebelumnya tidak. Bagi Syi'ah, Allah dapat salah, namun Imam karenanya adalah ma’shum.



• Mengimani Tauhid Rububiyyah (mentauhidkan segala yang dilakukan Allah SWT).


• Mengimani Tauhid Uluhiyyah (mentauhidkan Allah melalui segala pekerjaan hamba yang dengan cara itu mereka dapat mendekatkan diri ke Allah SWT).


• Mengimani Tauhid al-Asma’ wash Shifat (mentauhidkan Allah sesuai dengan Nama-nama maupun Sifat-sifat Allah).


• Sepakat bahwa syirik adalah bentuk kemaksiatan terbesar terhadap Allah SWT.


Sebagian sekte Syi'ah memiliki keyakinan akan ketuhanan Ali bin Abi Thalib yang dideklarasikan Abdullah ibnu Saba’ (akhirnya dihukum oleh Ali radhiyallahu ‘anhu sendiri semasa hidupnya).



• Sepakat bahwa manusia diciptakan Allah SWT untuk beribadah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya dan meneladani sunnah Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam.


• Mengambil lahiriyah Al Quran dan As-Sunnah sebagai dasar pertama prinsip dasar Ahlus Sunnah wal Jama’ah.


Sebagai perbandingan, Syi’ah meyakini bahwa Al Quran yang ada sekarang ini telah diubah, ditambahi, atau dikurangi dari yang seharusnya dan sesungguhnya Al Quran yang berjumlah 17.000 ayat (disebutkan di kitab Syi’ah, Al Kafi fil Ushul, Juz II hal 634) dan disebut sebagai Mushaf Fathimah (disebutkan di kitab Syi’ah, Al Kafi fil Ushul, Juz I hal 240-241). Menurut mereka, terjadi Tahrif (distorsi atau pengubahan ) Al Quran.



• Sunnah Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam untuk menafsirkan Al Quran, menguraikan, menerangkan, dan menjelaskan Nama dan Sifat Allah.


• Menetapkan sifat al-‘Uluw (ketinggian) bagi Allah SWT.


• Mengimani adanya ‘Arsy (singgasana) Allah SWT dan bahwa Allah SWT bersemayam (istiwa’) di atas ‘Arsy.


• Mengimani adanya ma’iyyah (kebersamaan) Allah SWT bersama makhlukNya.


• Menolak keyakinan Wahdatul Wujud (keyakinan bahwa semua yang ada hany satu, yaitu Allah SWT) dan i’tiqad (bahwa Allah SWT menjelma atau hulul kepada makhlukNya) juga ittihad (Allah SWT menyatu dengan makhlukNya).


• Mengimani an-Nuzul (turunnya Allah SWT ke langit dunia) pada setiap malam.


• Mengakui ru’yatullah (melihat Allah pada hari Kiamat) secara jelas


• Wajib mencintai dan mengagungkan Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam serta larangan untuk Ghuluw (berlebih-lebihan dalamnya)


• Mengakui Isra’ Mi’ Raj


• Mengimani munculnya Imam Mahdi menjelang Kiamat Besar


Imam Mahdi bagi Ahlu Sunnah Al Jama’ah adalah:


Muhammad bin Abdullah (keterangan dari Hadits Rasulullah SAW riwayat Abu Dawud dan At-Tirmidzy, dishahihkan oleh Al Albani dalam Myskat al Mashabih), dari keturunan Hasan bin Ali bin Abi Thalib, belum dilahirkan, muncul dari arah Timur, memenuhi Bumi dengan keadilan dan kesejahteraan selama 7 atau 8 tahun, menegakkan syari’at Islam, memakmurkan Bumi, memerangi Yahudi dan Nasrani lalu beserta Nabi Isa AS akan membunuh Dajjal.


Sedangkan Imam Mahdi bagi Syi’ah adalah:


Muhammad bin Hasan Al Asykari, keturunan Husain bin Ali bin Abi Thalib, dilahirkan tahun 255 H, masih hidup namun bersembunyi (Kitab Al-Ghummah Jilid II, hal 236, oleh Al-Arbaly dikuatkan Syaikh Abdul Hamid Al-Muhajir), muncul dari Sirdab Samira’, akan tinggal di Bumi selama 70 tahun membalas dendam serta menegakkan hukum keluarga Dawud (Bani Israil), akan menyeru ke Allah dengan nama Ibraninya (Kitab Ushul Al Kafi Jilid I, hal 398), menghancurkan semua Masjid (Kitab Al Gharib hal 247 oleh Ath-Thusy), berdamai dengan Yahudi dan Nasrani dan menghalalkan darah muslim (Kitab Bihar al-Anwar Jilid 52 hal 376).


Maka, doktrin Mahdiyah (perihal al-Mahdi) dan Raj’ah (kedatangan kembali) dihubungkan dengan status Imam Mastur (yang bersembuyi) yang akan muncul kembali sebagai Mahdi pembangun kerajaan Allah menjelang hari kiamat kelak ini, bagi sebagian kalangan ditengarai berakarkan agama Zarathustra Persia sebelum kedatangan Islam ke Persia di masa Khalifah Umar bin Khtatthab R.A.


Menarik untuk merenungkan bahwa Syi’ah berkembang pesat di Persia (Iran dan sebagian Iraq kini), wilayah yang diislamkan oleh tentara Islam pimpinan Khalifah Umar bin Khatthab radhiyallahu ‘anhu, dan kemudian Khalifah Umar bin Khatthab radhiyallahu ‘anhu dibunuh oleh tawanan perfang Persia bernama Abu Lu’lu. Saat ini, makam Abu Lu’lu sendiri di Iran menjadi obyek wisata dan ziarah kaum Syi’ah serta namanya diagungkan sebagai orang yang berjasa besar kepada Islam (Syi'ah).



• Mengimani Keluarnya Dajjal dari timur Khurasan dan fitnahnya (bencananya) yang akan dibunuh oleh Nabi Isa bin Maryam AS


• Mengimani turunnya Nabi Isa AS di akhir jaman setelah munculnya Dajjal meneruskan syari’at yang dibawa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam dan membawa ketenangan, keamana, keselamatan selama 40 tahun.


• Mengimani keluarnya Ya’juj dan Ma’juj di akhir jaman pada mas Isa bin Maryam AS.


• Mengimani terbitnya matahari dari barat sebelum hari Kiamat.


• Mengimani sesudah manusia masuk surga dan neraka tak ada lagi kematian


• Ahlu Sunnah wal Jama’ah adalah Ahlul Wasath (umat yang pertengahan di antara berbagai Firqah atau perpecahan umat)


• Ahlu Sunnah wal Jama’ah berpandangan bahwa tak setiap ucapan dan perbuatan yang disifatkan nash sebagai kekufuran merupakan kekafiran besar (karena ada kekufuran besar dan ada kekufuran kecil) dan tidak boleh menjatuhkan hukum kafir kepada muslim kecuali telah ada petunjuk jelas dari Al Quran dan Hadits atas kekufurannya, namun tetap tidak menganggap halal dosanya.


Dan sebagian yang dapat membatalkan keislaman seseorang adalah:


- menyekutukan Allah,

- membuat perantaara antara dirinya dengan Allah (berdoa, memohon syafa’at bertawakkal kepada mereka),
- mereka yang tidak mengkafirkan orang musyrik-kafir (misalnya Yahudi, Nasrani, Majusi, orang musyrik, mulhid atau Atheis) termasuk malah membenarkan mereka,
- meyakini adanya petunjuk yang lebih sempurna daripada Sunnah Rasulullah shalalallahu ‘alaihi wasallam,
- tidak senang terhadap atau membenci hal-hal yang dibawa Rasulullah shalalallahu ‘alaihi wasallam,
- menghina Islam,
- melakukan sihir (termasuk ash-Sharfu atau guna-guna, al-‘Athfu atau pelet, dan sebagainya),
- memberikan pertolongan kepada orang kafir dan membantu mereka memerangi kaum muslimin,
- meyakini bahwa manusia bebas keluar dari syari’at Nabi shalalallahu ‘alaihi wasallam,
- berpaling dari agama Allah termasuk tak mempelajari dan mengamalkannya,
- syirik dalam berziarah kubur (seperti mempersembahkan suatu macam ibadah kepada ahli kubur, meminta bantuan kepadanya, menyembelih kurban untuknya, berthawaf di sekelilingnya, dan sebagainya),
- orang munafiq (yang menampakkan keislaman namun menyembunyikan kekufuran dan kejahatannya, lebih jelek daripada orang kafir) dan sebagainya.

• Beriman kepada al-Wa’du (janji Allah akan kebaikan) dan al-Wa’iid (janji ancaman tentang siksaan neraka).


• Berhukum dengan hukum yang diturunkan Allah SWT.


• Mengikuti Sunnah Rasulullah shalalallahu ‘alaihi wasallam secara lahir dan bathin


• Memuliakan para sahabat radhiyallahu ‘anhum


Sebagai perbandngan, Syi'ah meyakini bahwa para sahabat radhiyallahu ‘anhu yang berjumlah ribuan, sepeninggal Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, menjadi murtad, kecuali Al Miqdad bin Al Aswad, Abu Dzar Al Ghifari, dan Salman Al Farisy (disebutkan di kitab Syi’ah, Ar-Raudhah minal Kafi, Juz VIII hal 245 dan Al-Ushul minal Kafi, Juz II hal 244). Imam sesudah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, bukan Abu Abakar Ash Shiddiq radhiyallahu ‘anhu.


Syi'ah memiliki keyakinan untuk mencaci maki, menghujat, dan membenci (tasyayyu’) para sahabat Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam (terutama Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu, Umar bin Khatthab radhiyallahu ‘anhu, dan Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu) dan keluarganya termasuk istri Rasulullah SAW, Aisyah binti Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu.


Ini antara lain disebutkan di Dirasat Fil Ahwa’ wal Firaq wa Mauqifus Salah Minha hal 237, oleh DR Nashir bin Abdul Karim, juga Ash-Shafy dalam tafsir Al Qurannya Jilid V, hal 28, Ni’matullah al-Jazairy dalam kitab Al-Anwar an-Nu-maniyah Jilid I hal 53, dan 63, lalu Zainudin al-Bayadhy di Kitab Ash-Shirath al-Mustaqim ila Mustahiq at-Taqdim Jilid II hal 30, dan 129, kemudian Al-Majlisy dalam Kitab Bihaar al-Anwar Jilid XXX hal 237, dan sebagainya).


Sebagian sekte Syi'ah juga memiliki keyakinan akan ketuhanan Ali bin Abi Thalib yang dideklarasikan Abdullah ibnu Saba’ (yang akhirnya dihukum oleh Ali radhiyallahu ‘anhu sendiri semasa hidupnya) dan pengikutnya, atau setidaknya keyakinan pengutamaan Ali radhiyallahu ‘anhu terhadap Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu dan Umar radhiyallahu ‘anhu (yang Ali radhiyallahu ‘anhu sendiri memutuskan hukuman cambuk kepada kaum yang meyakininya).



• Membenarkan adanya karamah para Wali yang istiqomah dalam iman dan mengikuti syari’at


Sebagai perbandingan, Syi'ah berkeyakinan bahwa Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu dan para Imam mengetahui rahasia ghaib masa lalu dan akan datang (di Kitab Syi’ah Al Kafi Jilid I hal 261), Imam mereka ma’shum (suci dari dosa dan tak dapat berbuat salah) bahkan dapat menentukan waktu kematian mereka (di Kitab Syi’ah Al Kafi Jilid I hal 258), dapat menghidupkan orang mati (di Kitab ’Uyun al Mu’jizat, hal 28), semua makhluk diciptakan untuk para Imam (Kitab ’Ilm al-Yaqin fi Ma’rifati Ushul ad-Din, Jilid II, hal 597).


Yang kemudian kaum Syi’ah anggap sebagai 12 Imam Ma’shum (suci tak mungkin salah dan berdosa) Syi’ah adalah: (1) Ali bin Abi Thalib, (2) Hasan bin Ali (3) Husain bin Ali (4) Ali bin Husain (5) Muhammad bin Ali bin Husein (Al Baqir) (6) Ja’far bin Muhammad (Asshodiq) (7) Musa bin Ja’far bin Muhammad (Al Kazim) (8) Ali bin Musa (Arridho) (9) Muhammad bin Ali (Al Jawwad) (10) Ali bin Muhammad (Al Hadi) (11) Hasan bin Muhammad (Al Askari) (12) Muhammad bin Hasan Al Asykari (Mahdi)


Syi'ah berkeyakinan bahwa para Imam Syi'ah yang telah wafat akan hidup kembali sebelum Hari Kiamat untuk membalas dendam kepada para perampas hak kekhalifahan muslim (Khalifah Pertama Abu Bakar As Shiddiq radhiyallahu ‘anhu, Khalifah Kedua Umar bin Khatthab radhiyallahu ‘anhu, dan Khalifah Ketiga Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu). Syi’ah percaya kepada kaidah ”Ar-Raj’ah” atau kembalinya roh-roh ke jasad masing-masing di dunia sebelum Kiamat saat Imam Ghaib mereka keluar dari persembunyiannya dan menghidupkan Ali radhiyallahu ‘anhu dan anak-anaknya untuk membalas dendam.



• Tidak mendirikan Masjid di atas kuburan


• Bertawassul hanya dengan asma Allah dan sifat Allah, juga dengan amal shalih yang dikerjakannya atau melalui do’a orang shalih yang masih hidup


• Hanya melakukan tabarruk (mencari berkah) kepada yang telah ada dalilnya, misalnya:


- tabarruk saat Lailatul Qadar,

- di ketiga Masjid utama Islam (Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan Masjid al-Aqsha),
- dengan air Zam-zam, atau dengan amal yang ada berkahnya seperti amal-shalil yang dikerjakan dengan ikhlas dan ittiba’ kepada Nabi shalalallahu ‘alaihi wasallam,
- atau kepada yang berbentuk pribadi yang ada berkahnya (misalnya tubuh Nabi shalalallahu ‘alaihi wasallam saat masih hidup).

• Mengakui adanya sihir dan tukang sihir dan memeranginya, tidak percaya kepada dukun (kahin), tukang ramal (‘arraf), dan ‘orang pintar’.


• Melarang melakukan Nusyrah (mengobati sihir dengan sihir)


• Tidak mengakui adanya pengaruh ilmu Nujum (perbintangan) terhadap keadaaan manusia dan Bumi, termasuk melakukan al-Istisqa’ bil Anwa’ (menisbatkan jatuhnya hujan kepada bintang) kecuali seperti penanggalan, pengetahuan kondisi cuaca, hujan, penyebaran wabah dan sebagainya.


• Tidak percaya akan Thiyarah atau Tathayyur (bernasib sial karena suatu hal)


• Tidak memakai jimat (dalam bahasa Arab, “tamimah” dalam bentuk tunggal atau “tamaaim” dalam bentuk jamak) baik yang tidak bersumber dari Alquran maupun yang bersumber dari Alquran (pendapat yang lebih kuat, adalah tak memperbolehkannya) termasuk yang berupa barang, terutama dapat menjebak ketergantungan hati kepadanya, selain kepada Allah SWT, dan membuka pintu akan masuknya kepercayaan-kepercayaan yang rusak yang dapat menghantarkan kepada syirik.


• Memperbolehkan melakukan ruqyah syar’iyyah (doa perlindungan sebagai jampi menyembuhkan orang sakit termasuk gangguan makhluk ghaib yang sesuai syari’ah).


• Melakukan cinta (al-Wala’) dan benci (al-Bara’) karena Allah SWT


• Membolehkan bermu’amalah dengan orang kafir dalam perdagangan, sewa-menyewa, jual-beli, wakaf terhadap muslim, pinjam-meminjam dengan cara menggadaikan barang, mengharamkan mereka membangun tempat ibadah di negeri muslim, dan bahwa orang dzimmi (non-muslim yang berada di negeri muslim) tak boleh diganggu selama mereka melakukan kewajiban mereka dan mematuhi perjanjina damai.


• Membenci ahli hawa nafsu dan ahli bid’ah (perbuatan yang dianggap ibadah namun tak ada dasar syari’ahnya)


• Menyuruh kepada yang ma’ruf, apa yang disukai Allah dari iman dan amal shalih dan mencegah yang munkar, apa yang tidak disukai Allah dan dilarangNya (amar ma’ruf nahi munkar) menurut syari’at


• Melaksanakan ibadah dan jihad fi sabilillah (berjuang di jalan Allah) bersama Ulil Amri (pemerintah) dan melarang memberontak terhadapnya


• Berpedoman bahwa agama adalah nasihat yang baik dan dilakukan dengan cara yang baik


• Ta’at kepada pemimpin kaum muslimiin selama mereka tidak meyimpang dari syari’at


• Menjaga ukhuwwah (persaudaraan) sesama mu’miniin dan persatuan umat Islam yang dibangun di atas as-Sunnah (bukan bid’ah)


• Menyuruh kaum muslimiin untuk sabar dalam cobaan, bersukur ketika senang, ridha terhadap pahitnya Qadah dan Qadar


• Melakukan Tashfiyah (pemurnian) dan Tarbiyah (pembinaan muslim dari dalam)


• Berdakwah mengajak ke Islam dengan ilmu syar’i dan hikmah dan dimulai dengan Tauhid


• Dan lain-lain


(dari Al Quran dan Al Hadits, dan berbagai sumber lain, terutama ringkasan dari kitab "Syarah 'Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah" oleh Yazid Jawwas)



W W W


Abu Taqi Mayestino


over a year ago · Report






Abdullah Machicky MayestinoGHAZWUL 'AQIDAH MIN AHLUL KITAB (PERANG AKIDAH DARI AHLUL KITAB)



Assalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh



(semoga engkau yang saya hormati dan beriman, selamat, damai sejahtera, dan semoga rahmat serta berkah Allah/Tuhan untukmu pula).




Bismillahirrahmaanirrahiim.




Inalhamdalillah nahmaduhu wa nasta'inuhu wa nastaghfiruhuu wana'udzubillahi min syururi anfusina wa min sayyi'aati a'maalina mayyahdihillahu fa laa mudillalaah wa may yudihil fa hadiyalah


(segala puji kepada Allah, kita memujiNya, memohon pertolongan kepadaNya, kita berlindung kepadaNya dari kejelekan diri kita dan keburukan amal perbuatan kita. "Barangsiapa yang diberi petunjuk Allah, tak ada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang disesatkanNya, tak ada yang dapat memberikannya petunjuk").


Asyhadu 'alaa illaa ha illallah wa asyhadu ana Muhammadurrasulullah (saya bersaksi bahwa tiada/bukan Tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah Utusan Allah).


Allahumma shalli 'alaa Muhammad wa 'ala 'aali Muhammad (semoga salam disampaikan Allah kepada Muhammad dan keturunan Muhammad).





Disadari pengkotak-kotakan yang terjadi di berbagai sisi peradaban manusia, sebenarnya dapat dipahami dengan cara mudah sebagai kekurangmampuan atau ketidaksempurnaan manusia untuk dapat menyerap semua ilmu (karunia) Allah SWT yang terhampar luas secara kaafah (integratif/ terpadu).


Maka, agar dapat lebih sederhana dan mudah dipahami oleh manusia sebagai makhluk dengan mandat dan kecerdasan tertinggi dunia namun juga terbatas, perlulah kiranya bagi manusia secara naluriah untuk memilah-milahnya dan kemudian menjadikannya bertahap-tahap (terutama karena juga adanya perbedaan kemampuan manusia individual maupun bahkan komunal dalam memahaminya).


Hal ini, kemudian dianggap lebih sesuai dengan kemampuan belajar manusia yang secara alami juga bertahap-tahap, baik secara tinjauan Behavioral maupun secara tinjauan Kognitif. Maka sehubungan dengan ini jugalah antara lain, dapat pula dipisahkan kemudian (bila memang perlu dipisahkan) sekian banyak konsentrasi penelaahan dan pembangunan potensi manusia, yang dikelompokkan menjadi dua bagian besar, yaitu penelaahan melalui jalur Akal dan penelaahan melalui jalur Hati.


Dan kemudian kita dapat temukan pula pola, kecenderungan, naluri, tindakan serupa, rangkaian pemilah-milahan di berbagai hal-ihwal ragam sisi kehidupan manusia lainnya.


Yang kemudian kiranya sebaiknya penting diwaspadai adalah juga bahwa pengkotak-kotakan itu bagi beberapa kalangan yang kurang awas (atau menjadi kurang awas), dapat saja menjadi jebakan berbahaya yang mungkin menjebak mereka ke dalam pemahaman lebih lanjut yang juga terkotak-kotak, yaitu serangkaian pemahaman-pemahaman yang tidak menyeluruh dan cenderung menyempit, walau memang pada dasarnya secara alami, secara naluriah tentu disesuaikan pula dengan potensi masing-masing, sekali lagi.


Hal ini kemudian pula, dapat menjadi satu pemecahan masalah (sementara) yang dapat melebar ke permasalahan baru, walaupun itu juga adalah satu kewajaran (alami, Islami), sampai satu titik perhentian akhir nanti.


Telah disadari pula bahwa telah jamak pula manusia mempercayai pemikiran (Akal) manusia (Barat), yang ternyata sepanjang jaman, berubah-ubah prinsipnya, dan tidak membawa kebaikan menyeluruh (kaafaah).


Sementara, dengan dominasi bangsa Barat, manusia selama berabad-abad pula, membuat pemisahan yang akhirnya menjadi perang berkepanjangan antara:



- Pendukung telaah kehidupan ‘Jalur Akal’ (Pemikiran, Logika), melawan,


- Pendukung telaah kehidupan ‘Jalur Hati’ (yang menurut mereka, adalah Agama atau Iman)




Sebelum melangkah menuju pembahasan ini, berikut adalah beberapa hal yang perlu dipahami dalam khazanah Barat sebagai dasar dalam memahami pembagian-pembagian pembicaraan berikutnya tentang Pengetahuan:



- Sains: didukung bukti empiris dan logika (paradigmanya adalah kaidah positif, metode ilmiah/sains adalah: ”Buah ditanam, berbuah, buah terlihat nyata.”)


- Filsafat: kebenaran didapatkan secara logis, tidak empiris (paradigmanya adalah kaidah logis, metode logis adalah: ”Buah ditanam, berbuah, apa guna lebihnya? Apa maksudnya? Dsb. ...”)


- Mistik: kebenaran tidak dapat dibuktikan secara empiris dan logis, misalnya tentang Tuhan dan keberadaannya. Paradigmanya adalah kaidah mistis, beberapa kalangan menganggap metode latihannya adalah Dzikr, Riyadlah Sufistis atau ’Irfan (versi Syi’ah)




Secara umum, manusia biasa menyebut bahwa Filsafat memang didasarkan pada Akal, dan para Filsuf serta peminatnya adalah para pendungkung utama jalur Akal ini, pendeknya, penelaahan jalur Akal adalah sama dengan (berdasarkan) Filsafat.


Sebab timbulnya Filsafat sendiri adalah dari keindahan alam, dongeng/legenda masyarakat, dsb.


Tujuan dari Filsafat adalah mencari pengetahuan sebenarnya, menjadikan manusia menjadi manusia seutuhnya. Isi dari Filsafat tergantung obyeknya.


Perbedaan Filsafat dengan Sains adalah bahwa obyek materia sains adalah empiris (dapat dialami), sedangkan obyek materia filsafat adalah abstrak, lebih luas/non empiris mutlak, misalnya mengkaji tentang Tuhan, Hari Akhir, dsb.





QS Al Mulk ayat 3-4 (67:3-4):


(3). Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu Lihat sesuatu yang tidak seimbang?


(4) Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.




QS Yunus ayat 5-6 (10:6):


(5) Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan haq [*]. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.


(6) Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada apa yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi orang- orang yang bertakwa.

[*] Maksudnya: Allah menjadikan semua yang disebutkan itu bukanlah dengan percuma, melainkan dengan penuh hikmah.



QS Ibrahim ayat 52 (14:52): (Al Quran) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengan-Nya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran.




QS Aali Imraan ayat 190-191 (3:190-191):


(190) Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,


(191) (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.




QS Al A’raaf ayat 179 (7:179): Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai.








FILSAFAT YUNANI KUNO (RELATIVISME)



Setidaknya, mari kita telaah berbagai pemikiran dan distorsi atau bahkan resultan pemkiran ini, sejak suatu jaman terkenal yang juga menjadi salah satu inspirasi Renaissance berabad-abad kemudian, yaitu jaman Yunani Kuno dengan Filsafat Sofistik Yunani Kuno pra-Masehi yang antara lain bertokohkan Filsuf Thales (624-546 SM), Anaximander, Parmanides, Gorgias, Zeno, Socrates, Plato, Aristoteles, Ptolemeus, Galen, Hipocrates, Euclides, dsb.


Walaupun sudah jamak berpikir kritis, namun secara umum inti pemikiran-pemikiran Filsafat Sofistik Yunani Kuno mereka adalah Filsafat Relativisme, yaitu bahwa "Kebenaran itu relatif”, masih bergantung kepada pemikirnya. Kiranya ini juga terjadi karena tak cukup ada ilmu-pengetahuan di masanya sebagai pembanding-penguji kebenarannya. Misalnya yang terkenal, adalah perdebatan di antara mereka sendiri tentang apa sesungguhnya inti isi dari alam semesta, yang notabene lebih didasarkan pada sangkaan dan pemikiran logis menurut mereka secara ‘bebas’ (dengan kata lain juga, lebih-kurang, adalah dengan ‘liar’).




Contoh telaah pemikiran relatif Filsafat Relativisme Sofistik Yunani:


- Klaim Thales tentang alam semesta: ”Apakah isi alami dari alam semesta? Jawabnya adalah, ”Air! ”.


- Klaim Anaximander tentang hal yang sama adalah bahwa, “Substansi pertama, udara, ada dengan sendirinya”.


- Klaim Heraclitus, “Berdasarkan intuisi, alam selalu berubah”.


- Di luar klaim ini, tokohnya yang lain yang bernama Parmanides, bersandar pada pemanfaatan logika dan deduksi logis, sementara Zeno, menekankan pada telaah Filsafat Relativisme.


- Tokohnya yang mungkin paling terkemuka yaitu Socrates (384-322 SM), adalah seorang moralis yang tidak sepenuhnya mendasarkan diri pada Akal namun juga membangun pemahamannya melalui eksplorasi Hati dan menegaskan bahwa, “Tidak semua kebenaran relatif, melainkan ada kebenaran sejati secara umum/obyektif”. Di sini, Socrates telah selangkah lebih maju daripada rekan-rekan sejawatnya.


- Murid Socrates, Plato, adalah pencetus Filsafat Teosentris yaitu paham bahwa semua berpusat pada Tuhan, dan kebenaran itu karenanya sudah ada dengan sendirinya.


- Tokoh yang menonjol kemudian, Aristoteles, amat dipengaruhi metode yang kemudian disebut sebagai metode sistematis empiris (yaitu mendasarkan pada pengalaman), dalam menelaah sesuatu.




Di masa ini, yang dipentingkan secara umum adalah penggunaan Akal. Dapat dikatakan bahwa dalam masa ‘perang’ berkepanjangan antara Akal dan Hati sepanjang sejarah manusia, pemanfaatan Akal (walaupun ada yang masih relatif) dianggap menang pada masa itu.




W W W


Abu Taqi Mayestino



over a year ago ·
Report






Abdullah Machicky MayestinoPEMIKIRAN DAN KEIMANAN AHLUL KITAB ABAD PERTENGAHAN (AWAL MASEHI HINGGA SEKITAR ABAD XIV MASEHI MEDIEVAL / DARK AGES)





Berlanjut ke apa yang kemudian dinamakan Jaman Abad Pertengahan sekitar Abad I-XV M (disebut juga Era Medieval atau Dark Ages) selama sekitar limabelas Abad. Wajah peradaban Barat pada Abad Pertengahan ini, didominasi Filsafat Kristen bermottokan ”Credo et intelligam”, atau ”Keyakinan (keimanan agama) berkedudukan di atas pemikiran (logika), keyakinan mengungguli pemikiran” atau lebih mudahnya, ”Yakini dulu sesuatu, baru carikan alasan untuk menjelaskannya”.


Akal (di Barat) benar-benar kalah pada masa ini (terutama pada Filsafat Plotinus, Augustinus, Anselmus), bahkan pemanfaatan akal diganti oleh Augustinus mutlak dengan Iman, sebelum penghargaan terhadap Akal sempat muncul kembali kemudian pada masa Thomas Aquinas di akhir masa Abad Pertengahan (dan karenanya ditentang hebat dan dibenci sebagian besar masyarakat Gereja yang terlanjur menjadi pendukung jalur Hati, iman, yang dalam hal ini adalah iman mutlak dogmatis Kristiani.


Ini juga menyebabkan manusia Barat percaya dogmatis ‘rasa hati’ agama (yang dikenal Barat saat itu adalah Katolik dan Yahudi), menjadikannya tak boleh atau mudah dikritik; sekaligus membuat kedudukan mereka tinggi (makmur secara ekonomi juga) sebagai pemegang mandat negara (dengan Otokrasi dan Teokrasi Kristen) tanpa mudah dan mau dikritik (dan bagi sebagaian orang, juga dianggap semena-mena), dan perkembangan ilmu-pengetahuan menjadi lambat. Kekuasaan absolut negara dan pusat-pusat kesejahteraan, karenanya, dipegang mutlak oleh Gereja dan Kerajaan.


Karenanya ada pula yang disebut sebagai Lembaga Inkuisisi Gereja yang awalnya hanya mengisolasi, menghukum, kalau perlu menyiksa, membantai orang Kristen yang dianggap kafir misalnya mereka yang dianggap tak percaya dogma Katolik, yang menentang Gereja, kaum Homoseks, kaum Lesbian, mereka yang dianggap sebagai Penyihir (termasuk orang-orang yang mungkin sebenarnya adalah penderita penyakit tertentu yang di masa itu belum terjelaskan), dan sebagainya.


Namun tujuan dan sasaran Inkuisi ini meluas menjadi pemusnahan Muslim dan Yahudi di Eropa juga. Inkuisisi Eropa (khususnya Spayol) ini juga dengan sendirinya menjadikan wilayah Muslim Kekhalifahan Barat di Spanyol dan Portugal (serta sebagian muslim yang bermukim di Sisilia) menjadi wilayah Eropa Kristen Katolik kembali.


Ini berpuncak di sekitar tahun 1491 M, satu tahun sebelum Christophorus Columbus berlayar dari Spanyol mencari dunia baru dengan restu Raja dan Ratu Spanyol yang sama yang memimpin proses Inkuisisi akhir, yaitu Raja Ferdinand dan Ratu Isabella; untuk menemukan Benua Amerika kemudian.


Akidahnya sendiri, didasarkan pada pemikiran yang didapatkan dari berbagai (puluhan) versi Injil yang ada dan beredar saat itu dengan berbagai penafsirannya, termasuk bahwa:



- Yesus adalah Tuhan dan Anak Tuhan yang sekaligus berarti oknum Tuhan ada tiga (disebut Trinitas yaitu tuhan Bapa, Anak, Roh Kudus),

- lalu cara hidup selibat (tidak menikah) a la pertapaan Gereja adalah terbaik agar dekat dengan Tuhan,
- juga bahwa kekuasaan tertinggi harus dipegang Gereja (dan sistem Monarki-Teokrasi),
- dan sebagainya.



Peminjaman atau pengaruh Neo-Platonisme pada perkembangan Kristen dan filsafatnya kemudian menjadi dominan.


Filsafat Neo-Plato ini adalah filsafat Plato gaya baru, bahwa semuanya berpusat kepada Tuhan dan kebenaran itu sudah ada dengan sendirinya, yang pada Abad Pertengahan ditahbiskan, didasarkan ke ajaran Kristen.


Namun juga ditemukan di kalangan minoritas saat itu, pengaruh Filsafat yang mendasarkan Akal a la Aristoteles, misalnya dengan adanya deduksi logis (argumen intelektual), dan Stoisisme (kesabaran dan penguasaan diri). Juga ditemui adanya pengaruh tradisi Yahudi (dari Philo) misalnya tentang penggunaan Alegori (kiasan), kemahakuasaan Tuhan, penciptaan, teokrasi, dsb.


Golongan Apologis atau Apologetik (pencari alasan pembenaran sesuatu) pun mulai menggunakan Filsafat Yunani (Relativisme) pula untuk dapat membela kebenaran Injil (secara relatif). Mulai populer juga istilah Logos atau firman, oleh Clements, sebagai sarana Tuhan (yang dianggap berada di luar ruang dan waktu) untuk berhubungan dengan manusia (yang berada di dalam ruang dan waktu).


Filsuf pada masa ini yang kiranya paling menonjol adalah Plotinus (204-270 M, orang Mesir, penganut Neo-Platonisme/Teosentris), yang terkenal dengan konsepnya, Filsafat Metafisika dengan konsep Transedens. Konsep Transedens meyakini bahwa sesungguhnya ada tiga realitas:


* The One/Tuhan,

* The Mind/Nous/ide-ide obyek,
* dan The Soul/satu jiwa dunia dan banyak dunia kecil.



Teori ini dapat diperdebatkan pula sebagai serupa tapi tak sama dengan, atau menyumbangkan pemikiran pendukung, dogma Trinitas. Trinitas adalah paham bahwa Tuhan ada tiga oknum (yaitu oknum Bapa, Anak, Ruh Kudus) dalam Kristen yang mula-mula benihnya diperkenalkan Theopilus pada tahun 180 M yang terutama mengikuti pendapat Paulus dari Tarsus (Saulus atau Paul).


Sebagai catatan, dogma Trinitas sendiri memang mulai mengkristal semasa Plotinus.


Plotinus melahirkan pula Teori Emanasi Plotinus bahwa banyaknya makhluk, tidak berarti lantas dalam Yang Esa ada pengertian yang banyak pula, karena menurutnya Tuhan tidak sebanyak makhluk, dan alam ini diciptakan melalui proses Emanasi. “The One” sendiri, tidak berubah, dan penciptaan tidak dalam kerangka ruang dan waktu, yang justru diciptakan kemudian.


Tujuan utama Filsafat Plotinus ini adalah untuk bersatu dengan Tuhan, melalui indera, tentang alam, menuju jiwa Ilahi.


Satu kesamaan yang kiranya tak mengherankan dengan Wahdatul Wujud dan Ittihad (kebersatuan dengan Tuhan) dalam khazanah Islam kemudian, jika menyadari bahwa mereka mungkin sekali belajar dari sumber-sumber yang sama dan dapat saling mempengaruhi, terlepas dari benar-salahnya paham Wahdatul Wujud dan Ittihad ini.


Penting dicatat, bahwa Ilmu/sains tidaklah penting bagi Plotinus, maka penjelasan ilmiah tentang alam semesta juga tidak penting.


Filsuf lainnya antara lain adalah Augustinus (dikenal juga sebagai Santo Augustinus, 204-270 M, orang Numidia/Algeria, penganut Neo-Platonisme/Teosentris).


Menurutnya, semua hal berpusat kepada Tuhan. Maka, jika berpisah dari Tuhan berarti tidak ada realitas. Pemikiran manusia, menurutnya dapat digunakan untuk mengenali kebenaran itu. Dan Augustinus, tidak percaya adanya dualisme fisik, artinya bahwa kejahatan itu tidaklah positif dan ada jarak dari ke-ada-an yang sebenarnya.


Menurutnya, juga tidak ada Relativisme, seseorang harus yakin, karena justru bila seseorang meragukan sesuatu, pastilah ia justru tidak meragukan sesuatu. Jiwa, menurutnya adalah imaterial (bukan materi) dan berfungsi untuk:


(1) Mengingat

(2) Mengerti
(3) Mau;

maka ini juga adalah suatu Cosmic Trinity/ketritunggalan alam, yang dapat dikaitkan/mendukung dogma Trinitas.


Mengenai roh, tak ada dunia jiwa atau roh menurutnya. Dan ia mengutuk seks, karenanya ia mementingkan kehidupan pertapaan a la selibat (tak menikah) pula. Augustinus karenanya mengadaptasikan prinsip Platonisme (semua berpusat kepada Tuhan dan kebenaran itu sudah ada dengan sendirinya) ke dalam ide-ide Kristen, membenarkan Kristen, dan meremehkan pentingnya atau peranan ilmu pengetahuan/sains dan mementingkan iman.


Baginya, Filsafat adalah Agama/Hati. Potensi pemikiran digantinya mutlak dengan iman (dogmatis).


Lalu nama yang tak kalah menonjolnya adalah Thomas Aquinas (1225-1274 M) yang berasal dari Italia. Ia anggota Ordo Dominican yang merupakan lawan hebat dari Ordo Fransiscan yang saat itu dominan di dunia Kristen.


Aquinas banyak membicarakan Agama (iman, hati) namun juga mebicarakan ’lawannya’, Filsafat (akal, ilmu pengetahuan), dan dengan sendirinya juga mencoba mencari titik temu keseimbangan antara unsur Akal dan Hati itu.


Karena kecenderungannya ini pulalah, ia juga dibenci oleh para Filsuf terkemuka Kristiani Abad Pertengahan yang justru mengedepankan pemanfaatan Hati atau iman dogmatis Kristiani semata-mata. Materi (matter) menurut Aquinas tidak dapat terpisah dari bentuk (form). Dan raga (badan), menghadirkan matter atau materi, dan jiwa menghadirkan form atau prinsip hidup aktual. Maka kesatuan keduanya tentu diperlukan untuk kesempurnaan manusia, dan manusia sendiri adalah makhluk yang berakal.


Etika tertinggi baginya, adalah Kebaikan Tertinggi di hari nanti, dan dasarnya adalah kemurahan hati. Ia juga menyetujui kehidupan pertapaan (termasuk selibat). Dasar pemerintahan dari negara adalah landasan moral, baginya. Eksistensi Tuhan baginya dapat diketahui lewat Akal.


Inti lima argumennya dalam bukunya yang fenomenal pada jamannya, berjudul “Summa Teologica” adalah bahwa:


* Alam selalu bergerak

* Ada suatu sebab yang mencukupi (efficient cause)
* Ada argumen kemungkinan dan keharusan (possibility and necessity)
* Ada tingkatan-tingkatan pada alam
* Ada keteraturan alam


Aquinas adalah pembaharu Kristen dan gereja pada jamannya di masa menjelang akhir Abad Pertengahan, yang juga mengakibatkan berbagai perubahan besar dalam dunia Kristen, terutama mulai hidupnya lagi penggunaan Akal, setelah pada awal dan pertengahn dari masa Abad Pertengahan/Abad Kegelapan hal ini adalah suatu hal yang asing (karena dikalahkan oleh keyakinan/iman Kristiani mutlak bersemboyankan ”credo et intelligam”).


Dan ternyata dalam melakukan pembaharuan Barat dan Gereja menuju kebebasan berpikir ini, menurut Sejarawan Gudisalvus, Aquinas banyak menyerap pemikiran Ibnu Rusyd, ilmuwan dan Filsuf besar Islam akan kebebasan berpikir (namun yang tetap dalam keimanan).


Maka pada Aquinas, kekuatan Pikiran/Akal dan Iman/Hati tidak bertentangan, baginya, Tetapi baginya, belumlah jelas pula, di mana letak batas antaranya.


Karena pada tahap Abad Pertengahan ini akidah Kristen mendominasi, maka penting pulalah untuk mengenailnya, dan berikut ini adalah ringkasan tentang akidah dan Filsafat Kristen dasar beserta pendahulunya, Yahudi:







AGAMA DAN FILSAFAT YAHUDI



Tentang Sejarah Yahudi dan Injil Perjanjian Lama yang menjadi bagian penting dari Injil:


Penganut agama Yahudi dan Kristen yang mengetahui sejarah dan kritis, sudah mengakui bahwa kitab Taurat yang mereka sucikan sekarang, ternyata bukanlah salinan Taurat yang diberikan kepada Nabi Musa AS (Moses), melainkan sebuah kitab yang dikarang oleh generasi Israel yang hidup ratusan tahun setelah kehidupan Nabi Musa AS.


Nabi Musa AS sendiri memang diketahui telah menuliskan Taurat pada Loh Batu, dan dimasukkan ke dalam Tabut yang antara lain, ini juga dimaktubkan dalam Injil Keluaran 24:12, 25:21, 35:12, 34:1-4.


Sebab utamanya dapat diltelusuri dalam sejarah, saat setelah wafatnya Nabi Sulaiman AS (Solomon/Schlomo/Salomo) pada tahun 992 SM (Sebelum Masehi), saat kerajaannya terpecah menjadi dua bagian besar:


* Bagian Utara bernama Israel yang terdiri dari 10 suku Israel dibawah pimpinan Raja Yerobeam (I Raja-raja 13:33, 14:20) dan ibukotanya berpindah-pindah dari Sikhem, Pnuel, Tirza dan akhirnya Samaria (I Raja-raja 12:25a, 12:25b, 14:17, 16:24,29). Elohim adalah nama Tuhannya Kerajaan Israel Utara,


* Bagian kedua adalah bagian Selatan yang bernama Yehuda yang terdiri dari 2 suku dan rajanya bernama Rehabeam (I Raja-raja 14:21-31) dengan ibukota Yerusalem. Yerusalem adalah tempat menyimpan tabut berisikan kitab Taurat. Jahweh atau Yahweh atau Yehova adalah nama Tuhannya Kerajaan Israel Selatan dari suku Yehuda dan Benyamin.




Namun raja Israel, Yerobeam, tidak setuju menjadikan Yerusalem sebagai pusat peribadatan walaupun tabut Musa AS ada di sana, dan ia memilih kota Betel dan Dan sebagai pusat peribadatan baru serta mendirikan patung anak lembu dari emas sebagai obyek peribadatan mereka (I Raja-raja 12:26-33) sebagai lambang dewa kesuburan.


Ini sekaligus membuat Israel kembali menyembah berhala (I Raja-raja 13:34, 15:30,34; II Raja-raja 10:29, 13:6, 14:24, 17:22). Penyembahan berhala ini membuat kemelut di kalangan rakyat Israel sendiri, dan mencapai puncaknya pada masa Raja Ahab.


Nabi Elia menentang keras penyembahan itu, sedangkan istri raja Ahab, Ratu Izebel, justru secara terang-terangan mempopulerkan penyembahan berhala yang bernama Baal.


Dan di antara unsur dari bentuk peribadatannya, adalah melakukan persundalan (perzinahan) yang dilakukan di dalam kuil-kuil dewa, dan berbagai bentuk peribadatan berupa perilaku seksual yang tentu saja justru sangat bertentangan dengan hukum Taurat. Maka lama-kelamaan mereka melupakan ajaran Taurat.


Allah SWT menakdirkan bahwa Raja bangsa Asyur/Asyuria (wilayah Syria saat ini) yang bernama Raja Sargon II, dapat menghancurkan Kerajaan Utara (Israel) pada tahun 722 SM, dan sekitar 27.290 penduduk Israel dari golongan menengah-atas, dibuang (I Raja-raja 14:15, 17:18; II Raja-raja 17:5-6). Penduduk bangsa lain dipindahkan pula ke negeri Israel, sehingga terjadilah asimilasi keturunan maupun kepercayaan karenanya.


Kerajaan Selatan (Yehuda) pun tak luput dari serangan penguasa lain. Pada tahun 586 SM, Kerajaan Yehuda diserbu oleh Raja Nebukadnezar dari Kerajaan Babylonia (Iraq-Iran) dan tempat-tempat ibadah Yahudi serta tabut berisi Taurat Musa pun hancur pula karenanya. Semua pejabat dan rakyatnya digiring ke Babylonia, kecuali yang sakit, miskin, dan cacat (II Raja-raja 25:1-21).


Di negeri pembuangan ini, terjadilah kawin campur orang-orang Yahudi dengan penduduk setempat sehingga terjadilah pula asimilasi keturunan maupun kepercayaan, bahkan akhirnya mereka tidak lagi mengerti bahasa ibunya sendiri.




QS Al Israa ayat 2-7 (17:2-7):


(2) Dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat itu petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman): "Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku,


(3) (yaitu) anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama Nuh. Sesungguhnya Dia adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur.


(4) Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam kitab itu: "Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali [*] dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar".


(5) Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan Itulah ketetapan yang pasti terlaksana.


(6) Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar.


(7) jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, Maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.


[*] Tafsir umum: yang dimaksud dengan membuat kerusakan dua kali ialah pertama menentang hukum Taurat, membunuh Nabi Syu'ya dan memenjarakan Armia dan yang kedua membunuh Nabi Zakaria dan bermaksud untuk membunuh Nabi Isa AS. akibat dari perbuatan itu, Yerusalem dihancurkan (Al Maraghi).



Lima puluh tahun kemudian, Kerajaan Babylonia melemah, dan pada 539 SM Babylonia kalah oleh Raja Cyrus/Koresy/Alexander dari Kerajaan Persia. Raja Cyrus mengijinkan bangsa Yahudi kembali ke Yerusalem, maka pada sekitar tahun 397 SM Nabi Uzair (Nabi Ezra) memimpin eksodus 1.800 orang Yahudi menuju Yerusalem.


Di masa ini pulalah, para Rabbi (pendeta Yahudi) dan para pihak pemegang mandat aristokrasinya melarang kawin campur antara Yahudi dengan non-Yahudi, untuk menyelamatkan bangsa Yahudi yang tersisa dari semakin dalamnya asimilasi suku, bahasa, kebudayaan dan bahkan kepercayaan, yang menyapu bersih peradaban bangsanya.


Pada masa itulah diduga Nabi Uzair (atau pihak yang berkaitan dengannya) merevisi dan menyusun kembali Kitab Ulangan dan menambahkan empat (4) kitab sejarah Israel di masa Musa (yaitu yang dikenal sebagai Kitab Kejadian, Keluaran, Imamat, dan Bilangan) yang kemudian disebut sebagai Taurat Musa.


Namun karena sebagian besar bangsa Yahudi sudah tidak dapat berbahasa Ibrani lagi, maka Kitab yang disebut sebagai Taurat itupun diterjemahkan ke dalam Bahasa Aram.


Kemudian, Kitab yang ditulis Ezra itu ternyata di kemudian hari juga lenyap dibakar oleh Raja Syria, Raja Anthiokus, pada tahun 170 SM. Raja lain, Raja Titus, seorang Raja Romawi, dicatat juga berusaha melenyapkan tulisan-tulisan itu.


Setelah masa itu, ditemukanlah salinan-salinan ’suci’ warisan lama dalam bahasa Ibrani dengan huruf Aram, dan sekitar tahun 250 SM sisa naskah kuno itu diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani oleh Ptolomeus Philadelphi dari Alexandria yang kemudian disebut sebagai Septuaginta. Naskah asli Septuaginta ini sendiri, namun, kemudian hilang pada jaman Origenes Adamanthios.


Lebih jauh, Nabi Yeremia, konon melalui suratnya yang dictat di Injil, menyatakan bahwa lima kitab pertama dari Alkitab yang diklaim sebagai Taurat tersebut adalah Kitab Taurat yang bohong/palsu.


Kitab Yeremia: 8:8 Bagaimanakah kamu berani berkata: Kami bijaksana, dan kami mempunyai Taurat TUHAN? Sesungguhnya, pena palsu penyurat sudah membuatnya menjadi bohong.



Jadi Kitab Taurat Musa yang asli telah kabur dimakan sejarah sejak abad VI SM dan kitab yang ada saat ini adalah hanya kumpulan terjemahan dari para penulis sejarah, dan khususnya banyak berisi sejarah Bangsa Bani Israil-Yahudi dan tatacara aturan agamanya, dengan keakuratan yang rendah.





QS Al An’aam ayat 91 (6 :91):


Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya, di kala mereka berkata: "Allah tidak menurunkan sesuatupun kepada manusia". Katakanlah: "Siapakah yang menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia, kamu jadikan kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai, kamu perlihatkan (sebahagiannya) dan kamu sembunyikan sebahagian besarnya, padahal telah diajarkan kepadamu apa yang kamu dan bapak-bapak kamu tidak mengetahui(nya)?" Katakanlah: "Allah-lah (yang menurunkannya)", kemudian (sesudah kamu menyampaikan Al Quran kepada mereka), biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya [*].


[*] Perkataan biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya adalah sebagai sindiran kepada mereka, seakan-akan mereka dipandang sebagai kanak-kanak yang belum berakal.




Sepuluh Perintah Tuhan Kitab Taurat Musa ada pada kitab Ulangan 5:7-21:


* Jangan ada padamu Tuhan lain di hadapanKu


* Jangan membuat patung yang menyerupai apapun yang dilangit atas atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air dibawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya, atau beribadah kepadanya.


* jangan menyebut nama Tuhan, Allahmu dengan sembarangan


* tetaplah ingat dan kuduskan hari sabat


* hormatilah ayahmu dan ibumu


* jangan membunuh


* jangan berzina


* jangan mencuri


* jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu


* jangan mengingini istri sesamamu dan harta-harta mereka



over a year ago ·
Report






Abdullah Machicky MayestinoKRISTEN KATOLIK DAN KRISTEN PROTESTAN



Filsafat Kristen sendiri awalnya sederhana, berdasarkan harapan akan datang kembalinya Yesus Kristus anak Maria (dengan sejumlah perkecualian adalah disebut sebagai Nabi Isa bin Maryam AS yang dalam Islam wajib diimani muslim) serta kemudian berkembang menjadi keinginan untuk bersatu dengan Tuhan (terutama dicetuskan oleh Plotinus Filsuf Abad Pertengahan). Yesus sendiri adalah seorang Rabbi (guru agama) muda Bani Israil yang berdakwah di propinsi Yudea jajahan Romawi ’semasa hidupnya’.


Masalah Teologi saat itu (Masa Abad Pertengahan) tidak/belum merupakan daya tarik. Dan karena ilmu/sains tidaklah penting bagi dua tokoh Filsuf utamanya, Plotinus dan Augustinus, maka penjelasan ilmiah tentang alam semesta juga tidaklah penting pada masa Abad Pertengahan, dan karenanya pula ilmu-pengetahuan berkembang dengan lambat di Barat saat itu.


Yang menonjol dari akidah Kristen ini adalah bahwa tuhan itu diyakini ada tiga oknum (Bapa, Anak, Roh kudus). Namun ternyata paham ini sendiri tidaklah serta-merta ada, karena baru ditahbiskan setelah melalui perdebatan berabad-abad antara kaum yang pro dan kontra terhadapanya (termasuk melalui berbagai sidang Konsili).


Trinitas dan Filsafatnya karenanya secara singkat menyatakan bahwa Tuhan itu ada tiga oknum, yaitu tuhan Bapa (di surga), tuhan Anak/Yesus (yang turun ke Bumi untuk membela mengasihi orang-orang yang susah, menebus dosa manusia, dan kemudian naik ke langit), serta Roh Kudus (oknum ketiga yang diduga adalah malaikat Gabriel atau Jibril yang fungsinya masih diperdebatkan banyak pihak, namun diyakini adalah salah satu bentuk tuhan bagi Kristen) dan sebagainya; beserta segala konsekuensinya dan pengembangannya.


Ini menjadi dipercaya serta ditetapkan luas untuk diimani, terutama setelah Konsili-Konsili pada abad III dan IV M, terutama dengan dukungan Kerajaan Romawi (dan Filsafat Yunani serta Romawi) yang baru masuk Kristen, dan dalam proses asimilasi ini, membawa juga berbagai sisa paham Politeisme (percaya kepada banyak tuhan, dewa) termasuk berbagai macam kisah legenda masyarakat Eropanya.




AKIDAH 'KRISTEN' (Yahudi) PADA MASA SEBELUM NABI ISA AS:


Allah Israel, adalah Allah Yang Esa atau Unitarian (paham tentang Tuhan yang Esa). Yang berlaku, adalah semboyan keyakinan “SHEMA Isradhiyallahu ’anhu EL” (doktrin ketuhanan Israel berbunyi ”ELOHIM AHUD” atau ”Allah itu Esa, Tunggal (bandingkanlah dengan yang lebih-kurang serupa dengan semboyan ”Allahu Ahad” dari QS Al Ikhlas ayat 1 dalam Islam)”




AKIDAH ’KRISTEN’ PADA MASA NABI ISA AS:


Yesus (atau Isa AS, dengan sejumlah catatan), yang adalah seorang Guru Agama/Rabbi muda dari Bani Israil, masih mengukuhkan keEsaan Allah, dan tidak membawa hukum baru apapun, meneruskan Hukum agama Bani Israil (ditegaskan dalam Injil di Matius 5: 17-19), untuk bangsa Bani Israil.




AKIDAH ‘KRISTEN’ SESUDAH MASA NABI ISA AS):


* Paulus (yang juga dikenal sebagai Saulus dari Tarsus atau lebih populer di masa kini sebagai Paul) yang bukan murid Yesus dan murid-muridnya, membawa agama ini keluar atau meluaskan cakupannya ke bangsa non-Bani Israil, sesuatu yang tak pernah dilakukan dan diajarkan Yesus, dengan sejumlah variasi ajaran yang juga bersumber dari dirinya dan asimilasi filsafat dan akidah Yunani. Di daerah Yahudi/Bani Israil, di daerah Mediterania terutama di Daarussalaam (Yerusalem) di bawah jajahan Romawi, keluarga dan murid-murid langsung Yesus masih mengajarkan apa yang diajarkan Yesus, terutama berdasarkan Taurat.


* Sampai sidang Konsili Nicea tahun 325 M, masih terjadi polemik ttg ketuhanan Yesus, bahkan secara umum akidahnya masih Unitarian (Tuhan itu Esa) atau setidaknya Binaritarian (Tuhan itu dua).


* Konsili ini terutama diselenggarakan karena Raja/Kaisar Romawi Konstantinus/Constantine mau tak mau memberikan porsi yang luas kepada agama Kristen yang berkembang luas sampai masa pemerintahannya di sekitar tahun 320 M (lebih kurang 300 tahun setelah Yesus disalibkan). Ia dipercaya masuk agama Kristen pada masa akhir hayatnya, dan Kristen pun menjadi agama Romawi.


* Beriringan dengan masa transisi dari agama lama Romawi (dan Yunani), agama Pagan Eropa yang Politeisme (percaya akan banyak tuhan), berbagai polemik berkaitan ajaran agama Kristen ini meluas, bahkan bercampur dengan ajaran paham-paham atau agama Politeisme dan kebiasaan agama Pagan suku-suku Eropa. Misalnya kebiasaan menghiasi pohon termasuk Cemara dalam perayaan-perayaan, kebiasaan arak-arakan, tatacara upacara-upacara yang kemudian sangat serupa dengan tatacara upacara Kristiani masa kini termasuk perayaan Eropa kuno menyambut musim dan matahari baru di tanggal 25 Desember, dan sebagainya.


* Beredar pula banyak sekali versi Injil (puluhan, sekitar empatpuluh lima versi menurut para ahli Injil sendiri di kemudian hari dan bahkan ada yang berpendapat bahwa terdapat hingga tujuhpuluh versi) yang tak dapat ditelusuri secara pasti siapa penulisnya dan kapan waktu penulisannya. Bahkan diketahui kemudian, Injil-injil yang bernama tertentu, ternyata dituliskan oleh orang lain (anonim) namun ditahbiskan kepada seseorang yang kemudian menjadi nama resmi Injil itu walaupun bukan penulis aslinya, sebagai kebiasaan menghormati tokoh tertentu di jaman itu (misalnya yang terjadi pada Injil Matius).


* Oknum pertama dari Trinitas, Tuhan Bapa, saat itu dianggap sehakekat dan setara dengan Anak (Homousios). Tetapi Arius berpendapat bahwa Bapak & Anak adalah berbeda (heterosios), karena Yesus telah menyebut Allah sebagai “Bapa”-nya di banyak Injil, maka hal ini kiranya sekaligus mengimplikasikan sebuah perbedaan (differensiasi), menurutnya. Setidaknya karena kebapakan pada prinsipnya menyiratkan eksistensi yang ada lebih dahulu dan menunjukkan superioritas terhadap anaknya, maka ada yang LEBIH AWAL dari Yesus, dan lebih SUPERIOR terhadap Yesus.


Jadi menurut Arius, Yesus hanyalah potensi yang telah mencapai status Ilahi karena adanya sumber Ilahiyah yang ber-emanasi kepadanya. Bila dibandingkan dengan paham Politeisme (a la Romawi dan Eropa) di mana tuhan ada banyak bahkan puluhan-ratusan jumlahnya, ini adalah suatu reduksi ketuhanan besar-besaran, namun memang belum mencapai angka satu Tuhan (Unitarian, Tauhid).



* Pada Konsili Nicea, masalah ketuhanan ini sebenarnya masih pula hanya Binaritarian (Tuhan itu ada dua), Roh Kudus sebagai oknum ketiga Trinitarian belum dirumuskan sebagai perwujudan Allah atau bukan. Benihnya diperkenalkan Theopilus pada tahun 180 M, mengikuti berbagai pendapat Paulus dari Tarsus (Saulus atau Paul).


* Pada tahun 367 M, Athanasius, uskup Aleksandria, mengusulkan surat-surat Paulus yang berjumlah 14 kitab begitu saja diterima dan dimasukkan ke dalam Kanon Perjanjian Baru. Berbagai Surat Paulus itu, juga membawa berbagai ajaran baru kepada khazanah ajaran Kristiani.


* Konsili berikutnya, Konsili Konstantinopel tahun 381 M, membicarakan Natur Yesus (sebagai Allah-Manusia). Roh Kudus ditetapkan juga sebagai Allah (oknum ke-3 Trinitas).


* Konsili Efesius bulan Juni tahun 431 M (sekitar 400 tahun setelah Yesus wafat) yang disponsori oleh Kaisar Romawi, Theodosius II menyatakan dengan tegas: “We confess therefore our Lord Jesus Christ, the only begotten Son of God to be perfect (100%) God and perfect (100%) man” atau “Oleh karena itu kita mengakui bahwa Tuhan Yesus Kristus, anak Tunggal Tuhan, sebagai Tuhan yang sempurna (100%) sekaligus manusia yang sempurna (100%).”


* Keputusan ini kemudian diperkuat lagi oleh pernyataan Konsili Chalcedon, Oktober 451 M yang disponsori oleh Kaisar Romawi saat itu, Marcion, yaitu, ”Following the holy fathers we confess with one voice that the one and only Son, our Lord Jesus Christ, is perfect in Godhead and perfect in mahood, truly God and truly man” atau “Sesuai dengan ajaran para pemimpin suci gereja, kami bersaksi dengan suara bulat bahwa satu-satunya Anak, Tuan kita Yesus Kristus, adalah Tuhan sempurna (100%) dan manusia yang sempurna (100%), Tuhan yang sesungguhnya dan manusia yang sesungguhnya”.


Maka pada tahun 451 (Konsili Chalcedon) inilah, Trinitas (Trinitarian, paham adanya tiga tuhan) resmi menjadi dogma Kristiani.




Trinitas sendiri menjadi dogma melalui terutama bersumberkan ajaran Paulus (Saulus dari Tarsus atau lebih populer di masa kini sebagai Paul). Ia adalah salah seorang yang diketahui menulis dan menyusun beberapa Injil pertama dari berbagai sumber sebagai kumpulan ajaran Yesus (Isa AS), namun juga bercampurkan ajarannya sendiri dan akidah Yunani. Sewaktu Yesus diutus, wilayah Palestina di bawah dominasi/koloni Kerajaan Romawi yang wilayahnya sangat luas, dan mencakup banyak orang Yunani (dengan segala budaya, agama, dan pemikirannya).


Ketika Yesus disalibkan, berita penyalibannya itu menyebar ke seluruh penjuru Timur Tengah hingga daratan Eropa (terutama Yunani). Banyak orang yang ingin mengabadikan peristiwa tentang Yesus itu. Bukan sastrawan Yunani dan Romawi saja, tetapi juga sastrawan dari Timur Tengah sendiri. Terbukti ditemukannya 45 injil tentang Yesus (41 apokrif dan 4 kanonik).


Ironisnya pula, Paulus disepakati oleh ahli sejarah dan Injil adalah bukan murid Yesus, tidak berasal dari daerah tempat Nabi Isa AS menyiarkan agama Tauhid dan tak hidup semasa Yesus (ia berasal dari daerah Kanaan sedangkan murid-murid langsung Yesus/Isa AS yang disebut sebagai Al Hawariyyiin di Alquran adalah mereka yang berasal dari suku Bani Israil di daerah Yerusalem atau Daarussalaam).


Bahkan ternyata Paulus disepakati ahli sejarah adalah musuh dari murid-murid dan keluarga Yesus sesungguhnya yang tetap mengajarkan apa yang diajarkan Nabi Isa AS, meneruskan dan menggenapi ajaran Taurat.


Dua golongan besar ini (golongan keluarga Nabi Isa dan murid-murid langsung Yesus melawan golongan Paulus dan murid-muridnya) saling bersaing di masa itu, walaupun di bawah penjajahan Kerajaan Romawi saat itu terhadap Yahudi/Bani Israil, sampai kemudian golongan Paulus dan pengikutnya mendapatkan kemenangan terhadap pesaingnya (murid-murid Yesus), terutama setelah pemberontakan Yahudi/Bani Israil terhadap Romawi pada tahun 70 M yang melibatkan banyak murid-murid dan keluarga Nabi Isa AS. Romawi menang, antara lain dengan dibantu murid-murid Paulus yang banyak menumpas mereka.



over a year ago ·
Report






Abdullah Machicky MayestinoPaulus sendiri menggambarkan dirinya sebagai Rasul dalam suratnya kepada penduduk Roma, dia berkata:

[1] Dan Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul (apostle) dan dikuduskan (separated) untuk memberitakan Injil Allah. (Roma 1:1). Dan dipertegas kembali dalam ayat berikut ini, bahkan ia mengakui dirinya sebagai orang bodoh: [16] Kuulangi lagi: Jangan hendaknya ada orang yang menganggap aku bodoh. Dan jika kamu menganggap demikian, terimalah aku sebagai orang bodoh supaya aku pun boleh bermegah sedikit. [17] Apa yang aku katakan, aku mengatakannya bukan sebagai orang yang berkata menurut firman Tuhan, melainkan sebagai orang bodoh yang berkeyakinan, bahwa ia boleh bermegah. (2 Korintus 11:16-17)serta Terjemahan terbaru Alkitab memperjelas arti ayat tersebut,:[11] Sungguh aku telah menjadi bodoh, tetapi kamulah yang memaksa aku. Sebenarnya kamu harus memujiku. Karena aku tidak berbeda dalam segala hal dengan rasul-rasul yang luar biasa itu. (2 Korintus 12:11).


Paulus juga berusaha mencari dukungan orang-orang, meskipun harus membayar mahal, rneskipun dia harus melepaskan keyakinan Kristennya. Dia beranggapan bahwa hukum Yesus bukanlah hukum Taurat (padahal Yesus berkata sebaliknya di Matius 5:17-120, Matius 5:29-30, Matius 5:34, Yohanes 8:5, dan Yohanes 8:7) , khususnya:


[17] Janganlah kalian menyangka, bahwa aku (Yesus) datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. [18] Karena kku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. (Matius 5:17-18). Bahkan Tuhan sudah memaklumkan: [26] Terkutuklah orang yang tidak menepati perkataan hukum Taurat (An-Namus) ini dengan perbuatan. Dan seluruh bangsa itu haruslah berkata: Amin! (Ulangan 27:26).


Doktrin ketuhanan menurut Paulus misalnya:


Namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup. (1 Korintus 8:6). Dari ayat di atas, Paulus ingin mempengaruhi orang-orang Korintus pada waktu itu agar mengikuti ajarannya, bahwa Tuhan terdiri dari dua substansi yaitu Bapa dan Yesus Kristus. Doktrin Paulus di atas, bukan saja bertentangan dengan konsep ketuhanan dalam Perjanjian Lama, tetapi juga bertentangan dengan pernyataan Yesus dalam kitab-kitab kanonik (Markus, Matius, Lukas, dan Yohanes).


Padahal beberapa hukum Tuhan yang dimaklumkan Taurat, bertauhid dan berakhlak mulia yang disebutkan oleh Tuhan dan dilaknatlah orang yang tidak melaksanakannya. Di dalam Injil Dia berkata:


[15] Terkutuklah orang yang membuat patung pahatan atau patung tuangan, suatu kekejian bagi Tuhan, buatan tangan seorang tukang dan yang mendirikannya dengan sembunyi... [16] Terkutuklah orang yang memandang rendah ibu bapanya... [17] Terkutuklah orang yang menggeser batas tanah sesamanya manusia... (**) [18] Terkutuklah orang yang membawa seorang buta ke jalan yang sesat... [19] Terkutuklah orang yang memperkosa hak orang asing, anak yatim dan janda... [20] Terkutuklah orang yang tidur dengan istri ayahnya, sebab ia telah menyingkap punca kain ayahnya... [21] Terkutuklah orang yang tidur dengan binatang apa pun... [22] Terkutuklah orang yang tidur dengan saudaranya perempuan, anak ayah dan anak ibunya... [23] Terkutuklah orang yang tidur dengan mertuanya perempuan... [24] Terkutuklah orang yang membunuh sesamanya manusia dengan bersembunyi... (Ulangan 27:15-24)

(**) Bandingkanlah dengan apa yang dilakukan oleh bangsa Israel sekarang ini, yang menghancurkan bangsa Palestina dan menguasai tanah mereka, tanpa ada alasan yang (cukup) benar.

Namun Paulus rnengatakan:


[19] Sungguhpun aku bebas dari semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang. [20] Demikianlah bagi orang Yahudi aku seperti orang Yabudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya aku dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat. [21] Bagi orang-orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat, aku menjadi seperti orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku tidak hidup diluar hukum Allah, karena aku hidup di bawah hukum Kristus, supaya aku memenangkan mereka yang tidak hidup di bawah hukum Taurat. (1 Korintus 9:19-21)


Berkenaan dengan Ilmu yang dimiliki Paulus, kita dapat melihat dia mengaku terus-terang bahwa dia belajar ilmu kepada orang-orang bodoh, orang-orang bijak dan kepada para Filsuf Yunani:


[14] Aku berhutang baik kepada orang Yunani, baik kepada orang terpelajar, maupun kepada orang yang tidak terpelajar." (Roma 1:14). Kemudian, suratnya -seperti yang terlihat dalam teks di atas- adalah percampuran budaya juga kekacauan penulisan dan pemikiran. Bersarnaan dengan itu Paulus saling bertentangan dengan "Tuhan Yesus" yang menolak hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak: [19] Karena ada tertulis: "Aku akan membinasakan hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak akan Kulenyapkan." [20] Di manakah orang yang berhikmat? Di manakah ahli Taurat? Di manakah pembantah dari dunia ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan? (1 Korintus 1:19-20).


Surat-surat ini bersifat subyektif, karena Paulus Tarsus menulis surat-suratnya tanpa saksi dan/atau bantuan orang lain, sehingga tingkat kebenarannya sangat diragukan. Isi surat-surat Paulus tampak jelas membesarkan diri-sendiri dengan mengangkat penulisnya sebagai rasul yang konon diutus oleh Tuhan Yesus, padahal ia tidak pernah bertemu dengan Yesus, bahkan Yesus pun tidak pernah menyatakan dirinya sebagai Tuhan. Teks asli sudah hilang, dan ditulis ulang dalam ratusan bahasa dengan ribuan versi penerjemahan.


Demikianlah sekilas. Antara lain berbagai dogma lain yang dihasilkan Paulus serta terkandung di Injil ini adalah:


* Yesus adalah Tuhan Anak dari Tuhan Bapa yang ada di sorga (1 Korintus 8:6, Kolose 1:5, Timotius 2:5)


* Yesus adalah Tuhan (Roma 10:9)


* Ada dosa warisan Nabi Adam AS kepada manusia (Roma 5:12-18, Korintus 15:21-26) dan penyaliban Yesus dan penebusan dosa manusia karenanya oleh Yesus (tentang penyaliban, Korintus 1:18:23, Roma 5:8, Timotius 1:15; tentang penebusan dosa, Roma 5:18, 6:10-11, Korintus 5:14, Timotius 2:6). Ini berakibat konsekuensi bahwa Allah menyerahkan Anak-Nya yang Tunggal sebagai korban penebusan (penyelamatan manusia dari ke-tidakmulia-an, dosa dan kuasa iblis). Anugrah itu pemberian Allah yang gratis, bukan usaha manusia, inisiatif Allah lah yang berempati pada manusia. Inilah juga yang dimaksud Marthin Luther berabad-abad kemudian dengan konsep atau Filsafat “Sola Gratia”/”Sola Gracia”


* Konsep kebangkitan Yesus setelah dikubur selama 3 hari dan karenanya semua yang percaya akan hal ini akan hidup kekal juga di surga (Roma 6:4-18, Korintus 15:17-20, 15:4, Timotius 2:8)


* Yesus naik ke langit dan bersemayam di sebelah kanan Tuhan Bapa (Efesus 1:19-20, Kolose 3:1)


* Ada Inkarnasi Yesus melalui benih Daud (Roma 1:3-4, Galatia 4:4-5, Klose 1:15 dan Ibrani 1:3) dan bahwa Yesus adalah anak Yusuf dan Maryam (Maria) sebagaimana ada di Matius 1:1-16.


* KENOSIS (Theologi versi Paulus): Allah mengosongkan dirinya (sebagai Allah) dan turun menjadi manusia (agar setara dengan manusia=equal), dan saat menjadi manusia rela menderita. Theologi ini sebagai affirmasi bahwa Yesus itu Allah, yang kemudian turun ke dunia ber-kenosis demi penyelamatan manusia dengan kerelaannya menderita. Theologi ini mirip dengan ajaran Buddha, Bodhisattva, yang memutuskan untuk ikut memikul penderitaan manusia. AYAT KENOSIS à FILIPI 2: 5-8:


- Ayat 5: Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,

- Ayat 6: yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraannya dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
- Ayat 7: melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
- Ayat 8: Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Pertanyaan Kritis tentang konsep Kenosis Paulus ini: Allah mengosongkan dalam hal apa? Mengosongkan naturNya? Mengosongkan kuasaNya? Mengosongkan statusNya? Apakah ini kekosongan sebagai Allah yang Deistik (setelah mencipta segala sesuatu Allah tidak berbuat apa-apa lagi, menyerahkan semua kepada ciptaannya, sehingga mempunyai kesempatan untuk mengosongkan diri). Ajaran Filsafat Deisme (menafikan Tuhan) lah yang memungkinkan untuk membenarkan hal ini.

* Menyebut agama ini sebagai Kristen (Kis 11:23-26)


* Dan lain-lain.


Berbagai contoh dogma ini, dan sebagai akibat dari meluasnya ajaran agama Yahudi oleh Nabi Isa AS (atau Yesus, dengan sejumlah catatan) yang dibawa ke non-Yahudi atau non-Israel yang mau tak mau kemudian bercampur dengan berbagai mitologi dan legenda dari bangsa-bangsa itu yang telah mengakar dalam berabad-abad lamanya sebelum Kristen termasuk tentang Politeisme, pada gilirannya kiranya juga melahirkan konsep dan dogma dasar Kristen tentang Trinitas. Padahal pembawaan ajaran ini keluar bangsa Bani Israil, telah dilarang Yesus sendiri sebagaimana pada isi Matius 10:5-6 dan Matius 15:24.


Dalam Perjanjian Baru banyak terdapat kata "Bapa", "Anak", dan "Roh Kudus". Kata2 ini sebenarnya dikutip oleh para pengarangnya dari Septuaginta Perjanjian Lama berbahasa Yunani, karena di Perjanjian Lama sendiri kata2 tersebut juga banyak dijumpai. Hanya saja orang2 Yahudi tidak mempertuhankan manusia dan Roh Kudus, tidak seperti Kristen yang lebih sesat itu.


Adapun mengenai penuhanan terhadap Yesus dan Roh Kudus, yang tergabung dalam konsep Trinitas, sesungguhnya merupakan karangan tokoh2 Gereja Kristen Awal yang dipelopori oleh Paulus Tarsus dan murid-muridnya (dan bertentangan dengan ajaran yang dianut oleh murid-murid langsung dan keluarga Yesus beserta pengikutnya).


Di masa itu juga terjadi kebingungan yang amat sangat akan keberadaan Yesus, terutama bahwa beliau lahir dari seorang perempuan dan tak berbapak, dapat melakukan hal-hal mukjizat non-manusiawi, dan posisinya apakah sebagai tuhan atau bukan. Ini bercampur dengan sisa-sisa kepercayaan Politeisme (banyak tuhan) dari masyarakat non-Bani Israil saat itu, terutama Romawi, yang diperkenalkan ajaran Kristen.


Dan gagasan tentang konsep Trinitas ini diyakini sesungguhnya merupakan adopsi dari ajaran2 Trinitas yang sangat populer pada saat itu, yaitu:


1. Ajaran Trinitas di Mesir: Dewa Iziris, Dewa Auzuris, dan Dewa Huris (Horus).

2. Ajaran Trinitas di India: Dewa Brahma, Dewa Wisynu, dan Dewa Syiwa.
3. Ajaran Trinitas di Yunani: Dewa Zeus, Dewa Poseidon, dan Dewa Pedos.
4. Ajaran Trinitas di Romawi: Dewa Jupiter, Dewa Nipton (Neptunus), dan Dewa Pluton (Pluto).

Doktrin Penyaliban Yesus Kristus sendiri pada dasarnya adalah:


* the sacrifice of the substitution (menjadi korban yang menggantikan, karena tidak ada yang layak)

* the sacrifice of the propitiation (menjadi korban yang memulihkan; pemulihan hubungan Allah dgn manusia, gambar yang rusak dipulihkan)
* the sacrifice of redemption (menjadi korban yang menebus, menebus hutang manusia kepada Allah)
* the sacrifice of the reconcilliation (menjadi korban yang mendamaikan (rekonsiliasi) antara Allah dgn manusia, dan konsekuensinya antara manusia dengan manusia)


Dogma Kristen berjuang keras untuk mempertahankan Ketuhanan Yesus (Deity of Jesus). Sebab tanpa ketuhanan Yesus, Kristen akan kehilangan ajaran keselamatan (salvation) melalui penebusan (redemption). Paulus membawa ajaran ini ke arah Anthropomorphic God atau Deus Humanissimus (Tuhan yang insani).


Padahal menurut beberapa Injil lain ini tidak benar, Yesus tidak disalibkan.


Misalnya di INJIL BARNABAS: 215-218 yang disusun pada abad ke-2 Masehi:


Ketika para tentara yang dipimpin oleh Yudas sudah mendekati tempat dimana Yesus berada ... Tuhan, karena melihat bahaya atas hamba-Nya, memerintahkan Gabriel, Michael, Rafael, dan Uriel, para pembantu-Nya, untuk mengeluarkan Yesus dari dunia. Para malaikat suci itu pun datang dan mengambil Yesus ... kemudian menempatkannya di surga ketiga ditemani para malaikat dan diberkati Tuhan untuk selamanya ... Yudas kemudian mengalami perubahan suara dan wajahnya hingga ia menyerupai Yesus ... para tentara itu kemudian masuk dan menangkap Yudas, karena ia sangat mirip dengan Yesus ... Para tentara kemudian mengambil dan membelenggunya, dengan mencemooh ... Kemudian para tentara itu hilang kesabaran. Dan dengan pukulan serta tendangan mereka mulai menghina Yudas. Kemudian dengan amarah yang amat sangat, mereka membawanya ke Yerusalem ... Kemudian mereka mengarak Yudas ke Gunung Calvary, tempat mereka biasa menggantung para penjahat, dan di sanalah mereka menyalib Yudas dalam keadaan telanjang, karena kejahatan yang sangat besar.


Yudas benar-benar tidak bisa melakukan apa pun kecuali menangis: "Tuhan , mengapa Engkau meninggalkan aku, dengan melihat penjahat lari dan aku mati secara tidak adil?" Aku benar-benar melihat bahwa suara, wajah, dan sosok Yudas begitu mirip dengan Yesus sehingga murid-muridnya dan orang-orang beriman sepenuhnya percaya bahwa dia adalah Yesus; mengapa sebagian orang berpaling dari ajaran Yesus ... karena Yesus telah bersabda bahwa ia tidak akan mati hingga menjelang akhir dunia; bahwa pada saat itu ia diangkat dari dunia. Namun, mereka yang tetap teguh dengan ajaran Yesus begitu merasakan kesedihan yang mendalam, karena melihat dia yang mati sama sekali mirip dengan Yesus sehingga mereka tidak mengingat lagi bahwa Yesus telah bersabda ... Murid-murid yang tidak takut dengan Tuhan pergi pada malam hari dan mencuri tubuh Yudas lalu menyembunyikannya, kemudian menyebarkan berita bahwa Yesus telah dibangkitkan kembali; itulah sumber dari munculnya kebingungan besar.


Demikian pula lebih-kurang di INJIL DUA KITAB JEUS: hal. 261 yang disusun pada abad ke-3 Masehi (Yesus, yang masih hidup, menjawab dan mengatakan kepada para rasulnya, "Diberkatilah ia yang telah menyalib dunia, dan tidak mengijinkan dunia menyalibnya." ), juga pada INJIL WAHYU PETRUS: 81:4; 82:1-3, 17-23, 27-33 yang disusun pada abad ke-4 Masehi, INJIL RISALAH KEDUA SET AGUNG: 55:10-20, 30-35; 56:1-13, 18-19, 23-25 yang disusun pada abad ke-2 Masehi, INJIL PERBUATAN-PERBUATAN YOHANES: 97-99, 101 yang disusun pada abad ke-2 Masehi. Namun kesemua Injil ini dianggap ilegal dan tak boleh dipakai oleh otoritas Gereja Katolik dukungan Romawi.



Mengenai Injil sendiri, masih terdapat banyak versi, bahkan ternyata tetap demikian sampai sekarang, walaupun telah melalui Kanonisasi (pemerasan puluhan versi Injil menjadi hanya empat atau Kanon) yang direstui Romawi, yaitu:


over a year ago · Report






Abdullah Machicky MayestinoInjil Matius (Matthew):

Ditulis oleh seorang yang tdk dikenal, ditahbiskan kepada Matius, dipopulerkan oleh Papias sekitar tahun 130 M. Ditulis sekitar tahun 80–90 M (65-85 M) menurut Duncan GB (1971), Davies JN (1929a), Moffat J (1929), Sundberg AC (1971), Pherigo LP (1971), Asimov I (1969), Mack BL (1996), Nineham DE (1973), Leon Dufour X (1983).


Injil Markus (Mark):


Ditulis oleh Markus (penerjemah Petrus), dipopulerkan oleh Papias dan Hierapolis pada tahun 130-an M. Ditulis sekitar tahun 70 M (80-90 M) menurut Duncan GB (1971), Sundberg AC (1971), Kee HC (1971), Leon Dufour X (1983), Mack BL (1996), Fenton JC (1973).


Injil Lukas (Luke):


Ditulis oleh Lukas (tabib teman perjalanan Paulus), dipopulerkan oleh Theofilus (seorang Yunani). Ditulis sekitar tahun 150 M (80-110 M) menurut Mack BL (1996), Asimov I (1969), Duncan GB (1971), Baird W (1971), Sunberg AC (1971).


Injil Yohanes (John):


Ditulis oleh seorang kompilator yg dekat dgn Yohanes, dipopulerkan oleh Ireneus tahun 130-140 M. Ditulis sekitar tahun 100 M (85-115 M) menurut Mack BL (1996), Duncan GB (1971), Shepherd MH (1971), Leon Dufour X (1983)



Dan daftar Injil sebelum Kanonisasi (pemampatan Injil menjadi ‘hanya’ empat buah ini, menurut Platt RH, Brett JA (eds), Cameron R (1982), Pagels E (1979), Robinson JM (1990), Hennecke E, Schneemelcher W, Wilson RM (1963)) adalah:



1. Injil Markus

2. Injil Matius
3. Injil Lukas
4. Injil Yohanes
5. Dialog Sang Juru Selamat
6. Injil Andreas
7. Injil Apelles
8. Injil Bardesanes
9. Injil Barnabas
10. Injil Bartelomeus
11. Injil Basilides
12. Injil Kelahiran Maria
13. Injil Cerinthus
14. Injil Hawa
15. Injil Ebionit
16. Injil Orang-orang Mesir
17. Injil Encratites
18. Injil Empat Wilayah Surgawi
19. Injil Orang-orang Ibrani
20. Injil Hesychius
21. Injil Masa Kecil Yesus Kristus
22. Injil Judas Iskariot
23. Injil Jude
24. Injil Marcion
25. Injil Mani
26. Injil Maria
27. Injil Matthias
28. Injil Merinthus
29. Injil Menurut Kaum Nazaret
30. Injil Nikomedus
31. Injil Kesempurnaan
32. Injil Petrus
33. Injil Philipus
34. Injil Pseudo-Matius
35. Injil Scythianus
36. Injil Tujuh Puluh
37. Injil Thaddaeus
38. Injil Tomas
39. Injil Titan
40. Injil Kebenaran
41. Injil Dua Belas Rasul
42. Injil Valentinus
43. Protevangelion James
44. Injil Rahasia Markus
45. Injil Tomas tentang Masa Kecil Yesus Kristus.


Yesus sendiri diduga "disalibkan" pada pertengahan masa pemerintahan Pontius Pilatus atau sekitar tahun 30 M (asumsi ini didasarkan pada kurun waktu Pontius Pilatus menjadi pejabat Gubernur Propinsi Yudaea wilayah Yahudi/Bani Israil dari tahun 26 hingga 36 M). Pontius Pilatus, konon menyerahkan Yesus kepada orang-orang Yahudi untuk disalibkan atas permintaan orang Yahudi sendiri yang tak mengakui Yesus, seorang Rabbi (Guru) muda Israil yang saat itu memiliki cukup banyak pengikut, sebagai Nabi baru mereka (karena antara lain menurut mereka telah ada Yohanes Pembaptis, selain berbagai alasan mereka dan ini membahayakan kekuasaan Rabbi lain golongan sebelumnya). Jadi, antara Injil yang diajarkan oleh Yesus dengan kitab sinopsis pertama (Markus) berjarak sekitar 40 tahun, di masa pencatatan berkas di jaman itu masih memakai teknologi dan metodologi verifikasi kuno yang sangat sederhana jika dibandingkan teknologi dan manajemen informasi-komputer kini, setidaknya.


Puluhan bahkan mungkin beratus versi Injil itu sendiri dipercaya sebagai peninggalan ajaran dari Yesus Kristus (atau Nabi Isa AS, versi Islam, dengan sejumlah catatan) oleh pengikutnya, bahkan mayoritasnya hingga kini; walaupun berabad-abad kemudian dibuktikan oleh sebagian umat Kristen sendiri, adalah bukan demikian, dan bahwa banyak sekali terdapat pertentangan (kontradiksi) isi antarnya termasuk ketidaksesuaiannya dengan prinsip ilmu-pengetahuan/sains.


Hanya saja waktu itu pengaruh kekuasaan Romawi begitu kuat, sehingga hanya 4 injil saja yang diakui oleh Gereja Kristen Awal sebagai kanon Perjanjian Baru. Ke-4 injil Kristen ini banyak mengutip ayat2nya dari Septuaginta Perjanjian Lama berbahasa Yunani, disamping gagasan2 pengarangnya sendiri.


Sebagai catatan, di Abad XX M, terbitlah buku berjudul “The Five Gospels: What Did Jesus Really Say? The Search for the AUTHENTIC Words of Jesus”, yang ditulis Robert W. Funk, yang adalah hasil seminar oleh 76 ahli dari berbagai universitas terkenal dari seluruh dunia. Maksud seminar tersebut adalah "To Search for The Autentic Words of Jesus" and "What did Jesus Really Say?".


Hasilnya kesimpulannya adalah bahwa, “Delapan puluh dua (82%) kata-kata yang dianggap berasal dari Yesus di dalam Injil, tidaklah benar-benar diucapkan oleh Yesus”. Ini, terutama, dicampuri oleh pemikiran dan perkataan Paulus (Saulus atau Paul), terutama dalam Surat-surat Paulus.



over a year ago ·
Report






Abdullah Machicky MayestinoKemudian, masih menurut berbagai ahli (termasuk ahli Kristen), apa yang saat ini menjadi Kristen sama sekali bukan ajaran Yesus, setidaknya (selain banyak sekali argumen lain) berdasarkan beberapa argumen ini:


1. Yesus tidak pernah mengajarkan atau memberi nama "Kristen" pada misi dan tugas dakwah agama yang diembannya.


Beliau tidak membuat agama baru, dan dalam misi dakwahnya, meneruskan serta menggenapkan hukum Taurat, termasuk bahkan tak menghapuskan hukum rajam dari Taurat (Matius 5:17-120, Matius 5:29-30, Matius 5:34, Yohanes 8:5, dan Yohanes 8:7). Sedangkan Paulus, sebaliknya, justru membatalkan hukum Taurat (Galatia 2:16) dan membentuk aturan-aturan agama baru dengan nama Kristen (Kisah Para Rasul 11:26).


Kata "Kristen" sendiri, adalah istilah Yunani dari kata "Christos" merupakan terjemahan dari kata Ibrani "Mesiah" yang berarti "yang diurapi" atau "yang ditahbiskan", sementara Yesus adalah seorang Israel yang berbahasa Ibrani dan tak pernah keluar dari wilayahnya. Bagaimana mungkin Yesus mengajarkan agama yang disebut sebagai "Kristen", yang notabene bukan istilah bahasanya?


Istilah "Kristen" sendiri baru muncul puluhan tahun kemudian setelah dugaan penyaliban Yesus (Kisah Para Rasul 11:26). Yang menamakan agama ini sebagai `Kristen' sendiri bukanlah Yesus Kristus, ataupun Tuhan, tetapi Barnabas dan Paulus (Saulus atau Paul) di Antiokhia, seperti di ayat-ayat Alkitab dibawah ini: “Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Sejumlah orang dibawa kepada Tuhan. Lalu pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Saulus; dan setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia. Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhia-lah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.” (Kis 11:23-26).


Ayat diatas membuktikan bahwa yang menamakan agama itu "Kristen' bukanlah Yesus tetapi Barnabas dan Paulus. Dapat pula dipahami bahwa ‘seumur hidupnya’ Yesus tidak pernah tahu kalau agama yang dibawanya dinamai Kristen, sebab nama "Kristen' itu baru muncul jauh setelah Yesus ‘mati’. Menurut data dalam beberapa buku yang ditulis oleh kalangan Kristen sendiri, diantara-nya dalam buku "Religions on File" Yesus lahir sekitar tahun 4 SM (Sebelum Masehi) dan wafat sekitar tahun 29 M (Masehi). Semen¬tara Paulus dan Barnabas memberi nama "Kristen" terhadap agama yang mereka bentuk, yaitu sekitar tahun 42 M. Ini berarti sekitar 13 tahun (42 tahun dikurangi 29 tahun sama dengan 13 tahun) setelah Yesus mati, baru muncul agama Kristen bentukan Barnabas dan Paulus.


Didalam kitab suci agama Islam yaitu Al Quran, tidak dijumpai satu pun kata "Kristen", dan yang ada adalah kata kaum "Nasharaa", kemungkinan karena Yesus berasal dari kota Nazareth. Dan pengikut ajaran Yesus disebut "Nashrani” bukan Kristen. Bahkan didalam Alkitab Injil itu sendiri, kata "Kristen' hanya disebutkan paling banyak 6 (enam) kali, yaitu pada Kis 11:26, Kis 26:28, Rm 16:7, 1 Kor 9:5, 2 Kor 12:2 dan 1 Ptr 4:16)



2. Yesus tidak pernah memerintahkan umatnya (umat Bani Israil) untuk bersembahyang (melakukan ibadah kebaktian) di "Gereja" termasuk dengan bernyanyi-nyanyi, bahkan sebenarnya mengajarkan bersujud dan membersihkan diri terlebih dulu sebelum beribadah (Matius 6:17, Matius 26:39, Keluaran 40:31-32, Bilangan 20:6, Kejadian 17:2-3), yang sungguh berlainan dengan perintah Paulus untuk bernyanyi-nyanyi sebagai bentuk peribadatan (Efesus 5:19, Kolose 3:16).



3. Yesus tidak pernah menyatakan dirinya sebagai "Tuhan Pencipta Semesta Alam", dan tidak pernah memerintahkan umatnya (umat Bani Israil) untuk menyembahnya (Yohanes 17:3, Yohanes 13:16,20, Yohanes 14:28). Ini justru dimentahkan oleh Paulus (1 Korintus 8:6, Roma 10:9).



4. Selama hidupnya di dunia, Yesus tidak pernah menyeberang ke negeri lain kecuali hanya di negeri Israil. Bagaimana mungkin jika Yesus adalah Tuhan, dan ajaran ini adalah untuk seluruh umat manusia, beliau hanya mondar-mandir di negeri Israel saja? Apakah manusia pada waktu itu hanya ada di negeri Israel?



5. "Kristen" menemukan identitas dirinya melalui propaganda Paulus (Saulus) dari Tarsus. Sebagaimana diketahui, Yesus, tidak pernah mengenal, tidak pernah melihat, tidak pernah menyebut, dan tidak pernah berbicara dengan manusia yang bernama Paulus dari Tarsus. Dan agama Kristen baru benar-benar eksis kanonisasi setelah Perjanjian Baru dan setelah diadopsi Romawi ratusan tahun sepeninggal Yesus dan Paulus, Sebelumnya, Kristen sama sekali belum eksis di muka bumi ini.



6. Yesus sebagai keturunan Bani Israil, disunat, yang adalah perjanjian Allah dengan keturunan Abraham (Lukas 2:21, Kejadian 17:10, Kejadian 17:11-14, Kejadian 21:4), sedangkan menurut ajaran Paulus umat Kristen tidak perlu disunat, yang penting adalah ajaran iman yang bekerja dalam kasih dan mentaati hukum Allah (versi Paulus) (Galatia 5:6, 1 Korintus 7:19).



7. Saat Yesus meninggal, jasadnya dibungkus dengan kain kafan (Matius 27:59, Yohanes 19:40), sedangkan jasad umat Kristen hingga kini dikubur dengan berpakaian pengantin (seperti meninggalnya Paulus).





Menurut Islam, Nabi Isa (Yesus) AS diutus kepada kaum Yahudi (Bani Israil) sebagai Nabi (dan tanda bukti kekuasaan Allah SWT), dan tentu saja bukanlah Tuhan:




QS (Quran Surat) Az Zukhruf ayat 59 (43:59):


Isa tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan kepadanya nikmat (kenabian) dan Kami jadikan Beliau sebagai tanda bukti (kekuasaan Allah) untuk Bani lsrail




Sementara, Yahudi justru menafikan kenabian Isa AS (hingga saat ini), bahkan berusaha melakukan makar serta membunuhnya:



QS Aali Imraan ayat 50-54 (3:50-54):


(50) ”Dan (aku datang kepadamu) membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu, dan aku datang kepadamu dengan membawa suatu tanda (mukjizat) daripada Tuhanmu. Karena itu bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.

(51) Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus".
(52) Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail) berkatalah dia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?" Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia Isa AS) menjawab: "Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, Kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya Kami adalah orang-orang yang berserah diri.
(53) Ya Tuhan Kami, Kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah Kami ikuti rasul, karena itu masukanlah Kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah)".
(54) Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.


QS Al Baqarah ayat 87 (2:87):


Dan Sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah menyusulinya (berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mukjizat) kepada Isa putera Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul Qudus[*]. Apakah setiap datang kepadamu seorang Rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombong; Maka beberapa orang (diantara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh?


[*] Maksudnya: kejadian Isa AS adalah kejadian yang luar biasa, tanpa bapak, yaitu dengan tiupan Ruhul Qudus oleh Jibril kepada diri Maryam. Ini termasuk mukjizat Isa AS menurut jumhur mufasirin, dan bahwa Ruhul Qudus itu ialah Malaikat Jibril.




Menurut Islam, semua orang termasuk dari kaum terdahulu yang mengikuti agama Tauhid, agama sejak awal jaman, adalah tergolongkan muslim:


QS Al Baqarah 130-137:


(130) Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri, dan sungguh Kami telah memilihnya[*] di dunia dan Sesungguhnya Beliau di akhirat benar-benar Termasuk orang-orang yang saleh.

(131) Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: "Tunduk patuhlah!" Ibrahim menjawab: "Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam".
(132) Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam".
(133). Adakah kamu hadir ketika Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan yang Maha Esa dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".
(134) Itu adalah umat yang lalu; baginya apa yang telah diusahakannya dan bagimu apa yang sudah kamu usahakan, dan kamu tidak akan diminta pertanggungan jawab tentang apa yang telah mereka kerjakan.
(135) Dan mereka berkata: "Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk". Katakanlah: "Tidak, melainkan (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus. dan bukanlah Beliau (Ibrahim) dari golongan orang musyrik".
(136) Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada Kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".
(137) Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. dan Dialah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui.

[*] Di antaranya menjadi; Imam, rasul, banyak keturunannya yang menjadi Nabi, diberi gelar ”Khalilullah”.



QS Al Baqarah ayat 213 (2:213):


Manusia itu adalah umat yang satu, (setelah timbul perselisihan) maka Allah mengutus Para Nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.



QS Aali Imraan ayat 52 (3:52):


Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail) berkatalah dia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?" Para Hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: "Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, Kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya Kami adalah orang-orang yang berserah diri.



QS Aali Imraan ayat 67 (3:67):


Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus[*] lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.

[*] Lurus berarti jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh dari kesesatan.


QS Al Maaidah ayat 69 (5:69):


Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Shabi’in dan orang-orang Nasrani, siapa saja[*] (diantara mereka) yang benar-benar saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.


[*] Orang-orang mukmin begitu pula orang Yahudi, Nasrani dan Shabiin yang beriman kepada Allah Termasuk iman kepada Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam, percaya kepada hari akhirat dan mengerjakan amalan yang saleh, mereka mendapat pahala dari Allah.




Dan masih banyak ayat Alquran bahkan Hadits lain sehubungan ini semua.



over a year ago ·
Report






Abdullah Machicky MayestinoSekilas Interpolasi dan Kontradiksi Kristen serta Injil



Yesus sendiri di Injil menyatakan bahwa ia diutus hanya kepada bangsa Israil, hanya kepada ”domba-domba yang hilang dan sesat dari bangsa Israel” sebagaimana pada isi Matius 10:5-6 dan Matius 15:24. Namun, pada bagian lain dari Injil, yaitu Matius 28:19, ia justru dituliskan (menurut siapapun yang telah menuliskan ini) bahwa ia memerintahkan semua bangsa menjadi muridnya.


Yang menjadi ganjil kemudian kiranya untuk beberapa kalangan adalah bahwa bila memang Yesus menyuruh pengabaran Injil itu sesudah beliau wafat, mengapa pada Matius 10:5-6 beliau tegas melarang muridnya mengajar ke negeri Samaria atau lainnya? Siapakah yang menuliskan ketidaksesuaian perintah ini sebenarnya?


Hal seperti inilah merupakan satu contoh sederhana pertentangan isi/kontradiksi/interpolasi dari ayat-ayat di Injil bahkan antara satu Injil dengan lainnya dalam buku Injil yang sama (antara Empat Injil Kanonik karangan Matius/Matthew, Markus/Mark, Lukas/Lucas, dan Yohanes/John yang merupakan bagian utama dari Bible/Injil itu sendiri).


Selain itu, hal lain yang kontroversial bahkan bertentangan satu sama lainnya bagi beberapa kalangan di Injil, misalnya:


* Tuhan/Allah, menyesal, dan hatinya pilu (Kitab Kejadian 6:5-6 dan Samuel 15:10-11)

* Tuhan jemu menyesal (Kitab Yeremia 15:6)
* Tuhan lelah dan beristirahat (Kitab Keluaran 31:16-17)
* Adam dan Hawa bermain petak umpet dengan Tuhan. (Kitab Kejadian 3:8-3:10)
* Allah kalah dalam pergumulan dengan manusia yang bernama Yakub (Israil) (Kitab Kejadian pasal 32 ayat 28)
* Roh Allah seperti burung merpati (Matius 3:16 dan lihat juga Markus 1:10; Lukas 3:22; Yohanes 1:32; Yesaya 60:8)
* Tuhan menyuruh melacur (Kitab Hoses 3:1)
* Tuhan menyuruh meracuni orang asing (Kitab Ulangan 14:21)
* Perbuatan riba (rente) dilarang dilakukan terhadap bangsa Israil, tetapi boleh saja dilakukan terhadap non-Israil/non-Yahudi (Ulangan 23:19-20).

* Tuhan mendorong atau merestui perzinahan (II Samuel 12:11)


* Anjuran untuk melakukan perbudakan ((Exodus 21:5-6)


* Anjuran untuk memukuli budak ((Lukas 12:47)


* Anjuran untuk licik seperti ular namun terlihat lembut tak berbahaya seperti merpati (Matius10:16)


* Orang beriman akan mencuci kakinya dengan darah musuhnya (Nyanyian 58:10)


* Berbahagialah orang yang mau membenturkan sampai hancur kepala anaknya ke batu karang (Nyanyian 137:9)


* Perselisihan penyebutan jumlah dan nama anak Benyamin? (Kitab Kejadian 46:21, Kitab Bilangan 26:38-39, Tawarikh 7:6)


* Yang akan disebut keturunan Abraham adalah hanya keturunan Ishak, keturunan Ismail tidak (Kejadian 21:12).


* Dilarang melawan penjahat (Matius 5:39-44)


* Bunuh semua orang kafir dan musyrik (Ulangan 13:6-9)


* Potong kaki dan tangan orang yang menyesatkan ke arah dosa (Matius l8:8-9)


* Anjuran untuk memakan roti dengan tahi lembu(Yehezkiel 4:12-15)


* Tuhan ragu-ragu dalam ispirasi wahyu-Nya, sehingga memakai kata dugaan "kira-kira" (misalnya Matius 14:25, Markus 6:48, Kisah Para Rasul 19:7, Kejadian 38:24, Lukas 1:56, Markus 5:13, Yosua 4:13, dan sebagainya)


* Ramalan Paulus tentang kedatangan Yesus yang akan menyelamatkannya namun tak pernah terjadi, (I Tesalonika 4:16-17)


* Tipu daya Paulus dari Tarsus (2 Korintus 12:16)


* Silsilah keturunan menurut Matius terdapat pada permulaan Injilnya (Matius 1:1-17) yang tak sama dengan Lukas (3:23-38)


* Siapa saja sebenarnya anak-anak Bela? (Tawarikh 7:7, Tawarikh 8:3)


* Jumlah tawanan Raja Daud AS/David? (Samuel 8:4, Tawarikh 18:4)


* Tentang asal rampasan perang Raja Daud AS/David? (Samuel 8:11-12, Tawarikh 18:11)


* Yoram atau Hadoram yang diutus Tou menghadap Daud AS? (Samuel 8:10 Vs Samuel 10:18)


* Tuhan ataukah Iblis yang menghasut Daud AS untuk bangkit perang? (Samuel 24:1 Vs Tawarikh 21:1),


* Apakah ada dosa warisan dari Nabi Adam atau tidak? (Markus 10:14, Yehezkiel 18:20 Vs Roma 5:12)


* Siapa sajakah anak Allah, Yesus saja atau masih banyak yang lain, dan siapakah yang dimaksud sebagai anak sulung Allah itu serta kaitannya dengan dogma Trinitas? (Kejadian 6:1-2, Kejadian 6:4, Keluaran 4:22, Yeremia 31:9, Markus 1:1, Lukas 3:38, Matius 5:9, Yohanes 10:29-30, Yohanes 17:20-21,23,26, Matius 1:18, Lukas 1:5,7,13,15,41, Ibrani 7:3, 1 Korintus 8:6).


* Bahwa Malaikat dapat memberontak kepada Allah dan menjadi Setan (Yudas 1:6, Wahyu 9:11) dan Setan dapat menyamar sebagai Malaikat Terang (2 Korintus 11:14)


* Tentang keharusan bersunat. Dalam 1 Korintus, TERTULIS: "Paulus berkata: Sunat tidak sunat, itu tidak penting", TETAPI dalam Kejadian (Taurat): "Tuhan berfirman: Laki-laki yang tidak disunat harus dilenyapkan karena telah mengingkari perjanjian antara Tuhan dan Abraham", dan dalam Matius 5:17-19, "Yesus berkata bahwa kedatangannya bukanlah untuk menghilangkan hukum Taurat dan kitab-kitab para nabi meski sedikit pun". (bertentangan hukum, 1 Korintus 7:19 tentang Paulus berkata bahwa sunat tidak penting VS Kejadian 17:14 tentang perjanjian Allah dengan Abraham bahwa orang beriman harus disunat & Matius 5:17-19 bahwa Yesus tidak membawa hukum baru)


* Siapakah yang pernah melihat Allah? Dalam Yohanes TERTULIS: "Hanya Yesus yang melihat Allah", TETAPI dalam Kejadian 18 & 32: "Abraham dan Yakub pun pernah melihat Allah". (bertentangan literatur, Yohanes 1:18 VS Kejadian 18:1 & 32:30)


* Apakah kesaksian Yesus benar? Dalam Yohanes 5, perkataan Yesus TERTULIS: "Jika aku menyaksikan dari hal diriku, maka kesaksianku itu TIDAK BENAR", TETAPI dalam Yohanes 8: "Jika aku menyaksikan dari hal diriku, maka kesaksianku itu BENAR". (bertentangan redaksi, Yohanes 5:31 VS Yohanes 8:14).


* Apakah Yesus sama dengan Bapa? Dalam Yohanes 14, TERTULIS: "Yesus berkata: Siapa yang melihat aku, dia telah melihat Bapa", TETAPI dalam Yohanes 5: "Yesus berkata: rupa-Nya (Bapa) pun tidak pernah kamu lihat". (bertentangan prinsip, Yohanes 14:9 VS Yohanes 5:37)


* Apakah Allah itu Esa atau lebih dari satu? Dalam 1 Korintus, TERTULIS: "Paulus berkata: hanya ada satu Allah saja yaitu Bapa dan hanya ada satu Tuhan saja yaitu Yesus Kristus", TETAPI dalam Ulangan: "Tuhan itulah Allah, dan kecuali Beliau tiada yang lain lagi", dan dalam Markus: "Yesus berkata: Hai Israel, adapun Allah, Tuhan kita, Tuhan yang Esa". (bertentangan prinsip, 1 Korintus 8:6 VS Ulangan 4:35 & Markus 12:29 kemudian Matius 15:24 & Yohanes 17:3 dan Lukas 2:11 Vs Matius 6:6-15 & 7:21).


* Apakah manusia (Israil) bebas dari dosa atau tidak? Dalam Matius 1, TERTULIS: "Malaikat berkata: Yesus akan melepaskan kaumnya dari segala dosanya", TETAPI dalam Matius 16 "Yesus akan membalas tiap-tiap orang menurut perbuatannya", dan dalam Yohanes 5 "Yesus menjadi pesuruh Tuhan dengan menjalankan hukum yang seadil2nya". (bertentangan hukum, Matius 1:21 VS Matius 16:27 & Yohanes 5:30 dan Galatia 3:13 Vs Yehezkiel 18:20 & Markus 10:14)


* Dan masih banyak lagi lain sebagainya, termasuk bahkan klaim salah Injil terhadap berbagai peristiwa sejarah (termasuk Banjir Nabi Nuh AS) dan prinsip ilmu pengetahuan (yang dibuktikan berbeda oleh ilmu pengetahuan dan sejarah).



Di luar itu, banyak pula ayat-ayat Injil yang bertentangan dengan prinsip ilmu-pengetahuan. Misalnya di KITAB KEJADIAN tentang penciptaan siang dan matahari di Hari Pertama:


1:1 Pada mulanya Ellohim menciptakan langit dan bumi.

1:2 Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
1:3 Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.
1:4 Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap.
1:5 Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.


Bandingkanlah dengan penciptaan Hari Keempat ini:


1:16 Maka Ellohim menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang.

1:17 Ellohim menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi,
1:18 dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Ellohim melihat bahwa semuanya itu baik.
1:19 Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat.


Dijelaskan menurut Alkitab, bahwa pada hari pertama, Ellohim (Tuhan-Tuhan) telah menciptakan siang dan malam` sedangkan Matahari belum diciptakan. Ini sesuatu yang sangat aneh dan tidak bisa diterima secara ilmiah oleh sains, oleh karena Ellohim baru menciptakan Matahari pada hari keempat sedangkan menurut Sains, kejadian siang dan malam disebabkan oleh rotasi/berputarnya bumi pada porosnya terhadap matahari, dan ini tak terbantahkan. Matahari yang terus-menerus bersinar menerangi sistem tata surya, menimbulkan terjadinya siang dan malam, terang dan gelap, bukan saja terhadap bumi, tetapi juga terhadap berbagai planet lainnya dalam sistem tata surya, bahkan berikut satelit-satelitnya (seperti Bulan dan semacamnya).


Jadi, siang dan malam tidak muncul secara tiba-tiba, tetapi muncul disebabkan oleh sinar matahari. Ini jelas tak sesuai dengan prinsip Injil namun dianut Gereja dalam menjelaskan penciptaan dunia.


Dan mau-tak mau, akibat prinsip ”Credo et intelligam” atau ”Keyakinan (keimanan) adalah di atas atau mengungguli pemikiran” di Abad Pertengahan ini, ilmu-pengetahuan pun berkembang lambat serta menjadi bukan sebagai pembanding, dan kemampuan berpikir manusia lebih-kurang, menjadi dinafikan. Semuanya menjadi terserah dominasi Gereja dan Kerajaan dengan prinsip Teokrasi dan Monarkinya.


Termasuk misalnya, bagaimana memahami dan mendoktrinkan bahwa Bumi itu adalah pusat alam semesta berdasarkan tafsir mereka terhadap Injil (antara lain misalnya di Joshua 10:12-13, Genesis 1: 3-5, Genesis 2:18-19, Genesis 2:4, Genesis 1:27, Genesis 2:21-22). Ini juga berdasarkan pendapat bahwa wakil-wakil tuhan, bahkan tuhan sendiri (Yesus), pernah berjalan di Bumi, maka seharusnya Bumilah pusat alam semesta.


Dan ini terjadi tak sampai 1000 tahun yang lalu, sehingga akhirnya Gereja bertentangan dengan para ilmuwan yang menyatakan sebaliknya, yang antara lain diwakili Nicolaus Copernicus dan Galileo Galillei, serta mengakibatkan Galileo Galillei dikucilkan Gereja (dan otoritas Vatikan baru bersedia mengakuinya sekaligus merevisi pendapat mereka ratusan tahun kemudian, lebih kurang bersamaan dengan saat manusia sudah sampai di Bulan di Abad XX Masehi).


Dan kini manusia mengetahui bahwa Bumi ini hanyalah satu planet di antara milyaran-triliunan planet, matahari, Tata Surya, Galaksi, Nebulae, Quasar dan sebagainya di seluruh jagad raya ini, bahkan ada yang masih dalam tahap pembentukan.




Berkaitan dengan cerita-cerita tentang Yesus Kristus (dalam Injil), penulis Arnold Toynbee pada bukunya yang berjudul ”A Story of History”, Jilid VI, halaman 377, menuliskan bahwa banyak sekali persamaan kisah-kisah Yesus Kristus, dengan kisah pahlawan Helenisme Yunani seperti legenda Agis, Celomenes, Eunus, Solvius, Aristonicus, Tiberius, Grocecus, dan lain-lain.


Dan Lord Headley dalam bukunya ”The Affinity Between Original Church of Jesus Christ and Islam”, di halaman 75, menuliskan bahwa semua ajaran pokok dari agama Kristen itu bukanlah dari Yesus, melainkan dari berbagai agama Kafir (Paganisme) yang dimasukkan oleh pendeta-pendetanya, sekitar 300 tahun setelah masa Yesus (setelah Yesus disalibkan), umpamanya kisah-kisah Mitraisme dari Persia, Adonis dan Atis dari Syria, Osiris-Isis-Horus dari Mesir, Bel Astarte dari Babylonia, Dionysus dari Yunani.


Dan menurut Karen Armstrong, Kristen adalah agama dengan kadar personalisasi yang tinggi diantara ketiga agama Monoteistik (agama-agama yang pada dasarnya percaya, beriman kepada satu Tuhan, ajaran Tauhid, atau disebut juga sebagai agama Ibrahimiyah atau Abrahamic, yaitu agama Yahudi, Kristen, Islam).


Tidak heran jika ajaran Kristen berupaya meningkatkan pendewaan (deification) terhadap manusia Yesus dengan teori inkarnasinya, sehingga doktrin Trinitas, bersifat transpersonal.


Menarik pula kiranya untuk kita mengingat bahwa dalam mitologi populer Yunani, Hercules adalah anak Dewa utama, Dewa Bapak mereka, yang bernama Zeus. Hercules lahir sebagai manusia setengah Dewa dari hubungan seks Zeus sang Dewa tertinggi Yunani itu, dengan seorang perempuan manusia biasa, ibu Hercules. Dan lahirlah Hercules yang pada masa dewasanya berkelana berpetualang serta berdarma bakti berbuat baik di Bumi menolongi banyak manusia dan makhluk yang berada dalam kesusahan, dan dengan sendirinya membela kebenaran serta menyebarkan ajaran kebaikan.


Ini kiranya serupa benar dengan mitos Yesus sebagai anak Tuhan dan darma bakti yang dilakukannya di masa hidupnya. Hal yang lebih kurang sama juga dapat kita pahami dari kisah tentang Khrisna sang anak Dewa utama Hindu yang turun ke Bumi membimbing para Raja dan Ksatria Pandawa dan manusia, dalam mitologi Trimurti (tiga ’bentuk’ Dewa).


Dengan membaca Injil itu sendiri dan gaya penulisannya, kiranya siapapun dapat secara kritis menyadari bahwa penulisnya bukanlah Yesus Kristus sendiri. Berdasarkan penyelidikan para ahli sejarah, kemungkinan besar para penulis itu (misalnya Matius) bukanlah sang penulis itu sendiri walaupun nama Injil/Gospell ditahbiskan atas namanya, melainkan ditulis oleh orang lain.


Ini terjadi karena pada masa itu cukup jamak orang menulis dokumen atau buku yang ditahbiskan kepada orang yang dikagumi, diseganinya, dan menamakan buku itu atas nama orang yang disegani atau dikaguminya (demikian antara lain menurut para ilmuwan yang bahkan mengenai hal ini juga telah dijadikan bahan kajian di program TV Discovery Channel).


Contohnya sebagaimana kalimat dalam Matius 9:9 yang menceritakan tentang Matius dan Yesus yang berinteraksi, dan tentunya menggunakan sudut pandang penulisan oleh orang ketiga yang tidak diketahui siapa pengarangnya (anonim), dan karenanya tentu saja bukanlah ditulis Matius itu sendiri, walaupun kisah-kisah itu ada dalam satu kumpulan Injil yang bernama Matius (apalagi lebih tak mungkin pula jika ditulis oleh Yesus Kristus sendiri, atau murni adalah kutipan dari berbagai ucapan dan perilakunya, tanpa ada sedikitpun distorsi kesalahan pengutipan atau penulisan). Secara lebih singkat, yang serupa gaya penulisannya, juga terdapat pada Injil Matius 19:1-2: ”Setelah Yesus selesai dengan pengajaranNya itu, berangkatlah Ia dari Galilea dan tiba di daerah Yudea yang di sungai Yordan. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Beliau dan Ia pun menyembuhkan mereka disana.”


Yang kiranya dapat menjadi pertanyaan kritis, siapakah yang sebenarnya menuliskan ini semua dengan gaya bahasa berdasarkan sudut pandangnya itu? Maka tentang dugaan atau keyakinan bahwa penulis Injil ini sendiri ternyata bukanlah murid Yesus itu, di dalam buku ”Tafsiran Injil Matius” terbitan BPK Jakarta tahun 1952, K. Riedel, memanglah menulis demikian adanya.


Harus pula diingat kemampuan teknologi dan keadaan budaya dan peradaban manusia di saat itu, sebagai bagian tak terpisahkan dari sebuah sistem terbuka manusia dan lingkungannya. Menilik dari derajat kesadaran penjagaan otentisitas dan perkembangan teknologi serta budaya secara umum di jaman itu (termasuk teknologi penulisan dan penjagaannya), maka amat sangat mungkinlah setidaknya bahwa terjadi kesalahan atau kekurangakuratan pencatatan berbagai hal dalam khazanah dunia Kekristenan ini.


Dan sepanjang jaman, paham Trinitas sendiri pun ditentang banyak orang Kristen/Barat sendiri. Misalnya oleh:


* Uskup Perancis bernama Iraneus (130-200 M)


* Tertulian dari Afrika yang juga keturunan Kartago (160-220 M)


* Origen dari Alexandria-Mesir yang kemudian populer semasa menjabat di Caesaria (185-254 M)


* Diodorus dari Tarsus dan juga tokoh terkemuka Gereja di Anthiochia,


* Lucian yang terkenal karena kefasihannya dalam bahasa Ibrani dan Yunani,


* Arius (250-336 M) yaitu seorang pastur Konstantinopel murid Lucian yang banyak menggunakan argumentasi logika dalam menentang Trinitas.


* Filsuf Roscelinus (wafat 1125 M)


* Abelard of Bath, murid Roscelinus, yang berkata, “Keraguan membawa kepada bertanya-tanya dan penalaran, serta menuntun ke pencapaian hakikat”, maka dimulai pulalah periode baru dan segala jenis pengajaran yang menjadikan logika sebagai sarana bagi keraguan yang membawa kepada keyakinan.


* Richard (St. Victor) yang menyatakan, “Though God was triune, this trinity was contrary to reason” (Meskipun Tuhan Tiga, tetapi Satu; maka konsep tritunggal ini bertentangan dengan akal).


* Michael Servetus (1511-1553 M) dengan bukunya yang terkenal ”The Errors of Trinity”,


* Francis David (1510-1579 M)


* Lelio Francesco Maria Sizini (1525-1604 M)


* Fausto Paolo Sozini (1593-1604 M)


* John Biddle (1615-1662 M) yang terkenal karena pamfletnya yang berjudul ”Twelve Arguments”


* Milton (1608-1674 M) yang terkenal karena bukunya ”Treatise of True Religion” dan ”A Treatise Relating To God”


* John Locke (1632-1704 M) seorang filsuf Inggris yang terkenal dengan teorinya yang bernama ”Social Contract”


* Thomas Emlyn (1663-1741 M)


* Theopilus Lindsey (1723-1808 M)


* Joseph Pristly (1733-1804 M) yang terkenal dengan bukunya ”History The Corruptions of Christianity” dan ”The History of Jesus Christ”


* William Ellery Channing (1780-1842 M).


* Bahkan ilmuwan Fisika terkenal dari Inggris, Sir Isaac Newton (1642-1727 M), memerlukan menulis tentang kepalsuan Johannes 5:7 dan Timotius 3:16 yang diterbitkan pada tahun 1693 M dengan judul ”An Historical of Two Noble Corruptions of Scripture”.


* Prof. George G. Hackman: “The difficulties involved in giving the doctrine of trinity a clear and unambiguous conceptual meaning have led many a student of religion to reject it a hopelessly obscure doctrine” (Kesulitan-kesulitan utk menerangkan dan mengartikan dgn jelas ajaran tritunggal mengakibatkan banyak mahasiswa dlm pelajaran agama menolaknya, sebagai suatu ajaran yang gelap yang tak terbicarakan lagi). Tritunggal kemudian dianggap MITOS saja.


* Dan sebagainya. Pada perkembangannya, juga ada gerakan untuk mengkoreksi Trinitas menjadi Triunitas (yang menyakini bahwa sesungguhnya hanya ada satu tuhan namun dalam tiga bentuk).




Maka di jaman Abad Pertengahan ini, Hati (pemahaman Agama, dengan versi mereka) dianggap menang. Kebebasan berpikir dipasung. Oleh karenanya pula, masa ini disebut juga sebagai Dark Ages (Abad Kegelapan).



Menarik kiranya untuk merenungkan, apakah kedudukan iman ini yang diletakkan di atas pemikiran/logika di Abad Pertengahan itu, didasarkan pada keimanan terhadap sesuatu keyakinan dengan sumber-sumber pustaka yang benar dan teruji oleh jaman, pendeknya keimanan terhadap suatu keyakinan yang benar?



QS Al Maaidah ayat 13 (5 :13):


(Tetapi) karena mereka (orang-orang Yahudi) melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merobah kalimat (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.



QS Al Baqarah ayat 75 (2:75):


Apakah kamu masih mengharapkan mereka (Bani Israel) akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar Firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui?



QS Al Maaidah ayat 17 (5:17):


Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah itu ialah Al masih putera Maryam". Katakanlah: "Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika Beliau hendak membinasakan Al masih putera Maryam itu beserta ibunya dan seluruh orang-orang yang berada di bumi kesemuanya?". Kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya; Beliau menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.



QS Al Maaidah ayat 72 (5:72):


Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al masih putera Maryam", Padahal Al masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.



QS Al An’aam ayat 91 (6 :91):


Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya, di kala mereka berkata: "Allah tidak menurunkan sesuatupun kepada manusia". Katakanlah: "Siapakah yang menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia, kamu jadikan kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai, kamu perlihatkan (sebahagiannya) dan kamu sembunyikan sebahagian besarnya, padahal telah diajarkan kepadamu apa yang kamu dan bapak-bapak kamu tidak mengetahui(nya)?" Katakanlah: "Allah-lah (yang menurunkannya)", kemudian (sesudah kamu menyampaikan Al Quran kepada mereka), biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya [*].


[*] Perkataan biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya adalah sebagai sindiran kepada mereka, seakan-akan mereka dipandang sebagai kanak-kanak yang belum berakal.



QS Aali Imraan ayat 21 (3 :21) :


Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi yang memang tak dibenarkan dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil, Maka gembirakanlah mereka bahwa mereka akan menerima siksa yg pedih.



QS Al An’aam ayat 108-115 (6 :108-115):


(108) Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Beliau memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan.

(109) Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan segala kesungguhan, bahwa sungguh jika datang kepada mereka sesuatu mu jizat, pastilah mereka beriman kepada-Nya. Katakanlah: "Sesungguhnya mukjizat-mukjizat itu hanya berada di sisi Allah". Dan apakah yang memberitahukan kepadamu bahwa apabila mukjizat datang mereka tidak akan beriman[*].
(110) Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al Quran) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat.
(111) Kalau sekiranya Kami turunkan Malaikat kepada mereka, dan orang-orang yang telah mati berbicara dengan mereka dan Kami kumpulkan (pula) segala sesuatu ke hadapan mereka[#], niscaya mereka tidak (juga) akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.
(112) Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia)[+]. Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, Maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.
(113) Dan (juga) agar hati kecil orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat cenderung kepada bisikan itu, mereka merasa senang kepadanya dan supaya mereka mengerjakan apa yang mereka (syaitan) kerjakan.
(114) Maka patutkah aku mencari hakim selain daripada Allah, padahal Beliaulah yang telah menurunkan kitab (Al Quran) kepadamu dengan terperinci? Orang-orang yang telah Kami datangkan kitab kepada mereka, mereka mengetahui bahwa Al Quran itu diturunkan dari Tuhanmu dengan sebenarnya. Maka janganlah kamu sekali-kali termasuk orang yang ragu-ragu.
(115) Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quran) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merobah robah kalimat-kalimat-Nya dan Beliau lah yang Maha Mendenyar lagi Maha mengetahui.

[*] Maksudnya: orang-orang musyrikin bersumpah bahwa kalau datang mukjizat, mereka akan beriman, karena itu saat itu orang-orang muslimin berharap kepada Nabi agar Allah menurunkan mukjizat nyata di depan mata seperti yang telah dilakukan para Nabi sebelumnya yang dimaksud. Allah menolak pengharapan kaum mukminin dengan ayat ini. Demikian sekilas tentang asbabun nuzul ayat ini.

[#] Maksudnya untuk menjadi saksi bahwa Muhammad adalah Rasulullah.
[+] Maksudnya syaitan-syaitan jenis jin dan manusia berupaya menipu manusia agar tidak beriman kepada Nabi.



over a year ago ·
Report






Abdullah Machicky MayestinoPEMIKIRAN DAN KEIMANAN AHLUL KITAB MASA RENAISSANCE SEKITAR ABAD XV-XVI MASEHI




Dogma dan kesemua pemasungan kemampuan berpikir di Abad Pertengahan itu dilawan sungguh-sungguh oleh rakyat kebanyakan dan pemikir kritis Barat dengan masa berikutnya yang kemudian dinamakan sebagai Masa Renaissance (berasal dari Bahasa Perancis ”Re-Nasci” yang berarti ”kelahiran kembali”) saat peradaban Barat telah sempat berbenturan langsung dengan peradaban Islam dan ternyata kalah dari superioritas peradaban Muslim di berbagai Perang Salib di masa-masa akhir Abad Pertengahan.


Berbagai hubungan langsung bahkan Perang itu juga membuat mereka tersadarkan akan ketertinggalan peradaban mereka dan berusaha menyamai kemajuan Timur (dunia Islam plus) saat itu, terutama mengejar ketertinggalan mereka dalam bidang Matematika, Kimia (kata Kimia atau Chemistry berasal dari istilah Arab Al Kimiya), Astronomi, Kedokteran dan Pengobatan, Fisika khususnya Fisika Optik dan Fisika Terapan, Biologi (termasuk Biologi Hewan dan Tumbuhan), dan sebagainya; bahkan ilmu-ilmu sosial seperti Sosiologi, Hukum Internasional, Hukum Pemerintahan dan Administrasi, Seni Musik, Seni Sastra, Filsafat, dll.; dan tentu saja teknologi serta peradaban juga kesejahteraan umum yang maju.


Lingkungan rasional (Eropa yang terlambat ‘bangun’), akhirnya siap menerima Filsafat dan logika, lalu pemiliknya mencarinya pada kaum muslimin (misalnya, yang berada di Andalusia) yang saat itu adalah komunitas terdepan dalam eksplorasi ini. Beberapa tokoh Eropa menonjol yang melakukan ini antara lain adalah Daniel Morly, Gerard of Cremona, Abelard, dan lain-lain.


Dan pendapat-pendapat Ibnu Rusyid menyusup dengan cepat ke dalam dunia Kristen (dikatakan oleh Tuberville, seorang sejawaran kontemporer). Dimulai dari Aragon dan Kastilia (di Spanyol), di propinsi Languedoc yakni di sekolah-sekolah Montpellier, Bourbons, Bourbonnais; diajarkan ilmu-ilmu Kedokteran dan Filsafat Arab.


Dari Toledo (Spanyol) saja, melalui terjemahan yang dibuat beberapa orang Kristen dan Yahudi, buku-buku Ibnu Rusyid (termasuk yang mengulas berbagai pemikiran filsafat juga filsafat Aristoteles) sampai ke dunia Kristen dan menjelang akhir paruh pertama abad XIII (1250 M/684 H) terjemahan buku-bukunya dalam bahasa Latin telah sampai secara lengkap ke kalangan Universitas Paris.


Keberadaan Ibnu Rusyid, seiring dengan berbagai pertentangan di dalam tubuh Gereja dan Eropa ini, kemudian juga jamak dan lama menjadi sasaran makian kebencian (dari kalangan pendukung Gereja) tetapi juga sanjungan masyarakat Eropa (dari kalangan pendukung eksplorasi ilmu-pengetahuan dan kebebasan berpikir).


Menarik untuk merenungkan bahwa kemudian pihak Gereja begitu mengkhawatirkan pengaruhnya dan pada tahun 1210 (607 H), Konsili Gereja yang bersidang di Paris menetapkan larangan membaca Filsafat Aristoteles dan penjelasan-penjelasannya. Namun larangan ini ternyata tidak menghalangi para pengkaji Filsafat a la Ibnu Rusyid di kalangan mereka untuk terus mempelajarinya.


Ketika masalah pertentangan ini semakin rumit dan Gereja gagal menghancurkannya, Gereja malahan mulai mempelajarinya dan mengadopsinya untuk kemudian menjadikannya sebagai senjata untuk kepentingan Kristen. Inilah yang antara lain dilakukan Thomas Aquinas (dan adanya penyerapan ini dibenarkan oleh Sejarawan Gudisalvus) dalam pembaharuan Gerejanya di masa-masa itu. Pengaruh Ibnu Rusyidisme ini pada Gereja antara lain dapat ditengarai dari paham Filsafat Nominalisme dan Realisme dalam dunia Filsafat Kristen-Eropa. Apapun juga, pahamnya telah sangat mewarnai dan mengubah Eropa selama beberapa lama, bahkan hingga saat ini.


Dalam Renaissace, mereka juga berusaha menggalinya dari masa yang menurut mereka adalah masa kejayaan agung Barat sesungguhnya sebelum dihantam Teokrasi dogmatis Kristen dI Abad Pertengahan, yaitu masa Sofis Yunani Kuno, termasuk Filsafatnya. Maka lahirlah embrio Filsafat Neo-Sofisme di masa ini. Dan terutama melalui banyak serapan ilmu dari dunia Islam/Timur serta penelusuran terhadap warisan Yunani Kuno ini, dunia Barat (Eropa) ’bangkit dari tidur panjangnya’.


Harapan akan kebangkitan itu, menggerakkan mereka pula tentu saja untuk mengoreksi kegelapan telaah ilmu semesta di Abad Kegelapan/Abad Pertengahan (Dark Age/Medieval Age). Dan resmilah lahir pemikiran Filsafat Neo Sofistik atau Neo Sofisme (Sofistik baru), terutama Neo-Platonisme (pemikiran Filsafat a la Plato yang dibungkus baru tentang paham bahwa semua berpusat pada Tuhan, dan kebenaran itu karenanya sudah ada dengan sendirinya) pun muncul sebagai harapan segar untuk membangkitkan ‘kejayaan Barat’ yang kalah oleh Islam, menjadi roh dalam masa yang kemudian disebut Masa Renaissance.


Melalui banyak serapan ilmu dari dunia Islam/Timur serta penelusuran terhadap warisan Yunani Kuno; maka dunia Barat (Eropa) bangkit. Terutama dari khazanah ilmu dan ilmuwan Muslim juga pemikir bahkan Sufi. Tokoh-tokoh ilmuwan itu adalah seperti:


* Ibnu Musa al Khawarizmi (dikenal Barat sebagai ‘Algoritmus’ atau ‘Algoritma’, terkenal terutama dalam bidang matematika khususnya aljabar dan diabadikan dengan sebutan ’metode algoritma’ dalam aljabar; selain juga dalam geografi, sejarah dan musik),

* Al Kindi (atau ‘Alkindus’, terkenal terutama dalam kimia, fisika, kedokteran bahkan filsafat),
* Abu Bakar Muhammad Ibnu Zakariya al Razi (atau ‘Rhazes’, terkenal terutama dalam bidang kedokteran dan kimia juga filsafat),
* Abu Ali Al Hussain Ibn Abdullah Ibn Sina (atau ‘Avecinna’, terkenal terutama dalam kedokteran dan pengobatan, juga sebagai filsuf, penulis ensiklopedia, ahli matematika, ahli kimia, astronom, dan penjelajah dunia),
* Al Battani (atau ‘Albategnius’, terkenal terutama dalam bidang trigonometri dan astronomi),
* Al Haitham (atau ‘Alhazen, Avennathan, juga Avenetan’, terkenal terutama dalam fisika optik dan matematika),
* Abu al Rayhan Muhammad Ibnu Ahmad al Biruni (atau ‘Albiruni’, terkenal terutama dalam matematika, fisika, kedokteran, astronomi, geografi, dan sejarah),
* Jabir Ibnu Hayyan Al Kufi (atau dikenal juga sebagai “Geber” dari nama depannya “Jabir” dan terkenal terutama dalam ilmu kimia dan usahanya membuat emas dari bahan lain).

Masih banyak yang lain seperti Umar al Khayyam, Ibnu Khaldun, Ibnu Majid, Abu Qasem Maslamah al Majriti (astronom yang juga dikenal sebagai ‘Al Majriti atau Al Madridi’ dari kata ‘Madrid’, tempat tinggalnya di Madrid, Spanyol), Al Marwazi, Yuhanna ibnu Masaawayh, Hunain Ibnu Ishaq, dsb.; dan pusat-pusat ilmu/Madrasah/Universitas di Kekhalifahan Muslim Barat dan Muslim Timur (Baghdad, Bashrah, Qum, Mosul, Andalucia, Cordoba, Toledo, Madrid, Sicilia, Tripoli, Samarkand, Kairo, Damascus, Tunisia, Maroko, dsb). Bahkan merka juga mengambil dari kalangan para pemikir, Filsuf, bahkan dari mereka yang tergolongkan Sufi.


Tokoh Filsafat jalur Rasional dari Timur yang terkenal adalah para Filsuf seperti:


* Abu Yusuf Ya’kub bin Ishak Al Kindi (yang dikenal Barat sebagai ’Alkindus’),

* Abu Bakar Muhammad Ibnu Zakariya al Razi (Rhazes),
* Abu Ali Al Hussain Ibn Abdullah Ibn Sina (Avecinna),
* Abu Hamid Muhammad Al Ghazali (Alghazel),
* Ibnu Rusydi (Averoez),
* Al Farabi (Farabi);
* termasuk yang kurang dikenal Barat seperti Ibnu Bajjah dan Ibnu Thufail.


Selain itu, bersamaan dengan ini juga berkembang ‘jalur bawah’, yaitu yang disebut juga sebagai jalur hati dan yang juga dikenal sebagai jalur Mistisme atau Tashawwuf; dalam Islam. Tokoh-tokohnya sendiri disebut para Sufi, dan yang terkenal (dengan sejumlah kekurangan dan kelebihan serta kekontroversialan masing-masing) antara lain adalah:


* Rabi’ah al Adawiyyah (sufi perempuan paling terkenal),

* Hasan al Bashri,
* Zunnun al Mishri,
* Abu Yazid al Bisthami,
* Husain ibn Manshur al Hallaj,
* Muhyidin al ‘Arabi,
*Abu Nawas,
* Nashruddin (Hoja),
* dan Jalaluddin Al Rumi.

Al Ghazali (Alghazel) sendiri, dikenal sebagai tokoh pertama yang secara nyata mencoba menggabungkan akal dan hati dalam suatu keseimbangan, bahkan melahirkan apa yang dikenal sebagai metode “Thaariqah” atau juga dikenal sebagai ”Tariqah atau Tarikat (tarekat)”; untuk penggalian potensi dan pemeliharaannya. Para Sufi ini, selain terkenal dengan segala kebijakannya yang berhikmah dalam, bahkan dikisahkan juga mengalami dan menunjukkan keajaiban yang di kemudian hari kita kenal sebagai kejadian ‘metafisika’.


Khusus mengenai Ibnu Sina, adalah ilmuwan-cendekiawan yang juga menonjol dalam Filsafat. Kitabnya, ”Al Shifa” (dalam bahasa Latin, kitab ini disebut sebagai ”Sanatio”), merupakan Ensiklopedi Filsafat yang membahas sangat banyak lingkup ilmu pengetahuan dari filsafat hingga sains. Filsafatnya berhasil mempersatukan tradisi Aristotelian, pengaruh neo-platonikm dan teologi Islam. Dalam bahasa latin, buku ini disebut sebagai ”Sanatio”.


Selain itu, masih ada pula kitab risalah filsafatnya berjudul ”Al Najat” dan ”Isharat” di mana pada kedua buku itu ia memadukan dua kategori utama dalam filsafat, yaitu pengetahuan teoritis dan pengetahuan praktis. Kebesaran nama Ibnu Sina (Avecinna) saat ini diabadikan menjadi nama sebuah nama auditorium besar pada fakultas kedokteran Universitas Paris di Perancis.


Namun patut pula dicatat bahwa Ibnu Sina, diyakini adalah juga penganut paham "Qaramithah al Bathiniyah" yang biasanya tidak beriman kepada permulaan alam semesta (alam semesta ini tak ada awal dan tak ada akhir), hari kebangkitan, adanya Pencipta, juga meyakini bahwa tak ada Rasul yang diutus (kenabian itu dapat dicapai oleh siapapun).


Betapapun kebanyakan sejarawan Renaissance Eropa kemudian jamak pula yang mencoba mengecilkan berbagai peranan pemikiran dan teknologi muslim/Islam, pada akhirnya setidaknya tetaplah mereka tidak pernah dapat membantah peranan Ibnu Rusyid dan filsafat kebebasan berpikirnya pada pembangkangan rasional Eropa terhadap iman dogmatis Gereja (yang di saat itu masih terkungkung pada era dogmatis yang ditahbiskan oleh Gereja, tanpa mampu melahirkan gerakan berpikir kritis dan modern), yang kemudian menyebabkan Teolog-teolog terkemuka seperti Thomas Aquinas, berjuang sekuat tenaga untuk mengokohkan otoritas Gereja dan kepercayaan Kristen yang terguncang hebat karenanya, sekaligus memuluskan gerakan pembaharuan/Reformasi Gereja menjadi lebih rasional.


Seorang Sejarawan Amerika bernama Dagobert Runes, dalam bukunya yang berjudul “Crosscut Through History”, menulis: “Apa yang disebut Renaissance di Eropa adalah tak lebih dari penyuluhan kekayaan budaya Kordoba, Granada, dan Toledo, yang dialihkan ke Eropa yang semibiadab.”


Dan walaupun kiranya banyak sejarawan berpendapat bahwa kaum muslimin adalah pembawa atau peminjam pemikiran Yunani ke Eropa Latin dan dari Yunani ke Barat, seharusnya semua pihak yang mendasarkan diri pada ilmu-pengetahuan dapat pula menyadari dengan jujur bahwa ilmu pengetahuan bukanlah milik satu bangsa atau satu umat saja. Ini jelas tidak mungkin.


Sebagai contoh, Filsafat Yunani yang diagung-agungkan Barat mendapatkan masukan dari berbagai macam sumber, termasuk dari Timur, seperti dari Persia (Iran), Babylonia (Iraq), Mesir, dan Asyuria. Tempat-tempat penggalian arkeologi modern membuktikan adanya teori Pythagoras yang terkenal itu diukir pada lempengan tanah liat dari Asyuria dekat Baghdad.


Dengan demikian, kaum muslimin tidak hanya sebagai penyalin, namun juga penambah warisan Yunani yang kemudian diwarisi juga kepada bangsa-bangsa Latin dengan porsi yang lebih banyak daripada asalnya dulu. Ibnu Rusyid, bahkan juga dikenal luas sebagai pembahas dan komentator ulung Filsafat Aristoteles namun juga menambahkan banyak bahan-bahan pemikiran dan bahkan perbaikannya.


Sebagai catatan, sekalipun saat itu pemikiran Eropa didominasi Neoplatonisme yang tergambarkan pada pandangan-pandangan Augustinus, diketahui bahwa Roscelinus dari kota Compeigne, Perancis (wafat 1125) mengeluarkan pendapat baru tentang Trinitas, bahwa dia menolak kesatuan antara Bapak, Putra, dan Roh Kudus.


Hal ini tak ayal membuatnya dicap murtad, dan bahkan menurut Uskup-uskup Canterbury, hal itu merupakan pemberontakan langsung terhadap hakikat ajaran agama Kristen. Namun dengan kemunculan muridnya, Abelard of Bath, yang berkata, “Keraguan membawa kepada bertanya-tanya dan penalaran, serta menuntun ke pencapaian hakikat”, maka dapat dikatakan mulailah periode baru Kristen dan segala jenis pengajaran yang menjadikan logika sebagai sarana bagi keraguan yang membawa kepada keyakinan.


Yang menarik, hal itu secara jelas adalah merupakan pandangan Ghazali-Rusydiisme (Al Ghazali dan Ibnu Rusydi), dan tampak pada sejumlah pertanyaan yang dikemukakan Abelard dalam bukunya ‘Sie et Non (Ya atau tidak)” yang berkisar pada iman, akal, hakikat ketiga oknum Trinitas, malaikat, Adam, Hawa, tabiat manusia, masalah dosa, dan masalah Misa Perjamuan Yesus.


Tujuan pertanyaan-pertanyaan itu adalah untuk membangkitkan semangat bertanya-tanya dan penalaran, karena cara seperti itu merupakan kunci hikmat. Abelard menjelaskan bahwa akal yang bebas (yang tidak dikendalikan) dapat menginterpretasikan rahasi-rahasia Kristen dan bahwa dogma yang tidak ditunjang akal hanyalah sekedar pendapat belaka. Pendapat itu merupakan keberanian dan tantangan terhadap otoritas mutlak Gereja. Dia lalu dituduh kafir zindiq, dan dikucilkan.


Yang menarik kiranya adalah bahwa ide Abelard itu adalah sama dengan ide Ibnu Thufail dalam kisahnya “Hayy bin Yaqzhan” dan Al Ghazali pun pernah berkata, “Karena akal tidak berdusta, maka kalau kita mendustakannya, berarti akal itu berdusta, sebab dalam menetapkan hukum, kita tidak mengenal dan tidak akan merasa mantap, kecuali dengan menggunakan akal.”


Maka hal yang paling utama, selain berbagai ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, serta budaya; adalah bahwa Eropa belajar tentang kebebasan berpikir, dan bahwa akal di atas hukum (manusia), dari berbagai tokoh Muslim dan nilai-nilai ajaran Islam.


Ini adalah suatu hal yang luar-biasa, mengingat bahwa pada saat itu, prinsip yang berlaku di Eropa adalah Filsafat Kristen dengan jargonnya yang terkenal, “Credo et intelligam” atau “Iman berada di atas pemikiran” (imani dulu, baru carikan alasan-alasan untuk mendukungnya).


Ketika universitas-universitas Islam di Andalusia, Baghdad, dan Afrika Utara mencapai puncak kejayaannya pada abad V H (XII M), pusat-pusat kebudayaan Eropa justru masih bermarkas di sekolah-sekolah Gereja dan Biara-biara, dengan paham utama berlandaskan keimanan Kristen (dan banyak hal dilarang untuk didiskusikan) yang dengan sendirinya banyak sekali bertentangan dengan ilmu-pengetahuan dan Filsafat (yang kemudian berakhir urgensinya pada permulaan abad XI M). Karenanya pula, para ilmuwan Barat/Kristen di saat itu (dan juga hingga kini untuk beberapa kalangan) justru menolak segala sesuatu yang tidak dapat didiskusikan dan juga tentu saja menolak banyak prinsip agama Kristen.


Pada sekitar Masa Renaissance ini, agama Kristen (Katholik) yang sudah berpecah (misalnya aliran Romawi Barat dan Romawi Timur dengan segala variasinya), semakin berpecah menjadi agama Kristen Protestan dengan segala sektenya pula. Hal-hal yang disadari ternyata tidak masuk akal dalam khazanah Katholik, menurut orang-orang Eropa, mendasari ini menjadi pecahannya, Protestan. Misalnya tentang:


* Kekuasaan Paus yang mutlak sebagai wakil Tuhan di muka Bumi bahkan di atas Kerajaan manusia sekaligus fungsi Paus dan Uskup serta Gereja Katholik yang secara umum sangat sentral dalam beragama bahkan dalam bernegara juga berpolitik (termasuk dalam kemewahan) dan bahkan dipercaya berhak mengampuni dosa seseorang,


* Surat pengampunan dosa yang dikeluarkan Gereja Katholik dan bahwa dosa dapat ditebus dengan sejumlah uang/surat pengampunan dosa itu


* Tidak bolehnya pasangan suami-istri bercerai walau keduanya telah bersepakat untuk itu


* Tidak bolehnya pastur dan biarawati untuk menikah dan berketurunan


* Pelarangan rakyat biasa untuk membaca dan/atau menafsirkan Injil


* Dan lain-lain



over a year ago ·
Report






Abdullah Machicky MayestinoBeberapa contoh ini dan yang senada, telah membuat gelisah orang-orang Katholik Eropa saat itu yang cukup memiliki tradisi berpikir kuat (pemanfaatan jalur Akal), dan karenanya mereka beragumen, memprotes berbagai hal yang menurut mereka salah, serta membentuk agama Kristen versi ’baru’ (walaupun mungkin dalam satu sisi, adalah justru adalah usaha yang mereka anggap agung untuk mencoba memurnikan ajaran Kristen ini, dengan mencoba ’kembali ke Khittah Kristen’).

Dan mereka melakukan apa yang kemudian dalam sejarah disebut sebagai Reformasi Gereja, dan golongan mereka disebut sebagai Protestan (Kristen Protestan).


Proses ini dimulai dari Jerman oleh Martin Luther dan golongan pengikutnya, Lutherian, dan gelombang kegelisahan serta protes itu berekspansi ke Swiss, Perancis, termasuk sebagian besar Belanda, Luxemburg, Belgia serta wilayah-wilayah lain Eropa; untuk sampai pula ke kepulauan Inggris, Skotlandia, dan Irlandia, wilayah terkemuka dari kerajaan-kerajaan Eropa.


Mereka, para bangsa non-Bani Israil itu, kemudian berketetapan untuk membuat suatu agama baru, yang kemudian disebut manusia sebagai agama Kristen Protestan (berasal dari peristiwa protes yang mereka sampaikan terhadap berbagai ‘kesalahan’ agama Katolik Roma tersebut) dengan segala sektenya pula, melalui peristiwa yang dikenal sebagai Reformasi Gereja.


Pada dasarnya, kiranya ini adalah ’agama Kristen versi baru’, lebih memakai Logika, terbuka terhadap argumentasi, namun tetap berdasarkan kepada keimanan Kristiani, dan sebagian besar juga tetap mempercayai adanya paham Trinitas (adanya tiga ’bentuk’ tuhan, yaitu tuhan Bapa, Anak, dan Roh Kudus), namun dengan aturan-aturan yang antara lain mereka anggap lebih masuk akal, terbuka, dan toleran.


Banyak yang kemudian adalah serupa seperti apa yang juga menjadi prinsip-prinsip Islam, termasuk ’kebebasan’ penggunaan akalnya, pendalaman logikanya, kehausan akan ilmu-pengetahuan, dan sebagainya; namun kaum dominan dari mereka tetap saja tidak mengakui prinsip ketauhidan atau Unitarian (masih menganut paham Trinitarian/Tiga tuhan) dan tentu saja tidak mengakui Rasulullah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib shalallahu ‘alaihi wa sallam sebagai UtusanNya yang terakhir, penyambung dan pemungkas ’pekerjaan’ para Nabi dan RasulNya.




QS Al Baqarah ayat 87 (2:87):


Dan Sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah menyusulinya (berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mukjizat) kepada Isa putera Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul Qudus[*]. Apakah setiap datang kepadamu seorang Rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombong; maka beberapa orang (diantara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh?


[*] Maksudnya: kejadian Isa a.s. adalah kejadian yang luar biasa, tanpa bapak, Yaitu dengan tiupan Ruhul Qudus oleh Jibril kepada diri Maryam. ini Termasuk mukjizat Isa AS menurut jumhur mufasirin, bahwa Ruhul Qudus itu ialah Malaikat Jibril.



QS Aali Imraan ayat 3-4 (3:3-4)


(3) Beliau menurunkan Al kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil,

(4) sebelum (Al Quran), menjadi petunjuk bagi manusia, dan Beliau menurunkan Al Furqaan[*]. Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh siksa yang berat; dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai balasan (siksa).
[*] Al Furqaan, nama lain dari Al Quran ialah kitab yang membedakan antara yang benar dan yang salah.


QS Al Maaidah ayat 48 (5:48):


Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu Kitab-Kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian[*] terhadap Kitab-Kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu[#], Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,


[*] Maksudnya: Al Quran adalah ukuran untuk menentukan benar tidaknya ayat-ayat yang diturunkan dalam Kitab-Kitab sebelumnya.

[#] Maksudnya: umat Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam dan umat-umat yang sebelumnya.



Martin Luther di Jerman, Ulrich Zwingli di Swiss, John Calvin di Prancis, Raja (King) Henry VIII di Inggris dan keturunannya, dan lain-lain tokoh di Eropa, adalah orang-orang yang ‘berjasa besar’ pada masa-masa awal dan pembentukan ’Kristen baru’ ini.


Yang paling fenomenal kiranya adalah yang terjadi di Kerajaan Inggris Raya (The United Kingdom of Great Britain/UK). Menurut sejarah, King Henry VIII, raja Inggris di masa itu, dengan berdasarkan kehendaknya untuk dapat menikah lagi dengan Lady Anne Boleyn (kemudian menjadi Ratu Anne), antara lain guna mencari keturunan laki-laki setelah menikah pertama kalinya dengan Ratu Katherine of Aragon (bibi dari Raja Spanyol, keturunan Raja dan Ratu Isabela dari Spanyol yang memimpin Ikuisisi Spanyol), dan mendapatkan ’hanya’ keturunan perempuan, Mary.


Raja Henry VIII kemudian menghalalkan perceraian(-nya) sendiri, juga hubungannya dengan para gundiknya, merombak aturan-aturan Gereja, memapas kekuasaan dan kemewahan yang dinikmati Gereja, dan sekaligus memutuskan hubungan dengan Paus dan Gereja Katolik Roma yang tentu saja melarang terjadinya perceraian karena tak sesuai dengan hukum Katolik (tak terkecuali perceraian Sang Raja Inggris itu). Raja Henry VIII sendiri akhirnya kemudian tercatat berkawin sebanyak enam kali, antara lain guna menghasilkan keturunan laki-laki, tanpa hasil.


Karenanya pula, Kerajaan Inggris, di tengah pertentangan hebat internalnya sendiri, dengan bantuan penasihatnya Lord Cromwell, Lord Boleyn (ayah Anne Boleyn), dan Uskup (Bishop of Canterbury) Cranmer kemudian akhirnya menahbiskan kekuasaan Raja Inggris terhadap Gereja dengan aturan baru di masa itu Act of Supremacy yang mensahkan supremasi Raja bahkan terhadap Gereja dan ’melahirkan’ agama Kristen baru Inggris tersebut dengan nama Kristen Gereja Anglikan (dari nama/kata Anglo-Saxon, sebutan bangsa asli Inggris), yang menurut ciri-ciri ajaran agamanya masih termasuk keluarga besar Kristen Protestan.


Ini sekaligus juga melepaskan ikatan dengan kepausan Roma dan kekuasaann Gereja Katolik terhadap kerajaannya. Gelombang baru ini menghadapi perlawanan dari kaum tua Katolik yang dipimpin Lord More dan Kardinal Fisher (keduanya kemudian dihukum mati karena dianggap menentang Raja).


Sesudah masa-masa kemelut yang sempat membelah Inggris ini, Ratu Inggris kemudian, Elizabeth I dan keturunannya yang beragama Protestan mengalahkan pengaruh saudara tirinya Mary yang beragama Katolik (dan kesemuanya adalah anak keturunan Raja Henry VIII), untuk memantapkan Kerajaan Inggris Raya dalam beragama Kristen baru ini (kecuali sebagian Irlandia yang tetap Katolik hingga kini dan berkonflik dengan Kerajaan Inggris dan bagian lain Irlandia yang Protestan). Di Eropa, ini juga menyebabkan berbagai perang antara Kerajaan Inggris dan Kerajaan Spanyol di masa itu.


Kembali ke permasalahan sejarah akan Kitab Suci Katolik dan Kristen serta Yahudi ini, pada dasarnya tentu saja Kristen Katolik Roma (Katolik) dan Protestan, sama-sama menghormati Bibel (Alkitab/Injil) sebagai Kitab Sucinya. Namun Bibel Katolik ternyata berisi lebih banyak daripada Bibel Protestan.


Hal ini lebih-kurang karena kaum Katolik mendasarkan Bibel dalam bahasa Yunani, sedangkan kaum Protestan mendasarkannya pada Bibel berbahasa Ibrani serta menolak kitab-kitab tambahan Bibel dalam Bibel Yunani. Perbedaan ini terjadi juga akibat carut-marut dokumentasi warisan Yahudi-Bani Israil berabad-abad lamanya sebelum kedatangan Yesus di masa itu.



Maka, bagian Injil yang ditolak oleh kaum Kristen Protestan (disebut sebagai Apokripa/appocrypha), adalah:


* Kitab Tobit (kemungkinan dikarang pada abad II SM dalam bahasa Ibrani atau Aram)


* Kitab Yudit (kemungkinan dikarang pada Abad II SM dalam bahasa Ibrani)


* Kitab Kebijaksanaan Salomo (muncul di kalangan Yahudi-Yunani sekitar abad I SM)


* Kitab Barukh (diduga muncul pada Abad I SM)


* Surat dari Nabi Yeremia


* Kitab I dan II Makabe (dikarang pada abad II SM dan Jilid I ditulis dalam bahasa Ibrani dan Jilid II dalam bahasa Yunani)


* Tambahan-tambahan pada Kitab Daniel (tidak ada yang mengetahui masa munculnya)


* Tambahan-tambahan pada Kitab Ester (diduga berasal dari Abad I SM)


* Kebijaksanaan Yesus bin Sirakh (dikarang pada abad II SM dalam bahasa Ibrani)




Tentang Perjanjian Baru, kitab ini terdiri dari:


* Empat Injil (disebut Injil Kanonik, karangan Matius/Matthew, Markus/Mark, Lukas/Lucas, dan Yohanes/John)


* 13 surat Paulus


* Tiga surat Yohannes


* 1 surat Yudas


* 2 surat Petrus (Peter)


* 1 surat kepada orang Ibrani


* Wahyu kepada Yohannes.





Masa Renaissance karenanya, juga adalah masa transisi dari Masa Abad Pertengahan (Medieval/Dark Age) menuju Masa Modern, yang pembatasan kurun waktunya tidak jelas, namun diperkirakan adalah di sekitar Abad XIV-XVII Masehi.


Masa Renasissance, langsung atau tidak, kemudian juga berbuahkan pembaharuan-pembaharuan, termasuk pembaharuan Barat dan Kristen yang melahirkan Reformasi Gereja.


Masa-masa ini juga kemudian secara langsung maupun tidak langsung juga melahirkan Agama Protestan, eksplorasi wilayah jajahan Barat baru, eksplorasi ilmu pengetahuan oleh Barat yang lebih dalam, berlanjut ke Masa Modern, Revolusi Industri, Masa Posmodern kini; dan faham-faham lain manusia yang berkaitan dan mengikutinya seperti Modernisme, Sekulerisme, Kapitalisme, Sosialisme, Komunisme, Atheisme, Agnostisisme, Radikalisme, Liberalisme, Pluralisme, dan sebagainya.




over a year ago ·
Report






Abdullah Machicky MayestinoPEMIKIRAN DAN KEIMANAN AHLUL KITAB MASA MODERN SEKITAR ABAD XVIII-XX MASEHI




Gusar akan dominasi Gereja dan dogmanya di masa Abad Pertengahan sebelumnya, maka telaah pemikiran (Akal, Logika) dan pendukungnya merebak, mendobrak kebuntuan pemikiran di Masa Abad Pertengahan di Eropa, dan terutama menghebat di Masa Renaissance.


Dan masa berikutnya, yang disebut sebagai Masa Modern (sampai Abad XX), dibangun berdasarkan Filsafat Rasionalisme, yaitu bahwa semua hal yang dapat diterima, haruslah masuk akal.


Rasio atau RASIONALISME (logika) ini adalah dasar Filsafat Modern yang bertokohkan Descartes, Voltaire, Spinoza, Bacon, Leibniz, Fichte, Schelling, Hegel, Pascal, Kant, Locke, Hume, Spencer, James, Kierkegaard, Sartre, dan sebagainya.


Masa ini bermottokan ”Cogito ergo sum”, atau ”Saya (justru pantas) hidup karena saya (justru) berpikir” atau lebih mudahnya, ”Buktikanlah dulu sesuatu itu masuk akal, logis, bahkan nyata, semua hal harus dipertanyakan, baru kemudian dapat dipercayai)”, yang pertama kali dicetuskan Descartes.



Dan tokoh-tokoh itu beserta paham-pahamnya adalah:


* Rene Descartes, Voltaire, Baruch Spinoza (berganti nama setelah mengucilkan diri dari agama Yahudi menjadi Benedictus de Spinoza), Francis Bacon, Gottifried Wilhem von Leibniz; dalam kelompok Filsafat RASIONALISME yang yakin bahwa akal adalah dasar pengetahuan, manusia menggunakan akal untuk menelaah obyek, keimanan (keyakinan) dogmatis (termasuk agama dan segala ‘kisah ajaibnya’) tidak masuk akal. Setidaknya inilah menurut mereka yang terpenting.


* Lalu dalam perkembangannya muncul kelompok Filsafat IDEALISME yang berhubungan dengan rasionalisme atau logika juga yaitu paham bahwa pengetahuan a priori atau deduktif dapat diperoleh manusia lewat akal, Logika, dan materi adalah idea dalam pikiran Tuhan yang bebas dari tangkapan manusia, alam adalah inteligensia yang dapat dilihat, serta bahwa dalam mengidentifikasi realitas adalah dengan menggunakan idea, rasio, dan sebagainya. Dan ini secara garis besar dapat dibagi menjadi:


* Filsafat IDEALISME OBJEKTIF yang didasarkan keobyektifan akal dengan Johann Gottlieb Fichte, Friedrich Wilhlem Joseph Schelling, dan George Wilhelm Fiedrich Hegel.


- Juga dikenal Filsafat IDELAISME THEIST dengan tokoh Blaise Pascal dan Immanuel Kant yang didasarkan keobyektifan akal dan ketuhanan/hati.


Kant sebagai Filsuf barat masa itu yang biasanya cenderung kepada akal (saja), patut mendapat catatan khusus karena mencoba menelaah akal dan hati dengan seimbang, namun perbatasan yang jelas antara Akal dan Hati memang masih belum dapat dipetakannya.


Argumen-argumennya itu dimuat di buku-bukunya yang menggegerkan pada masa itu, “Critique of Pure Reason” (membela sains dari serangan skeptisisme, sains dapat dipercaya bila memenuhi syarat-syarat, saat itu orang tidak mempercayaui sains) dan “Critique of Practical Reason” (bila sains dan akal tidak dapat diandalkan sepenuhnya dalam mempelajari agama/hidup, maka selanjutnya harus menggunakan moral/kata hati/realitas yang sudah ada dalam diri manusia).


* Kemudian John Locke, David Hume, Herbert Spencer dalam kelompok Filsafat EMPIRISME yang berprinsip bahwa manusia memperoleh pengetahuan semata-mata melalui pengalamannya saja. Inilah saja yang terpenting menurut pendukung paham ini, mengandalkan peranan pengalaman dalam memperoleh pengetahuan serta pengetahuan itu sendiri, lawan dari Rasionalisme.


Semoboyan, “Tidak ada sesuatu dalam pikiran kita selain didahului pengalaman” (nihil est in intellectu quod non prius fuerit in sensu), dipopulerkan oleh Locke untuk menentang ajaran orang-orang Rasionalis.


Hume mempertegas teori ini dengan membedakan idea dan kesan (impression), semua ide yang kita miliki datang kepada kita, dan ada pula kesan yang mencakup penginderaan, passion, dan emosi. Jiwa dapat dipahami sebagai gelombang pengalaman kesadaran, materi sebagai pola jumlah yang dapat diindera, dan hubungan kausalitas sebagai urutan peristiwa yang sama. Orang empiris menolak kemampuan intuisi rasional, semua melalui observasi.


Spencer berkata, kita hanya dapat mengenali fenomena atau gejala-gejala, di belakangnya ada sesuatu yang tidak diketahui (the great unknowable), maka metafisika adalah tidak mungkin.


* Lalu juga ada William James (satu-satunya Filsuf dari Amerika Serikat di kurun itu) sebagai tokoh Filsafat PRAGMATISME yang yakin bahwa bahwa manusia hanya pantas menerima yang dianggapnya berguna bertolak-ukurkan akalnya dan inderanya, bukan standar dari apapun yang ’tak tampak’ (misalnya Tuhan dan aturan agamanya) tadi, maka yang baik bagi manusia adalah yang berguna secara praktis.


James mengingatkan akan pentingnya tindakan dan tujuan manusia dalam pengalaman, pengetahuan, dan pengertian. Secara ringkas, realitas adalah sebagaimana yang kita ketahui. Pengertian suatu konsep adalah konsekuensi logis dari konsep itu, bila tidak ada konsekuensinya, maka tidak ada pengertian apa-apa.


Filsafat dikaitkan dengan Psikologi sehingga melahirkan sudut pandang baru. Yang benar bagi orang Pragmatis, hanyalah ide-ide yang dapat dipraktekkan saja, ide yang hanya ada dalam ide, dan kebimbangan terhadap realitas obyek indera adalah nonsens (tak masuk akal) bagi orang Pragmatis.


Ia juga mempopulerkan Filsafat HUMANISME, dalam arti manusia dianggap mampu mengatur hidupnya tanpa bantuan Tuhan atau yang lainnya, realitas tidak mungkin dipisahkan dari faktor-faktor kemanusiaan, tidak ada kebenaran yang terpisah dari (faktor) kegunaannya bagi manusia, dan menolak sains yang abstrak. Agama, perlu, karena berguna, namun ia menyoroti bahwa ada yang menolak agama karena tidak ilmiah dan menganggap agama merugikan.


Dan Humanisme memang muncul, saat potensi manusia di Barat yang seakan agak tertutup dan dinafikan di jaman sebelumnya yang didominasi Hati, menjadi lebih dikedepankan dan digali, dan tercermin dalam inti sari pemikiran “manusia menentukan takdirnya sendiri, kehendak Tuhan tidak cukup penting, maka agama (yang dikenal Barat) dengan segala aturannya juga tidak penting


* Serta Soren Kierkegaard dan Jean Paul Sartre dalam kelompok Filsafat EKSISTENSIALSIME bahwa eksistensi manusia adalah yang terpenting, maka keputusan dan preferensi manusia adalah yang terbaik, dan manusialah ‘pemilik’ alam semesta.


* Tokoh lainnya termasuk pula ilmuwan Inggris Isaac Newton sebagai simpatisan hebat paham Rasionalisme atau Logika (dan menjadi dibenci kaum Gereja karenanya), dan sebagainya.





Menurut mereka, ini ‘reaksi’ wajar atas ketakmasuk-akalan Filsafat Medieval (Abad Pertengahan) sebelumnya; dan memang membuat telaah kritis dan ilmu-pengetahuan merebaki Eropa, namun juga termasuk beberapa di antaranya yang patut diwaspadai adalah pemikiran turunannya:


* Filsafat MATERIALISME atau NATURALISME, yang percaya hanya yang nyata, bukan ‘yang tak tampak’ seperti Agama-Tuhan, dan hakikat yang sesungguhnya ada adalah benda itu sendiri. Berbagai hal abstrak tak nyata seperti rohani dan sebagainya adalah muncul dari benda itu, Oleh karenanya paham naturalisme tidak mengakui apapun yang tidak terlihat, termasuk keberadaan Tuhan.


* Filsafat HUMANISME, percaya bahwa manusia sebagai pengatur utama alam/kehidupan, bukan ’yang tak tampak’/ghaib (kekuatan supranatural, Tuhan).


* Lalu muncullah Filsafat atau gerakan SSKULERISME, meminimasi, menafikan peran agama (umumnya adalah yang dikenal Barat namun melebar ke semua agama dunia) dari manajemen kehidupan sehari-hari, setelah Abad Medieval didominasi oknum Agamawan-Monarki Kristen dan Baratnya termasuk Teokrasi a la mereka yang jamak dianggap merusak.


Dan tak pelak dalam ‘Perang Halus’ ini, Hukum Sekuler menggantikan Agama yang dijadikan budaya seremonial pelengkap saja, bahkan makna dan kata ”Tuhan” dalam khazanah Modern, digantikan makna dan kata ”alam” (nature, termasuk memaknai alam semesta sebagai Mother Nature atau Ibu Pertiwi).




Kesemuanya, meremehkan (bahkan menafikan) Ketuhanan, bahkan bersimpati pada ide bahwa alam itu tercipta dengan sendirinya, juga bahwa ‘konsep’ pertanggungjawaban di Akhirat menurut mereka ’tak nyata’ (dalam khazanahnya, ini adalah dogmatis tak masuk akal, tak nyata) dan dengan sendirinya hal-hal menyangkutnya tak perlu digubris.


Termasuk dalam keluarga pemikiran ini adalah pemikiran bebas (liar) para ilmuwannya, misalnya yanvg menghasilkan kesimpulan bahwa nenek moyang manusia adalah Kera (pemikiran Charles Darwin).


Dapat dimaklumi pada satu sisi bahwa setelah lama ditindas keimanan (dogmatis) Kristiani masa Abad Pertengahan, ini menjadi semacam ‘Euphoria pembebasan’ akan kemampuan berpikir kritis manusia.


Semangat mencari berbagai ‘kebebasan’ ini juga menemui momentumnya seiring Revolusi Industri Inggris Abad XVIII-XIX Masehi dengan Modernisme, Modernisasi, perubahan peradaban manusia yang khas berdasarkan Akal-rasio (logika).


Ini dibantu pula dengan ditemukannya secara tak sengaja ’Dunia Baru’ yang bebas dari pengaruh Mionarki dan Gereja Barat, yaitu Benua Amerika, pada tahun 1492 M sebelumnya, sekitar masa Renaissance, oleh Christophorus Columbus, berdasarkan perintah Raja Ferdinand dan Ratu Isabel dari Spanyol (menarik untuk merenungkan bahwa ini terjadi setelah pada tahun 1491 Masehi terjadi puncak pembersihan-pembantaian Muslim dan Yahudi dari Eropa yang disebut Masa Inkuisisi Eropa, dipimpin Raja dan Ratu yang sama dari Spanyol itu pula).


Lalu adanya Perbudakan Modern sejak budak Afrika yang didatangkan pada tahun 1675 M di Amerika, juga adanya Doktrin MANIFEST DESTINY pada tahun 1840 Masehi ’merestui’ penguasaan orang kulit putih atas Dunia Baru itu dan pembantaian ras atau genocide ras Indian Amerika dan sebagainya; tak pelak juga semakin memuluskan ini semua.


Di kemudian hari, ini digunakan Presiden AS, Monroe, sebagai dasar DOKTRIN MONROE, sehingga memuluskan legitimasi AS untuk campur-tangan dalam masalah internasional, terutama bila berhubungan dengan apapun yang menjadi kepentingannya.


Perlahan-lahan karenanya, lepaslah rakyat kebanyakan Eropa dari hirarki Monarki (terutama dari Monarki Kerajaan Britania Raya Inggris) dan Teokrasinya untuk berpindah ke Amerika dan membuat aturan-aturannya sendiri.


Maka siapapun juga tak usah keturunan ningrat Feodalis, asalkan setidaknya berpengetahuan, berkemampuan, menguasai sumber-daya dan teknologi serta pasar, dapat saja menjadi berkuasa dan kaya-raya.


Menurut mereka, manusia (dengan suara terbanyak) berhak menentukan cara peradabannya sendiri, karena Teokrasi (Kristen/Barat), ’petunjuk dari tuhan’ selama Abad Pertengahan itu pun terbukti salah.


Dan ini pun dilandasi segala pemikiran Filsafat Renaissance dan Modern itu, yang kesemuanya praktis mendasarkan diri kepada Logika (Akal) dan meremehkan ketuhanan (perasaaan, keyakinan, Hati) juga sistem Teokrasinya yang menurut mereka, adalah Teokrasi Barat/Kristen, Teokrasi Islam tak dikenal, karena Islam dianggap sebagai bukan agama atau paham kafir yang tidak mau percaya Yesus Kristus sebagai tuhan.


Nasib manusia karenanya perlu ditentukan oleh manusia sendiri, bukan campur-tangan Tuhan, dan prinsip ”Vox Populli Vox Dae” (suara masyarakat adalah suara Tuhan) pun menjadi semakin populer.


Maka Demokrasi Modern berdasarkan penggalian kembali semangat Filsafat Sofisme dan Demokrasi Kuno Yunani serta Renaissance dan Filsafat Modern-Modernisme pun muncul.


Inilah juga cikal-bakal EKONOMI MODERN berintikan ’kebebasan’, terutama didukung konsep Ekonom Adam Smith, dan kemudian dijadikan ’Madzhab’ Capitalism-Free Market (Kapitalisme-Pasar Bebas) yang juga hasil dari Renaissance, Rasionalisme, Materialisme, Pragmatisme, Humanisme, Sekulerisme, Modernisme; dan memberikan peluang individu memperkaya diri tak terbatas, asal ’berkemampuan’ memanipulasi Pasar Bebas (ciptaannya) dengan hampir segala cara termasuk Riba-Bunga Hutang dan egoisme keuntungan niaga setinggi mungkin, melupakan faktor bahwa setidaknya manusia cenderung susah berdisiplin menahan nafsu (termasuk nafsu berkuasa, kaya-raya), berkecenderungan manipulatif, seharusnya ada paramater-paramater batas minimal keseimbangan kehidupan bersama, dan kekayaan harta bukanlah tujuan hidup sejati.


Lalu, merasa sebagai kaum yang maju-Modern, semangat ini diekspor ke seluruh dunia bersamaan eksplorasi (penjajahan) a la Barat, dan apapun ’agama-peradaban baru’ non-Barat yang dikenal Barat kemudian (misalnya saat bertemu peradaban dan sistem pemerintahan Islam serta Sistem Ekonominya), disamaratakannya, untuk dipinggirkannya dari kehidupan Modern (karena menurut mereka, Agama apapun dan peradabannya adalah ‘kuno, takhayul dan tidak ilmiah’), bahkan dari kehidupan masyarakat ’asli’ Agama itu sendiri, dalam Clash of Civilizations, perbenturan antar berbagai Peradaban ini (meminjam jargon Buku terkenal berjudul sama Samuel P. Huntington).





QS Al Anfaal ayat 31 (8 :31):


Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami, mereka berkata: "Sesungguhnya Kami telah mendengar (ayat-ayat yang seperti ini), kalau Kami menhendaki niscaya Kami dapat membacakan yang seperti ini, (Al Quran) ini tidak lain hanyalah dongeng-dongengan orang-orang purbakala".




QS Al Anfaal ayat 47 (8:47):


Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampungnya dengan rasa angkuh dan dengan maksud riya' kepada manusia serta menghalangi (orang) dari jalan Allah. Dan (ilmu) Allah meliputi apa yang mereka kerjakan.




QS Al Hajj ayat 8 (22 :8):


Dan di antara manusia ada orang-orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan, tanpa petunjuk dan tanpa kitab (wahyu) yang bercahaya[*],

[*] Maksud yang bercahaya Ialah: yang menjelaskan antara yang hak dan yang batil.



QS Al An’aam ayat 26 (6 :26):


Dan mereka melarang (orang lain) mendengarkan Al-Quran dan mereka sendiri menjauhkan diri daripadanya, dan mereka hanyalah membinasakan diri mereka sendiri, sedang mereka tidak menyadari.




QS Luqman ayat 6 (31 :6):


Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.




QS Asy Syu’aara ayat 5-6 (26 :5-6):


(5) Dan sekali-kali tidak datang kepada mereka suatu peringatan baru dari Tuhan yang Maha pemurah, melainkan mereka selalu berpaling daripadanya. (6) sungguh mereka telah mendustakan (Al Quran), maka kelak akan datang kepada mereka (kenyataan dari) berita-berita yang selalu mereka perolok-olokkan.




QS Al Israa’ ayat 46 (17 :46):


Dan Kami adakan tutupan di atas hati mereka dan sumbatan di telinga mereka, agar mereka tidak dapat memahaminya. dan apabila kamu menyebut Tuhanmu saja dalam Al Quran, niscaya mereka berpaling ke belakang karena bencinya




QS Al Baqarah ayat 119 (2 :119-120):


(119) Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan diminta (pertanggungan jawab) tentang penghuni-penghuni neraka.

(120). Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.



QS Al An’aam ayat 116 (6 :116):


Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah, mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)[*].


[*] Seperti menghalalkan yang diharamkan Allah dan mengharamkan yang dihalalkan Allah, menyatakan bahwa Allah mempunyai anak, Tuhan tidak satu, manusia mampu mengatur alam semesta, tidak ada yang ghaib, tidak ada Akhirat, dan lain-lain.




over a year ago ·
Report






Abdullah Machicky Mayestino
Di jaman ini, Akal dianggap menang, dan semua yang bagus menurut kebanyakan manusia, harus ’masuk Akal’, logis, nyata. Dan menjadi semakin masuk akal pulalah kiranya kemudian:

- Berpacaran bebas


- Berciuman, bercumbu-rayu bahkan melakukan ”free-sex” (berhubungan seks bebas dengan siapapun yang disukai) termasuk jika di depan umum bukan dengan muhrimnya


- Berpakaian ”sexy” (menampakkan aurat-aurat) bahkan di depan umum termasuk dalam Fashion Show (bahkan Fashion Show pakaian dalam juga pakaian renang di muka umum)


- Nudisme (bertelanjang bahkan di muka umum)


- Homoseksualisme dan Lesbianisme atau bahkan Biseksualisme


- Makan-minum yang haram asalkan enak dan Babi dan Khamr (yang memabukkan) serta lain-lain yang haram menjadi tidak haram dan tidak penting dipermasalahkan


- Bermabuk-mabukan


- Demokrasi dengan pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak adalah benar


- Hukum yang benar adalah Hukum Sekuler berdasarkan pemikiran manusia yang menentukan prinsip dan hukum dagang, politik, privat, juga hukum lainnya dengan berdasarkan pemikiran manusia


- Kapitalisme adalah sistem Ekonomi terbenar


- Perlu untuk memperkaya diri dan golongan setinggi-tinggnya.


- Sistem keuangan dan perbankan dengan bunga, rente, riba, adalah benar


- Yang terpenting adalah materi dan materialisme, harta dan benda menjadi perkara terpenting


- Dunia perlu menuruti buaya Barat sebagai bangsa atau ras yang terbukti Modern


- Liberalisme dan Pluralisme (termasuk dalam agama) adalah benar dan diperlukan


- Dan sebagainya.




Setidaknya argumen pendukungnya menurut mereka adalah karena:


- ‘Ini tidak merugikan siapapun’


- ’Seks adalah (dorongan) alami’, mengenai bagaimana dan kepada siapa melampiaskannya, termasuk jika dengan sesama jenis, adalah urusan pribadi, asalkan suka sama suka dan tak mengganggu ketertiban umum’


- ’Tubuh adalah milik sendiri dan berhak untuk dieksplorasi serta dipamerkan’,


- ’Bila ada orang lain bermasalah karenanya (misalnya orang lain yang naik syahwat karena melihat lawan jenisnya menampakkan auratnya) maka itu adalah masalah mereka sendiri dan seharusnya mereka lebih dapat mengontrol diri’,


- ’Foto dan lukisan dengan model telanjang adalah seni, setidaknya karena (tubuh) manusia itu indah’,


- ’Pemikiran manusia adalah yang paling benar’,


- ’Eksistensi manusialah yang terpenting di dunia ini’,


- ’Manusia sebagai pemilik dunia bebas berkreasi apa saja’,


- ’Alam semesta adalah untuk manusia dan manusia berhak berbuat apapun’,


- ’Hidup adalah untuk dinikmati’,


- ’Hari esok belum tentu ada, maka marilah hidup untuk hari ini, nikmati, ambil semua kenikmatan’,


- ’Kehidupan itu terjadi dan tercipta tanpa maksud, kehidupan ini ada dengan sendirinya, maka nikmati saja’,


- ’Jika meminjamkan bunga tanpa imbalan, kan tidak menarik? Semuanya kan menyusut siring waktu? Jadi harus ada imbalan khsusu. Untuk apa saya ikut memikirkan penderitaan orang ? Itu salah dia sendiri!’


- ‘Ras Barat Kaukasia dan peradabannya adalah yang terbaik’


- ’Agama dan segala ancaman serta aturannya hanyalah mitos atau dongeng-takhayul’


- ‘Semua agama mengajarkan kebaikan dan kebenaran’


- ‘Tuhan itu tidak ada, hanya khayalan’


- ‘Kok anda mau dibohongi orang Arab dan agamanya, orang Arab kan biadab?’


- Dan sebagainya.




QS Yunus ayat 7-8 (10:7-8):


(7) Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami,

(8) mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan.


QS Ar Ruum ayat 29 (30:29):


Tetapi orang-orang yang zalim, mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu pengetahuan; maka siapakah yang akan menunjuki orang yang telah disesatkan Allah? Dan tiadalah bagi mereka seorang penolongpun.



QS Al Hajj ayat 8 (22 :8):


Dan di antara manusia ada orang-orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan, tanpa petunjuk dan tanpa kitab (wahyu) yang bercahaya[*],


[*] Maksud yang bercahaya Ialah: yang menjelaskan antara yang hak dan yang batil.



QS Al Jaatsiyah ayat 23:


Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya[*] dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?


[*] Maksudnya Tuhan membiarkan orang itu sesat, karena Allah telah mengetahui bahwa Dia tidak menerima petunjuk-petunjuk yang diberikan kepadanya.



QS Thahaa ayat 128-132 (20 :128-132):


(128) Maka tidakkah menjadi petunjuk bagi mereka (kaum musyrikin) berapa banyaknya Kami membinasakan umat-umat sebelum mereka, padahal mereka berjalan (di bekas-bekas) tempat tinggal umat-umat itu? Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal.

(129) Dan sekiranya tidak ada suatu ketetapan dari Allah yang telah terdahulu atau tidak ada ajal yang telah ditentukan, pasti (azab itu) menimpa mereka.
(130) Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka ka\takan, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa senang,
(131) Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal.
(132) Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, kamilah yang memberi rizki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.



Akan tiba satu jaman atas manusia dimana perhatian mereka hanya tertuju pada urusan perut dan kehormatan mereka hanya benda semata-mata. Kiblat mereka hanya urusan wanita (seks) dan agama mereka adalah harta mas dan perak. Mereka adalah makhluk Allah yang terburuk dan tidak akan memperoleh bagian yang menyenangkan di sisi Allah. (HR. Ad-Dailami)



Di antara tanda-tanda kiamat ialah ilmu terangkat, kebodohan menjadi dominan, arak menjadi minuman biasa, zinah dilakukan terang-terangan, wanita berlipat banyak, dan laki-laki berkurang sehingga lima puluh orang wanita berbanding seorang pria. (HR. Bukhari)



Mendekati kiamat akan terjadi fitnah-fitnah seolah-olah kepingan-kepingan malam yang gelap-gulita. Seorang yang pagi hari beriman maka pada sore harinya menjadi kafir, dan orang yang pada sore harinya beriman maka pada pagi harinya menjadi kafir, dia menjual agamanya dengan (imbalan) harta-benda dunia. (HR. Abu Dawud)



Dari Abu Mas’ud Uqbah bin Amr Al-Anshari Al-Badri rodhiyallohu ‘anhu Dia berkata: Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Sesungguhnya sebagian ajaran yang masih dikenal umat manusia dari perkataan para nabi terdahulu adalah: ‘Bila kamu tidak malu, berbuatlah sesukamu.” (HR Bukhari)



Yang paling aku takuti atas kamu sesudah aku tiada ialah orang munafik yang pandai bersilat lidah.” (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani)



Paling banyak orang munafik dari umatku ialah yang pandai bacaannya.” (HR. Bukhari)





Dan banyak bangsa bahkan umat lain, terkagum-kagum dan menuruti mereka, termasuk bahkan cara berpikir dan kehidupan mereka. Perlahan, selama berabad-abad, ini mewabah, hingga kini.



Dan perilaku dan peradaban manusia terancam kembali ke jaman Jahilliyah, dengan kemasan baru, namun lebih berbahaya karena sudah pada ujung jaman di mana tak akan diturunkan Nabi atau Rasul pembaharu.




QS Al Ahzab 40 (33:40):


Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu[*] tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.


[*]. Maksudnya: Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallambukanlah ayah dari salah seorang sahabat, karena itu janda Zaid anak angkat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallamdapat dikawini oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam




Barangsiapa menyerupai (meniru-niru) tingkah-laku suatu kaum maka dia tergolong dari mereka. (HR. Abu Dawud)



Aku penutup para nabi. Tidak ada nabi lagi sesudah aku. (HR. Ahmad dan Al Hakim)



Hadis riwayat Sahal bin Saad ra., ia berkata: Aku mendengar Nabi saw. bersabda sambil memberikan isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah: Waktu aku diutus (menjadi rasul) dan waktu hari kiamat adalah seperti ini (mengisyaratkan dekatnya waktu kiamat). (Shahih Muslim No.5244)



Tiada datang kepadamu jaman kecuali yang sesudahnya lebih buruk dari pada yang sebelumnya sampai kamu berjumpa dengan Allah. (HR. Ahmad)



Sebaik-baik umatku adalah pada abadku ini, kemudian yang sesudahnya dan yang sesudahnya. Kemudian sesudah mereka muncul suatu kaum yang memberi kesaksian tetapi tidak bisa dipercaya kesaksiannya. Mereka berkhianat dan tidak dapat diamanati. Mereka bernazar (berjanji) tetapi tidak menepatinya dan mereka tampak gemuk-gemuk. (HR. Tirmidzi)





Lupalah mereka kiranya bahwa manusia adalah ras yang satu, dan patut saling menjaga, karena bencana dapat diturunkan secara umum, kepada orang-orang umum, bukan kepada pihak-pihak khusus yang benar-benar berbuat dosa saja.



QS An Nahl 112 (16:112):


Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian[*] kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.


[*] Maksudnya: kelaparan dan ketakutan itu meliputi mereka seperti halnya pakaian meliputi tubuh mereka.



QS Al Israa’ ayat 16 (17:16):


Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah (berlebihan) di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya Perkataan (ketentuan kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.



QS Al Anfaal ayat 25 (8:25):


Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu dan ketahuilah bahwa Allah Amat keras siksaan-Nya.



Sesungguhnya bermula datangnya Islam dianggap asing (aneh) dan akan datang kembali asing. Namun berbahagialah orang-orang asing itu. Para sahabat bertanya kepada Rasulullah Saw, "Ya Rasulullah, apa yang dimaksud orang asing (aneh) itu?" Lalu Rasulullah menjawab, "Orang yang melakukan kebaikan-kebaikan di saat orang-orang melakukan pengrusakan." (HR. Muslim)



Pada hari kiamat seorang dihadapkan dan dilempar ke neraka. Orang-orang bertanya, "Hai Fulan, mengapa kamu masuk neraka sedang kamu dahulu adalah orang yang menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah perbuatan mungkar?" Orang tersebut menjawab, "Ya benar, dahulu aku menyuruh berbuat ma'ruf, sedang aku sendiri tidak melakukannya. Aku mencegah orang lain berbuat mungkar sedang aku sendiri melakukannya." (HR. Muslim)



Sesungguhnya Allah 'Azza wajalla tidak menyiksa (orang) awam karena perbuatan (dosa) orang-orang yang khusus sehingga (kecuali) mereka melihat mungkar di hadapan mereka dan mereka mampu mencegahnya, tetapi mereka tidak mencegahnya (menentangnya). Kalau mereka berbuat demikian maka Allah menyiksa yang khusus dan yang awam (seluruhnya) (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani)



Hendaklah kamu beramar ma'ruf (menyuruh berbuat baik) dan bernahi mungkar (melarang berbuat jahat). Kalau tidak, maka Allah akan menguasakan atasmu orang-orang yang paling jahat di antara kamu, kemudian (ada) orang-orang yang baik-baik di antara kamu berdo'a dan tidak dikabulkanlah (do'a mereka). (HR. Abu Zar)



Apabila perzinahan dan riba telah melanda suatu negeri maka mereka (penghuninya) sudah menghalalkan atas mereka sendiri siksaan Allah. (HR. Ath-Thabrani dan Al Hakim)





Lagipula, menurut kebanyakan dari mereka yang memang sudah mayoritas, jalan hidup mereka itulah jalan yang benar.



QS (Qur’an Surat) Al An’aam ayat 116 (6 :116):


Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah, mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)[*].


[*] Seperti menghalalkan yang diharamkan Allah dan mengharamkan yang dihalalkan Allah, menyatakan bahwa Allah mempunyai anak, Tuhan tidak satu, manusia mampu mengatur alam semesta, tidak ada yang ghaib, tidak ada Akhirat, dan lain-lain.



Dan dengan sendirinya pula, dengan menilik ayat ini, Demokrasi berdasarkan suara terbanyak, menjadi salah, dan di dalam Islam yang berlaku adalah:



QS An Nisaa ayat 59-63: (59) Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.



QS Asy Syura ayat 38 (42:38):


Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rizki yang Kami berikan kepada mereka.





Padahal terdapat beragam kenikmatan nyata maupun abstrak, jutaan spesies, dan berbagai benda lain ciptaanNya yang mungkin tak akan mampu dihitung manusia baik di darat, laut dan udara serta memang dapat dipergunakan manusia, namun patut dimanfaatkan dengan cara yang sesuai dengan fitrah, yang caranya diberitahukan kepada kita:



QS An Nahl 18 (16:18):


Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”;



QS An Nisaa ayat 59 (4 :59):


Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.





Dan ternyata memang ada yang dilarangNya untuk dikonsumsi, dilarangNya untuk digunakan, dilarangNya untuk dilakukan tanpa cara yang benar. Ini dikarenakan:



QS Al Maaidah ayat 6 (5:6):


… Allah tidak menjadikan kesulitan bagi kalian, akan tetapi Ia hendak menyucikan kalian dan menyempurnakan nikmatNya kepada kalian agar bersyukur





Maka, berbagai nikmatnya itu yang ada dalam berbagai kondisi dasar tertentu yang sesuai dengan kodratnya sebagai ciptaanNya, memang diciptakan dalam keadaan tidak sempurna. Ada yang tidak berada dalam keadaan pantas untuk digunakan dalam keadaan apapun, ada yang perlu diolah dahulu (dengan cara yang benar) untuk dapat digunakan, ada yang langsung dapat digunakan, dan tentu juga berbagai kondisi lain.


Sebagaimana Allah SWT menciptakan kejahatan tetapi juga kebaikan, menciptakan Malaikat tetapi juga Iblis dan Setan, menciptakan energi positif tetapi juga energi negatif, menciptakan Im (Yin) dan Yang, kegelapan dan keterangan, dan sebagainya yang ’berpasangan’; ini adalah sebuah kewajaran dan tentu pula di balik itu semua tersembunyi kenikmatan dan hikmah.


DisempurnakanNya pulalah nikmatNya bagi kita, dengan memberikan pengetahuan dan ketetapan akan segala sesuatu yang pantas digunakan, serta cara-cara menggunakannnya yang baik.


Ini adalah juga pengejawantahan Manajemen Fitrahi (menurut sebutan saya, atau kita sebut saja sebagai God’s Management System), suatu sistem pengelolaan segala sesuatu yang didasarkan atau mengacu kepada dan diperuntukkan kepada sifat-sifat dan kondisi fitrahi ciptaanNya serta keberadaanNya, yang merupakan suatu kewajaran dan jalan yang benar yang sangat sesuai di segala kondisi; pada satu sisi telaah.


Seiring dengan salah satu makna bersyukur, dalam hal ini adalah keperluan untuk membatasi diri (karena memang ada batasan-batasan yang sebaiknya tidak dilanggar, juga karena sesuai dengan keadaan alami manusia yang memang terbatas), ada pula konstanta-konstanta (ketetapan-ketetapan) dan juga variabel-variabelnya (yang dapat berubah) sebagai pembatas dan rambu-rambu pengaturnya dalam kehidupan ini, yang mungkin tak akan pernah dapat dan bahkan perlu untuk ditentang manusia.


Sementara itu, setiap perubahan terhadap konstanta dan variabel itu tentunya akan berpengaruh terhadap keseimbangan atau kesetimbangan (equilibrium) sistem besarnya, yaitu kehidupan ini; dengan segala konsekuensinya.


Perubahan terhadap suatu titik kesetimbangan, juga tentu saja membawa segala hal yang berkaitan dengannya, ke suatu kesetimbangan baru. Karenanya pula, perubahan suatu titik kesetimbangan kehidupan, membawa segala hal yang berkaitan dengannya (misalnya peradaban manusia) ke suatu kesetimbangan baru berikutnya; demikian seterusnya, dalam alur kehidupan dinamis (yang terus berubah), sampai satu titik perhentian terakhir nanti.


Sungguh ini juga sesuai dengan kaidah sunnatullah (hukum Allah/hukum alam) fitrahi yang menunjukkan adanya perkecualian dalam segala hal, yang menurut saya justru diadakanNya agar memudahkan kehidupan manusia dalam situasi dunia yang dinamis ini dan sebagai syarat keberadaan dunia yang tidak sempurna ini; juga sebagai makna hikmahnya.


Dan mengenai relevansi adanya segala perkecualian ini dengan ilmu pengetahuan sains dan teknologi, cabang ilmu yang disebut orang sebagai Ilmu Pasti (Sains) pun bahkan ternyata didasarkan perhitungan-perhitungan pembulatan (yang tidak penuh, tidak bulat, tidak mutlak), lain dari yang umum dikira orang bahwa Ilmu Pasti adalah benar-benar eksak, bulat, atau pasti.


Namun kini, termasuk dengan keruntuhan Kekhalifahan Islam terakhir (Daulah Islamiyah Turki Usmaniyah/Turki Ottoman) per 1924 M, tak lama setelah Perang Dunia I, wilayahnya menjadi puluhan negara Islam baru, dengan keuntungan dan kerugiannya; peradaban dunia semakin didominasi budaya-peradaban Barat-Ahlul Kitab dan masa yang berpotensi menjadi dominasi Masa Jahilliyah baru.



QS Aali Imraan ayat 196-197:


(196) Janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak[*] di dalam negeri.

(197) Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahannam; dan Jahannam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya.
[*] Yakni: kelancaran dan kemajuan dalam perdagangan dan perusahaan mereka.


QS Al An’aam ayat 44 (6:44):


Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.




over a year ago ·
Report






Abdullah Machicky Mayestino
PEMIKIRAN DAN KEIMANAN UMUM JAMAN POS-MODERNISME (MASA KINI)






Menyadari ada yang hilang dari Rasionalisme-Modernisme-Kapitalisme ini, sejak akhir Abad XIX Masehi, terhadapnya muncul perlawanan pemikiran dan gerakan, untuk mengkoreksinya:


* Filsafat Sosialisme (meminimasi perbedaan distribusi kesejahteraan terutama secara ekonomis-komunal)


* Filsafat Komunisme (menyamaratakan kewajiban dan hak sosial bahkan tahap tertentunya mencakup Atheisme, ketakpercayaan akan Tuhan, reaksi terhadap sistem Agama-peradaban Barat yang dianggap Komunis sebagai akar masalah) dengan tokoh Marx, Lenin, Stalin.


* Bahkan arus baru ini dalam Teologi Modern menjadi Agnostisme (manusia tidak mampu mengetahui makna hakikat) dan Gnostisme (manusia mampu mengetahui makna hakikat) dan Neo-Atheisme (bentuk baru ketakpercayaan terhadap Tuhan).


* Semangat Filantropisme (berderma) Modern mengoreksi ketamakan Kapitalisme juga, ternyata tidak cukup menyelamatkan karena selain ‘terlambat’, ‘kurang’, juga umumnya egoistis untuk (kepentingan) sekutunya (sebagai negara industri-maju, sumbangan AS untuk kemanusiaan dunia di bawah negara-negara maju Skandinavia, bahkan masih jauh di bawah Arab Saudi yang bukan negara maju). Ini dilakukan bangsa Barat dan Ahlul Kitab sendiri, mengikuti nalurinya.





Di masa kini, semua semakin dilawan-seimbangkan dengan ‘jalan-tengah’ ide mereka, yaitu apa yang kemudian disebut sebagai Filsafat Masa Pos Modern atau Pasca Modern (New Age, ’back to nature’, kembali ke alam), yang bertujuan mendekonstruksi Filsafat Modern sebelumnya, agar manusia lebih beradab, kembali ke/selaras dengan sifat alami-kodrati (dengan menelaah Akal dan Hati lebih seimbang, bahkan berkembang mendekat ke spiritualistis-religi, bahkan semakin Islami).


Filsafat Pasca Modern (Pos Modern) yang sekarang mewarnai dunia dan jadi salah satu acuan pemikiran utama dalam membangun peradaban ini, mempunyai sifat khas untuk mengkrititik Filsafat Modern melalui apa yang dinamakan Filsafat Dekonstruksi, dan yang didekonstruksi adalah tentu saja Filsafat Modern sebagai pendahulunya.


Di tahun 1880 M, di tengah keyakinan umum dunia (terutama Barat) akan benarnya arah pembangunan Masa Modern, Friedrich Nietszche, seorang pemikir ternama Jerman yang di masa kemudian menjadi sangat dihargai kaum Pos-Modernis, berkata bahwa pembangunan Masa Modern yang diyakini benar oleh para pengusungnya, ternyata telah salah arah.


Dan menurut Nietzsche di tahun 1880-an Masehi, kebudayaan Barat berada di ambang kehancuran karena terlalu mendewakan tolak-ukur rasio (akal), karenanya ia sangatlah kritis terhadap cita-cita dan gelombang hebat Modernisasi dan Modernisme yang sangat berkuasa di Eropa waktu itu.


Dan kepercayaan umum akan kemajuan Modernisasi yang marak terjadi, yang seakan adalah pembebasan dari belenggu pemikiran Abad Pertengahan, sudah dilecehkannya sejak akhir abad XIX Masehi.


Nietzsche, mengkritik hampir semua relung-relung Barat secara gencar, namun pada waktu itu orang banyak di sekitarnya mentertawakannya, bahkan dia dikira orang banyak sebagai orang gila. Pujangga-penulis yang dihormati dunia Sekuler sekaliber Bertrand Russel bahkan pada sekitar tahun 1945 Masehipun menyatakan bahwa ia tidak menyenanginya, dan berharap filsafat Nietzsche akan hilang lama-kelamaan (yang ternyata justru terjadi sebaliknya di kemudian hari).


Walaupun Nietzsche juga terkenal dengan klaimnya bahwa, ”Tuhan sudah mati”, dan Tuhan hanya bayangan atau imajinasi menurutnya dalam sebuah tulisannya, namun pemikirannya tentang keadaan dunia boleh jadi adalah salah satu inspirasi besar yang turut mewarnai perkembangan dan ’perbaikan’ dunia (terutama karena mendkonstruksi dan menunjukkan kesalahan Filsafat Modern dan Modernisasi).


Pernyataannya tentang kematian tuhan, boleh jadi karena ia frustasi terhadap sistem Barat dan kesalahan sistem Barat ini yang menurutnya disebabkan oleh peradaban dan Agama-agama yang dikenalnya (atau dengan kata lain, hanya yang jamak dikenal masyarakat Baratnya), dan iapun menjadi Atheis (tidak mengakui, tidak percaya adanya Tuhan).


Menurut pemikirannya, sistem Agama dan Tuhan, tak memberikan penyelesaian masalah yang paripurna. Menarik kiranya untuk berandai-andai dan merenungkan bahwa jika saja ia menelaah dengan benar prinsip Islam, boleh jadi hasilnya akan sangat lain, Tuhan tak perlu mati baginya.


Dan sekitar satu abad kemudian pada tahun 1990-an Masehi, Filsuf Fritjop Capra juga menyatakan hal yang sama tentang kritik terhadap arah pembangunan peradaban dunia.


Capra telah menulis buku “The Tao of Physics” yang menggegerkan dunia Fisika dan lainnya, karena memperlihatkan hubungan antara revolusi Spiritual dan Ffisika. Selain itu ia juga menulis buku penting “The Turning Point: Science, Society, and The Rising Culture” tentang krisis global serius pada awal dua dasa warsa akhir abad XX Masehi dalam aspek kehidupan kesehatan, mata pencaharian, kualitas lingkungan hidup, hubungan sosial, ekonomi, teknologi, dan politik.


Capra, melihat bahwa penyebab semua kekacauan itu karena tidak digunakannya paradigma utuh dalam merekayasa budaya. Ia secara khusus menuding bahwa Filsafat Cartesian (paham warisan Descartes) dan Newtonlah, yang bertanggungjawab memunculkan paradigma tunggal bahwa paradigma sains selain digunakan dalam pengembangan budaya sains, dipaksakan digunakan juga dalam pengembangan budaya seni dan etika (yang seharusnya mendapatkan paradigma, perhatian, pembangunan dan pengimplementasian berbeda, menurut Capra).


Sementara itu, filsuf lain, Kuhn, pada tahun 1970-an juga menyatakan bahwa manusia telah salah dalam menjalani kehidupannya, dan mulai merindukan spiritualisme yang hilang dari kehidupannya.


Selain di Barat, bahkan juga merebak di Indonesia, seperti Filsuf Sudjatmoko, Herma Suwardi, Ahmad Tafsir, dan sebagainya (tanpa mau menjadi Atheis). Nietzsche oleh Guru Besar Filsafat Indonesia dari IAIN Bandung, Ahmad Tafsir, disebut sebagai pelopor Filsafat Pasca-Modern atau Post-Modern (Posmo); bersama-sama Capra, Arkoun, Derrida, Foucault, Wittgenstein.


Maka Filsafat Masa Pos Modern yang adalah saat ini pun, menjadi semakin religius mencoba ’kembali ke alam’, dan membuka pintu terhadap hal-hal yang dinafikan Filsafat Modern, yaitu wilayah abstrak Hati itu (dan apapun di luar itu), termasuk belajar ke berbagai kebijakan dunia Timur, bahkan Islam.


Di masa kini ini pulalah, semakin banyak orang Barat masuk Islam tanpa paksaan, yang banyak dari mereka adalah kaum berpikir.



over a year ago ·
Report






Abdullah Machicky Mayestino
KRISIS DUNIA



Di Masa Pos Modern yang juga adalah Abad XX Masehi pasca Perang Dunia II, dengan adanya Corporatocracy, Neo-Kolonialisme ‘kerajaan global’ jaringan Corporation(s) perusahaan global, lembaga keuangan, dengan Autocracy(ies) pemerintahan dan Kapitalisme berbagai negara pro kepentingan sendiri melalui kaki-tangannya (baik disadari mereka atau tidak) di ‘negara jajahan’ (termasuk Indonesia) yang dimulai terutama melalui bisnis energi; lengkaplah eksploitasi ketamakan Kapitalisme (ini dibongkar oleh agennya yang ‘bertobat’, John Perkins, di buku “The Confessions Of An Economic Hit Man”).


Setidaknya AS di bawah Bush Senior-Junior dan Cheney plus sekutunya, membuktikan ini. Dan tanpa bermaksud rasialis, setidaknya sepanjang sejarah Modern, dicampur-tangani lobby Yahudi (‘asli’ atau pembauran), ‘pengatur’ para ‘pengatur resmi’, untuk keuntungannya.


John Perkins (
www.johnperkins.com), menjadi salah satu dari banyak ”Economic Hit Man (EHM)”, suatu istilah ’kode’ di antara mereka sendiri yang merujuk kepada orang yang ditugaskan untuk dua pekerjaan utama:


1. Membenarkan pinjaman internasional yang besar kepada negara-negara berkembang yang kemudian akan disalurkan kembali kepada perusahaan-perusahaan Amerika Serikat dan sekutunya seperti ”Bechtel”, ”Halliburton”, ”Stone & Webster Engineering Corporation (SWEC)”, ”Brown & Root” atau ”Kellog Brown & Root”, ”Chevron”, ”Mobil Oil”, dan sebagainya; melalui proyek-proyek rekayasa teknis (engineering), energi, konstruksi raksasa, dan sebagainya.



2. Membangkrutkan negara-negara yang menerima pinjaman itu (setelah negara-negara itu membayar perusahaan kontraktor Amerika Serikat lainnya, tentu saja) sehingga negara-negara itu selamanya akan berhutang kepada kreditor mereka itu dan dengan demikian mereka akan menjadi sasaran empuk dan sekutu yang penurut ketika Amerika Serikat (dan sekutu-sekutunya, mungkin) memerlukan dukungan mereka seperti untuk pangkalan militer, hak suara PBB, atau akses kepada minyak dan sumber daya alam lain.



Caranya, adalah melalui prediksi efek investasi miliaran dolar kreditor di suatu negara yang telah direkayasa agar meyakinkan, terutama melalui telaah dan modifikasi Produk Nasional Bruto (PNB) negara itu; dan karenanya proyek yang diprediksikan menghasilkan PNB tertinggi akan menang.


Jika ternyata hanya satu proyek yang dipertimbangkan, maka para EHM perlu mendemonstrasikan dengan meyakinkan, melakukan presentasi yang memukau, bahwa mengembangkannya akan membawa manfaat yang besar bagi PNB negara tersebut.


Aspek yang tak perlu diungkapkan di balik ini adalah, kiranya bahwa proyek-proyek ini dimaksudkan untuk membuat laba yang besar bagi para kontraktor, dan untuk membahagiakan segelintir keluarga kaya dan berpengaruh di negara penerima bantuan; seraya memastikan ketergantungan finansial jangka panjang dan loyalitas politik pemerintah di seluruh dunia terhadap orang-orang dan negara(-negara) pemberi donor.


Maka tentu saja berdasarkan ini semua, semakin besar pinjamannya, hutang yang lebih besar daripada seharusnya, semakin baik untuk mereka para anggota ”Corporatocracy”.


Fakta bahwa hutang yang dibebankan kepada suatu negara kemudian akan menghilangkan alokasi dana kesehatan, pendidikan, dan layanan sosial lainnya bagi rakyat miskin negara itu, tidaklah penting bagi mereka, kiranya.


Menurutnya, Indonesia adalah salah satu korban mereka, dan ia pernah bertugas di Nusantara Republik Indonesia di awal dekade 1970-an Masehi. Dan Nusantara Republik Indonesia memang berhutang sangat luar-biasa, dan bahkan secara Riba dengan bunganya kepada berbagai lembaga keuangan dunia, saat ini.


Maka, negara-negara yang telah berhasil ia taklukkan atau paling tidak ia ketahui fakta-faktanya tentang operasi super rahasia ini adalah antara lain Ekuador, Indonesia, Arab Saudi, Iran, Panama, Iraq, Kolombia, Venezuela (para EHM dan ’serigala’, menemui kegagalan di Iraq, Panama, dan Venezuela namun toh tidak demikian para tentara Paman Samnya yang sukses dengan Invasi oleh Amerika Serikat ke Panama dan Perang Teluknya ke Iraq, juga Afghanistan dan sekitarnya yang kaya sumber daya energi terutama minyak dan gas).


Dan John Perkins mengungkapkan kekhawatirannya bahwa banyak orang biasa di berbagai negara (termasuk di Indonesia, tentunya) yang mungkin secara tak sadar juga menjadi bagian dari sistem Corporatocracy di berbagai perusahaan, berbagai organisasi, dan dengan sendirinya menjadi alat untuk menekan lawan-lawan kepentingan Corporatocary; dengan cara memanfaatkan kelemahan-kelemahan orang-orang biasa itu seperti melalui lobbying, hadiah, gaji, bonus, pelatihan, pemotivasian, penggalangan opini dan simpati; dan sebagainya, terutama dalam Demokrasi dan Kapitalisme serta Pasar Bebas.


Ia juga khawatir akan wewenang AS yang bebas mencetaki uang Dollar baru dan menyarankan semua negara yang mengutangi AS menagihnya dengan mata uang lain untuk mengurangi dominasi AS (misalnya menggunakan Euro, seperti yang pernah dilakukan Saddam Husein dalam perdagangan minyak Iraq dengan AS, dan membuat murka AS).


Jadi, secara singkat, di dunia yang masih didominasi Barat, paham Kapitalisme-Pasar Bebas Barat yang notabene ’dipimpin’ Amerika Serikat (AS), sempat mendominasi dunia dengan berbagai pesonanya.


Ini adalah hasil peradaban berdasarkan Filsafat (pemikiran) Modern yang dihasilkan manusia (golongan dominan mereka dan kiranya diikuti golongan dominan kita) untuk ‘membebaskan diri’ dari tekanan (sistem ekonomi) Monarki di Masa sebelumnya, Masa Abad Pertengahan. Dan Masa Modern (kira-kira Abad XVII-XX M) kemudian, melahirkan Demokrasi Modern dan Sekulerisme serta Kapitalisme (termasuk di dalamnya adalah berbagai kebebasan liar) dan selama beberapa Abad juga kemudian degradatif dan akhirnya menghasilkan Krisis Multidimensi buruk “Great Depression” di masa Pos Modern/Pasca Modern (Post-Modern, New Age, masa kini, Abad XXI M).



Contoh Krisis tersebut:


Sejak tahun 2007 Masehi, di akhir masa pemerintahan Presiden AS George Walker Bush sang Koboi dari Texas itu (Presiden Bush Junior. anak Presiden George Bush Senior.), pasar saham dunia bergejolak hebat oleh krisis Subprime Mortgage (kredit berisiko tinggi perumahan) yang dimulai di AS. Dengan menilik berbagai faktor (misalnya dengan pendekatan 5 Competitive Forces dari Michael Porter), kebiasaan melakukan pinjaman berbunga (Riba), ketamakan, Perang, Krisis Minyak, spekulasi saham, keuntungan egoistis, konspirasi, politik, dsb.; kesemuanya menambahkan tekanan pula.


Maka, dengan simpul kekuatan saat ini banyak di AS, krisis multidimensi mau-tak mau mendunia, tidak lagi hanya dominan di Asia seperti saat Krisis 1998, dan di Amerika Serikat saat Krisis 1970-an dan 1930-an!


Di antara kedua Krisis 1998 dan 2008 M ini, skandal Enron dan Worldcom juga sudah memprorak-porandakan sistem Kapitalisme. Menyusul kemudian, kebangkrutan Lehman Brothers pada 2008 Masehi. Sebagian percaya ini terutama terjadi karena sistem Kapitalisme percaya akan prinsip ’Mengawasi diri sendiri”, yang ternyata tidak efektif dan efisien, juga akuntabilitas yang dapat dilanggar dan dimanipulasi karena nafsu tamak serta ingin kaya-raya memanfaatkan pintu Kapitalisme.


Dan di akhir 2008 M, Bernard Madoff, seorang Yahudi Amerika Serikat, ditangkap sebagai penipu terbesar sepanjang sejarah manusia, ‘menghilangkan’ uang sekitar 600 triliun dolar Amerika Serikat yang korbannya bahkan termasuk sesama Miliarder Yahudi seperti Jefrrey Katzenberg, Steven Spielberg, dan (keluarga) Shapiro.


Sementara itu, George W. Bush, Koboi Texas Presiden Amerika Serikat dua kali periode dari Partai Republik AS hingga Januari 2009 dalam sebuah wawancara TV di masa-masa akhir kepresidenannya, saat ditanya apakah ada kiranya yang ia sesali dalam masa pemerintahannya, ternyata merasa tidak ada yang salah dalam segala kebijakannya, dan dicatat hanya berkata bahwa,”... (merasa) kecewa bahwa Senjata Pemusnah Massal ternyata tidak ditemukan di Iraq”.


Tentu saja ini sangat masuk akalnya dan sangat mengecewakannya karena Bush adalah patriot Kristen nasionalis pembela Amerika Serikat dan Kapitalisme yang notabene kegagalan penemuan itu juga membuat tak banyak lagi alasan Amerika Serikat untuk bercokol lama di negara dengan cadangan minyak terbesar kedua dunia setelah Arab Saudi itu.


Bisnis Energi memanglah yang terpenting rupanya, setidaknya bagi mereka, dinasti Bush dan sekutu-sekutunya yang besar dari bisnis Minyak, Megastruktur, Senjata, Mobil, dan sebagainya (antara lain selain banyak lainnya). Ini menghasilkan uang luar-biasa bagi mereka.


Dan AS (yang ternyata juga adalah salah satu peminjam uang terbesar dunia) kemudian menjadi tak malu menjilati ludahnya sendiri, untuk campur-tangan langsung dalam Pasar Bebas (yang seharusnya benar-benar bebas dari campur-tangan langsung pemerintah) sekaligus bersikap tidak demokratis menyelamatkan hanya sekutu-sekutu ‘kerajaannya’ dengan menggunakan uang banyak orang, dan ‘bebas’ mencetaki uang-uang Dollar baru.


‘Negara Demokrasi Modern Amerika Serikat’ lantas pun tak malu-malu menjadi Diktator dalam hal ini, walaupun memanglah, Demokrasi memenangkan yang banyak daripada yang sedikit, tak pula selalu benar (yang dapat terjadi bila Demokrasi itu ‘menentang alam’, menentang hukum Allah SWT).


Padahal, salah satu tujuan lahirnya Modernisasi dan Demokrasi Modern, adalah memberdayakan rakyat banyak dari dominasi ningrat Monarki Abad Pertengahan, dan Amerika Serikat selalu meneriakkan kebebasan a la Demokrasi.


Seorang Ekonom AS bernama Paul Krugman, sebenarnya telah sejak lama menengarai adanya Slow-motion Crisis (krisis gerak lambat) menuju Great Depression (atau “depresi multidimensi dunia” karena semuanya memang berhubungan), dan bobroknya Kapitalisme-Pasar Bebas karena adanya “Bubbles Economy”. Bubbles Economy ini, adalah fenomena gelembung-gelembung (bubbles) ekonomi, seperti hasil tiupan gelembung air sabun yang membesar cepat namun sebenarnya tak kuat bertahan lama. Dan menurutnya, disebabkan prinsip dasar para investor Kapitalisme:


* Think short-term (berpikir spekulatif pendek)


* Be greedy (tamak)


* Believe in the greater fool (percaya orang lebih bodoh)


* Run with the herd (mengikuti gerakan kelompok)


* Over-generalize (menggampangkan masalah), dan


* Play with other people’s money (menggunakan uang orang lain).



Menilik sekilas saja prinsip-prinsip ini, adalah hal-hal yang juga sebenarnya patut dihindari umat beragama, sekaligus tidak bernilai Islami tentu saja. Saat Asia disebut ”berkeajaiban Ekonomi” di ‘90-an, iapun meragukannya, karena itu hasil dari Bubbles Economy. Namun, karena melawan pendapat Ekonom umum, ia juga lama dianggap sebagai ”Ekonom Pesimistis” dan dikucilkan kaum Sekuler.


Sementara itu, berbagai investasi perorangan, korporat, juga negara, seringkali (atau bahkan utamanya) juga telah banyak didasarkan kepada hal-hal ini. Terutama oleh pencinta, penganut, dan murid-murid Kapitalisme serta Pasar-Bebas secara umum. Dan tentunya, (cukup) salah, akhirnya, dan terbukti menjadi Krisis Dunia.


Apapun juga Amerika Serikat yang hanya sekitar 4-5% populasi dunia, teratas, dalam jumlah mega-miliarder bahkan triliuner, dalam anggaran militer, dalam konsumsi minyak bumi, dalam konsumsi gas alam, dalam penggunaan energi per kapita (tiap orangnya), dalam konsumsi kalori sehari-hari, dalam konsumsi daging sapi, dan menguasai sekitar 25% sumberdaya atau kekayaan dunia, terutama sejak menang dalam Perang Dunia II.


Sebagai catatan, Indonesia yang adalah negara bersumberdaya alam bagus, diramalkan dapat jaya, asalkan bijaksana mengelola potensinya (diyakini dan diucapkan Ekonom David O. Dapice dari AS), di tengah ancaman para ‘serigala pemangsa lapar’ dunia.




Akan datang bagi manusia suatu jaman dimana orang tidak peduli apakah harta yang diperolehnya halal atau haram.” (HR. Bukhari)



Akan datang satu masa dimana tiada seorangpun yang tidak makan uang riba. Kalau tidak ribanya maka ia akan terkena asapnya (atau debunya). (HR. Abu Dawud)



Mendekati kiamat akan terjadi fitnah-fitnah seolah-olah kepingan-kepingan malam yang gelap-gulita. Seorang yang pagi hari beriman maka pada sore harinya menjadi kafir, dan orang yang pada sore harinya beriman maka pada pagi harinya menjadi kafir, dia menjual agamanya dengan (imbalan) harta-benda dunia. (HR. Abu Dawud)





Jauh sebelumnya, di tahun 1880 M, di tengah keyakinan umum benarnya arah pembangunannya, seorang pemikir Sekuler, Filsuf Friedrich Nietszche, berkata bahwa pembangunan Masa Modern yang diyakini benar oleh para pengusungnya, ternyata telah salah arah, dan karenanya Nietzsche pun juga lama dihujati orang Modern itu, bahkan oleh sesama kaum Sekuleris.


Ternyata, Krugman dan Nietzsche kemudian benar dalam pemikiran bahwa peradaban Modern (dan Kapitalisme) telah salah arah.


Dan krisis multidimensi tahun 1930, tahun 1970-an, tahun 1998, tahun 2008 terjadi, serta Masa Modern berlandaskan Filsafat Rasionalisme (logika-akal) an sich, semakin disadari orang perlu dikoreksi. Mereka yang ‘sedikit melawan banyak’, benar, karena mereka jujur menuruti ‘tanda alam’.


Mereka yang dulu oleh kebanyakan orang dianggap bodoh, gila, tidak tahu apa-apa, benar dan ‘menang’ pada akhirnya; kiranya karena jujur dalam menelaah fenomena (isyarat) ‘alam (yang bagi orang beriman, adalah dari Tuhan Alam Semesta).


Maka prinsip Demokrasi dengan ini juga secara unik terbukti tidak sempurna, salah, karena kedua orang itu, yang hanya berdua (Nietszche dan Krugman), menang melawan seluruh pengusung pembangunan Modern dan Kapitalisme (yang tentunya adalah suara terbanyak itu):




QS (Qur’an Surat) Al An’aam ayat 116 (6 :116): Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah, mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)[*].


[*] Seperti menghalalkan yang diharamkan Allah dan mengharamkan yang dihalalkan Allah, menyatakan bahwa Allah mempunyai anak, Tuhan tidak satu, manusia mampu mengatur alam semesta, tidak ada yang ghaib, tidak ada Akhirat, dan lain-lain.




Krugman (akhirnya) meraih Nobel Ekonomi 2008 Masehi, dan Nietzsche pun oleh para pemikir dijadikan inspirator Filsafat lanjutan untuk mengkoreksi Masa Modern, yaitu yang kemudian disebut sebagai Filsafat Pos Modern (Post-Modern atau dengan nama lain adalah masa New Age atau Back to nature, yaitu masa kini) yang ternyata justru kini semakin menelaah alam, spiritualitas, Akal-Hati dengan seimbang, bahkan Agama, dan dengan sendirinya juga semakin Islami (diakui atau tidak). Dan ini semua bertempur atau bahkan bercampur-baur dalam Globalisasi kini.



Apapun, kita bermasalah luar-biasa sekarang. Bahkan Bumi-udarapun tak lagi bersahabat. Kini kita setidaknya menderita:


* Pemanasan iklim Global Warming terutama sejak Masa Industri Modern. Karena kepentingan ekonominya, AS di bawah Presiden Kosmopolit Bill Clinton dan Koboi Texas George W. Bush masih tidak menyetujui perjanjian penyelamatannya, Kyoto Protocol, yang sudah diratifikasi ratusan negara lain. Padahal AS dengan penduduk hanya sekitar 5% penduduk dunia menghasilkan 25% gas efek rumah kaca penyebab perubahan iklim/Global Warming.


* Polusi parah. Dan entah mengapa kini, terutama di AS, orang sangat sulit mendapatkan mobil listrik ramah lingkungan bahkan buatan AS sendiri, justru bukan karena tinggi atau rendahnya permintaan.


* Terdapat 61827 hulu ledak Rudal Nuklir sisa akhir Perang Dingin AS vs Uni Soviet (USSR) per 1989 Masehi.


* Adanya ketidakseimbangan penguasaan sumberdaya. Negara AS yang berpenduduk sekitar 5% dunia, menguasai sekitar 25% sumberdaya dunia.


* Persentase kemiskinan meningkat. Rasio pendapatan 1/5 penduduk negara-negara terkaya terhadap pendapatan 1/5 penduduk negara-negara termiskin meningkat, 30:1 pada 1960 Masehi menjadi 74:1 hanya pada tahun 1995 Masehi saja.


* Terdapat 200 perusahaan terkaya dunia yang mendapatkan rata-rata kenaikan keutungan sekitar 350% sejak 1983 Masehi (gabungan penjualan mereka lebih tinggi daripada gabungan Gross Domestic Product dunia kecuali 10 negara terkaya) yang sekitar 8000 perusahaan beraset lebih 5 milyar USD dimiliki AS (Inggris sekitar 3000, Jerman sekitar 800, Jepang sekitar 400 perusahaan) hingga Krisis 2008 M.


* Terjadi krisis moral-akhlak termasuk pergaulan bebas, percampuran akidah, dan sebagainya.


* Penyakit AIDS dan banyak sekali ‘penyakit-penyakit aneh baru’.


* Sekitar 1 milyar jiwa (Asia, Afrika, Amerika Latin) tidak mendapatkan akses ke air bersih (padahal hanya perlu sekitar 25% anggaran Perang Luar Angkasa ”Star Wars” AS untuk ini).


* Sekitar 30% populasi penduduk dunia tak berlistrik, 50% populasi penduduk dunia belum pernah berbicara melalui telepon, penyerbuan negara lain demi sumberdaya energi.


* Penjajahan Palestina (Bani Israil-Yahudi dan organisasi Zionisnya sedari dulu didukung Deklarasi Blackstone 1891 AS, Deklarasi Balfour 1917 Inggris, dan Deklarasi Anglo-America Commitee 1946 Inggris-AS), Bubbles Economy, Great Depression.


Sebagai catatan, gerakan Zionisme sejak akhir abad XIX Masehi bertujuan untuk mengembalikan mandat kekuasaan dan tanah kekuasaan yang diklaim Yahudi adalah miliknya, ke Bukit Zion, di Daarussalaam (Yerusalem), di sebelah Masjidil Aqsa (Solomon’s Temple), sekaligus tentunya menguasai Daarussalaam tersebut.


Menarik untuk merenungkan, bahwa setidaknya berdasarkan sejarah, sebagian kaum Yahudi juga bertendensi mengklaim Madinah al Munawarah dan Makkah al Mukaramah sebagai tanah tempat leluhur mereka juga, sebelum mereka terusir oleh karena kelakuan buruknya. Gerakan untuk dapat menguasai tanah ini, karenanya, adalah mungkin saja.



* Aneka ’bencana alam’ (yang lebih tepat kiranya adalah ”Bencana Tuhan” atau ”Bencana Allah”).


* Dan sebagainya; termasuk kenyataan bahwa perusahaan-perusahaaan multinasional, transnasional, global, leluasa ke mana-mana demi kepentingannya sementara Bank Dunia, IMF, Bank-bank lainnya, korporasi-korporasi dan pemerintah-pemerintah yang terlibat “bantuan” internasional, terus menceritakan bahwa kemajuan telah dicapai dengan segala alasannya; walau di bawah tren Global Paradox-Megatrend akan pentingnya berbuat lokal, berpikir global dan menguatnya sistem terkecil terhadap terbesar, independensi.




QS An Nahl 112 (16:112):


Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian[*] kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.

[*] Maksudnya: kelaparan dan ketakutan itu meliputi mereka seperti halnya pakaian meliputi tubuh mereka.


QS Al Israa’ ayat 16 (17:16):


Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah (berlebihan) di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya Perkataan (ketentuan kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.



QS Al Anfaal ayat 25 (8:25):


Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.



QS Al Muddatstsir ayat 31 (74:31):


... Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Beliau sendiri. Dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia.



QS Al Israa’ ayat 7 (17:7):


Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam masjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.



Dalam potongan ayat QS Al Israa’ 7 (17:07) ini, “ … dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai”, maka bahkan Allah S.W.T. pun akan membiarkan mereka (para musuh kebaikan) itu bebas masuk ke dalam masjid (satu tempat yang melambangkan kehormatan dan kesucian muslim), dan membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai ,


Hal ini mungkin saja, jika muslim yang diberi amanah memanfaatkan, menjaga ciptaan Allah S.W.T. tidak (atau tidak lagi) melakukan hal-hal Islami (tidak menjaga amahaNya, antara lain), tidak memenuhi syarat untuk dimenangkan menjadi pemimpin di satu masa itu, di mana kejahatan muslim justru lebih menonjol daripada kebaikannya. Bahkan dalam ayat ini disebutkan sampai-sampai melakukan kejahatan ‘yang kedua’ atau dalm hal ini juga ditafsirkan, bahkan mengulanginya (“ … dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua …”).


Kemenangan, kehormatan, ketinggian derajat dan macam-macam hal terkait bagi muslim diberikan, jika muslim melakukan yang diperintahkan Allah S.W.T., jika seseorang itu adalah orang-orang yang beriman, melakukan hal-hal islami.




Sesungguhnya Allah 'Azza wajalla tidak menyiksa (orang) awam karena perbuatan (dosa) orang-orang yang khusus sehingga (kecuali) mereka melihat mungkar di hadapan mereka dan mereka mampu mencegahnya, tetapi mereka tidak mencegahnya (menentangnya). Kalau mereka berbuat demikian maka Allah menyiksa yang khusus dan yang awam (seluruhnya) (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani)



Hendaklah kamu beramar ma'ruf (menyuruh berbuat baik) dan bernahi mungkar (melarang berbuat jahat). Kalau tidak, maka Allah akan menguasakan atasmu orang-orang yang paling jahat di antara kamu, kemudian (ada) orang-orang yang baik-baik di antara kamu berdo'a dan tidak dikabulkanlah (do'a mereka). (HR. Abu Zar)



Akan tiba satu jaman atas manusia dimana perhatian mereka hanya tertuju pada urusan perut dan kehormatan mereka hanya benda semata-mata. Kiblat mereka hanya urusan wanita (seks) dan agama mereka adalah harta mas dan perak. Mereka adalah makhluk Allah yang terburuk dan tidak akan memperoleh bagian yang menyenangkan di sisi Allah. (HR. Ad-Dailami)








over a year ago ·
Report






Abdullah Machicky MayestinoDan Amerika Serikat di bawah pemerintahan Koboi Texas George Walker Bush sampai awal tahun 2009 Masehi terus mengambil kebijakan, ”Ikuti kami atau kamu mati!”.

Presiden AS baru, Barrack Hussein Obama, Jr. yang diharapkan mampu membuat perubahan pun; belum diketahui kiprahnya. Namun diperkirakan kebijakan Amerika Serikat secara internasional menyangkut hubungannya dengan Israel dan dunia Arab serta Islam, secara umum tidak akan banyak berbeda, walau tentu saja Amerika Serikat memerlukan pemulihan nama baik dan diperkirakan akan membuat kebijakan kosmetis pelipur lara Muslim sekedarnya.


Ada kekuatan yang mengatur ini secara tidak resmi, di balik pengatur resmi negara Amerika Serikat (dan sekutunya), kata banyak orang yang mengerti. Dan itu adalah kekuatan lobi Yahudi yang berkepentingan agar muslim hancur.


Sementara itu, kaum muslim yang terpecah di puluhan negara dengan pembagian wilayah politik hasil campur-tangan Barat setelah runtuhnya Kekhalifahan terakhir Daulah Islamiyah Turki Usmaniyah (Turki Ottoman) pada tahun 1924 Masehi, masih tertatih-tatih dan dininabobokkan karunia kekayaan dan potensi alam, yang dikhawatirkan adalah sekaligus merupakan penyia-nyiaan karunia terbesar Allah SWT, yaitu agama Islam, warisan rangkaian petunjuk Allah SWT antara lain melalui para Nabi dan Rasul.


Bahkan kita temui kaum muslim berhukum dengan hukum Sekuler dan mengikuti budayanya, termasuk ’Budaya Pop Amerika (Pop-American Culture)’.



QS An Nisaa ayat 59-63: (4:59-63):


(59) Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (60). Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu ? Mereka hendak berhakim kepada thaghut[*], Padahal mereka telah diperintah mengingkari Thaghut itu. dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.

(61). Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu.
(62). Maka Bagaimanakah halnya apabila mereka (orang-orang munafik) ditimpa sesuatu musibah disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri, kemudian mereka datang kepadamu sambil bersumpah: "Demi Allah, Kami sekali-kali tidak menghendaki selain penyelesaian yang baik dan perdamaian yang sempurna".
(63). Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka.

[*] Yang selalu memusuhi Nabi dan kaum muslimin, dan ada yang mengatakan Abu Barzah seorang tukang tenung di masa Nabi. Termasuk Thaghut juga: 1. orang yang menetapkan hukum secara curang menurut hawa nafsu. 2. berhala-berhala.



Abu Tsa'labah Al-khusyani Jurtsum bin Nasyir radhiyallahu ‘anhu. meriwayatkan dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah SWT telah menetapkan beberapa kewajiban, janganlah engkau menyepelekannya (meremehkannya), telah menentukan sanksi-sanksi hukum, janganlah engkau melanggar, telah pula mengharamkan beberapa hal, maka janganlah engkau jatuh kedalamnya. Beliau juga mendiamkan beberapa hal karena kasih sayangnya kepada kalian bukannya lupa, maka janganlah engkau mencari-carinya." (Hadits Hasan diriwayatkan oleh Ad-daruquthni, dll)



Akan datang satu masa, hati seorang mukmin cair sebagaimana cairnya timah dalam api disebabkan melihat bala dan peristiwa yang merugikan agamanya tetapi dia tidak mampu merubahnya. (Aththusi)



Kelak akan menimpa umatku penyakit umat-umat terdahulu yaitu penyakit sombong, kufur nikmat dan lupa daratan dalam memperoleh kenikmatan. Mereka berlomba mengumpulkan harta dan bermegah-megahan dengan harta. Mereka terjerumus dalam jurang kesenangan dunia, saling bermusuhan dan saling iri, dengki, dan dendam sehingga mereka melakukan kezaliman (melampaui batas). (HR. Al Hakim)





Padahal:



QS Aali Imraan ayat 103 (3:103):


Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.



Seorang mukmin terhadap mukmin lainnya seumpama bangunan saling mengokohkan satu dengan yang lain. (Kemudian Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam merapatkan jari-jari tangan beliau).” (Mutafaq'alaih).




Dan:




Kekuatan disertakan kepada jama'ah. Barangsiapa menyimpang (serong dan memisahkan diri) maka dia menyimpang menuju neraka.” (HR. Tirmidzi)



Barangsiapa memberi karena Allah, menolak karena Allah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan menikah karena Allah, maka sempurnalah imannya. (HR. Abu Dawud)





Maka ini semua, adalah kemunafikan dan kejahatan yang terang-terangan dilakukan, baik oleh muslim maupun bukan muslim.


Namun ternyata tak (belum) ada golongan manusia yang mampu atau mau mengubahnya kiranya, sehingga insya Allah, mungkin tinggal Tuhan dengan kekuatannya yang mampu meluruskannya, atau menghentikannya atau menghancurkannya dengan segala konsekuensinya kiranya (termasuk artinya, adalah semakin dekat dengan Hari Akhir, Kiamat?).




QS Ash Shaff ayat 2-3 (61:2-3):


Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.




Hadits riwayat Abdullah bin Amru ra., ia berkata:Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam (Shalallahu ’Alaihis Wassalaam) pernah bersabda: Ada empat sifat yang bila dimiliki maka pemiliknya adalah munafiq murni. Dan barang siapa yang memiliki salah satu di antara empat tersebut, itu berarti ia telah menyimpan satu tabiat munafiq sampai ia tinggalkan: apabila berbicara ia berbohong, apabila bersepakat ia berkhianat, apabila berjanji ia mengingkari, dan apabila bertikai ia berbuat curang. (Shahih Muslim No.88)



Sebaik-baik umatku adalah pada abadku ini, kemudian yang sesudahnya dan yang sesudahnya. Kemudian sesudah mereka muncul suatu kaum yang memberi kesaksian tetapi tidak bisa dipercaya kesaksiannya. Mereka berkhianat dan tidak dapat diamanati. Mereka bernazar (berjanji) tetapi tidak menepatinya dan mereka tampak gemuk-gemuk. (HR. Tirmidzi)



Tiada datang kepadamu jaman kecuali yang sesudahnya lebih buruk dari pada yang sebelumnya sampai kamu berjumpa dengan Allah. (HR. Ahmad)



Ulama Hasan Al-Bashri berkata, ”Tidak ada yang mengkhawatirkan kemunafikan kecuali orang mukmin, dan tidak ada yang merasa aman darinya kecuali orang munafiq.” Ibnu Abi Mulaykah berkata, ”Saya menjumpai tiga puluh orang sahabat Rasulullah, masing-masing (masih) khawatir terhadap kemunafikan ada pada dirinya.” Ibrahim At Taimy berkata, ”Tidaklah aku mencocokkan perkataanku dengan perbuatanku kecuali disebabkan oleh kekhawatiranku untuk menjadi pembohong.”





Walaupun memang menurut para ahli, ilmu Allah SWT pada dasarnya dapat dibagi dua, yakni ilmu Qauliyyah (yang dituliskan di Kitab-kitab Suci Allah SWT) dan ilmu Kauniyyah (yang terhampar di alam semesta, termasuk ilmu pengetahuan, budaya, dan sebagainya) untuk dieksplorasi manusia, pada perkembangannya kemudian ternyata telah begitu banyak terdapat berbagai pemikiran baik dan buruk manusia yang mendasari dan mempengaruhi kehidupan manusia yang hidup saat ini, bahkan secara turun-temurun, yang pada gilirannya kemudian lebih menyebar dari Barat (yang saat ini agaknya banyak hal lebih berpusatkan di Barat, mau tidak mau) dengan segala sisi baik-buruknya melalui Globalisasi yang kita kenal sekarang, dan bertempur dan juga bercampur-baur dengan segala paham lain yang dikenal manusia, termasuk juga tentunya bahkan, bercampur dengan agama-agama; dalam ”ghazwul fikri” (perang pemikiran) dan "ghazwul 'aqidah" ini.



Salah satu akibatnya, kita sekarang kiranya hampir-hampir sulit untuk mengenali keaslian cara-cara hidup, ide-ide pemikiran, paham-paham, konsekuensi-konsekuensinya, dsb.; yang mendasari dan menjadi acuan praktis kehidupan seseorang/individu (atau sebuah masyarakat/komunitas).


Hal ini juga dalam telaah lebih jauh, termasuk tentang berbagai pemasalahan yang menyertainya secara wajar, sebagai konsekuensi teknologi, dan cara mengatasi permasalahan itu.


Bahkan akhirnya agama-agama dapat saja semakin terlihat serupa satu dengan lainnya, walau juga berbeda, ternyata; dalam arti yang buruk maupun yang baik (walaupun, seharusnya, ide dasar agama atau agama-agama yang benar adalah tentu saja, satu dan serupa).


Ini adalah juga salah satu maksud kaum Pluralis dan Liberalis dengan paham PLURALISME (kemajemukan) dan LIBERALISME (tafsiran bebas, yang banyak didasarkan kepada Filsafat, terutama Filsafat Barat) Agama mereka.


Dan kaum Orientalis dengan ORIENTALISME (paham yang mempelajari Oriental atau dunia Timur, untuk pengetahuan atau bahkan kepentingan mereka) pun menyumbangkan peran-serta dalam kekacauan ini.


Maka kitapun juga mendapati fenomena hasil campuran berbagai paham yang bahkan seharusnya tadinya (paling tidak berpotensi untuk) bertentangan (seperti paham Islam Sekuler, Kristen Sekuler, Katolik Sekuler, Kristen Komunis, dan sebagainya) namun kemudian bercampur, yang terjadi dalam masyarakat.


Belum lagi bila berbicara tentang campur-aduk akibat pemikiran-paham, agama, kepercayaan, legenda, dunia Timur dan Non-Ahlul Kitab.


Hal ini suatu hal yang seharusnya tidaklah mungkin secara dominan terjadi dan bahkan untuk kemudian bercampur-baur, menurut telaah kondisi ideal dari pahamnya, sebenarnya; namun toh terjadi juga dalam interaksi hubungan manusia dan distorsi serta resultannya, dengan segala risiko yang menyertainya.


Dan akidah Islam berisiko menjadi tak murni, menjadi dangkal, tidak kaaffah (menyeluruh), di banyak kalangan masyarakat; sekaligus berbahaya bagi kelangsungan peradaban dan kehidupan.


DR. Qasim Assamurai berkata dalam bukunya bahwa, “Bukti-bukti Kebohongan Orientalis” bahwa,”Sejarah Kristenisasi berhubungan erat dengan sejarah Orientalisme, serta tidak terpisah dari sejarah penjajahan politik, pemikiran, dan akhlak.


Semua hal itu merupakan akibat alami dari jajahan Gereja Barat yang memandang ajarannya sebagai yang paling luhur, paling benar, dan paling dipercaya daripada ajaran gereja Timur Othodoks serta yang sealiran dengannya yaitu ajaran Gereja Kopti, Arius, Maronit, Ya’kubi, Malaki, dan Islam.


Rintangan terberat yang dihadapi Perancis saat menduduki Mesir adalah hadangan tiga perang melawan Inggris, Kekhalifahan Usmaniyah (Ottoman), dan yang tersulit adalah peperangan melawan Islam.”


DR. Edward Said juga mengemukakan dalam bukunya ”Al Istisyraq” bahwa, ”Peranan Orientalisme terletak pada keahlian khusus Orientalis dalam menggunakannya untuk kepentingan penjajah.” Di Indonesia, Orientalis Belanda Christian Snouck Hurgronje, adalah contoh paling jelas dari hubungan erat itu, pada masa Modern. Menyaru sebagai muslim, Hurgronje bekerja dalam spionase, Misi Kristen, dan penjajahan Belanda, dan hingga kini pandangannya tetap mewarnai dominan Orientalisme Belanda.


Ernest Renan, seorang Orientalis (orang Barat yang mempelajari Timur untuk berbagai kepentingan) dalam bukunya yang berjudul “Histoire General et Systeme Compare des Langues Semitiques/Tarikh al-Lugat as-Samiah”, mengemukakan pula pendapat tentang Teori Rasial bahwa, ”Ras Semit (Arabia, Yahudi) berada di bawah ras Aria (Kulit putih/Barat) serta kurang memiliki kemampuan berpikir dibandingkan ras Aria. Ciri intelektualitas Aria terletak kepada kecenderungan nalurinya pada kerumitan dan keharmonisan susunan.”


Teori RASIAL Renan ternyata telah menjadi bagian pemikiran ilmiah barat dalam menanggulangi setiap masalah yang berhubungan dengan agama dan pemikiran serta berbagai pengetauan yang dihasilkan, dan juga mengilhami berbagai Orientalis dan para penginjil Kristenisasi.


Maka, fanatisme kebangsaan dan kebanggaan rasial Eropa di masa itu (terutama di masa Modern), serta amat meluasnya ekspansi Eropa dalam memperbudak bangsa-bangsa kulit berwarna, telah menciptkan semacam kecongkakan dan rasa diri lebih unggul terhadap bangsa kulit berwarna.


Keadaan itu tidak banyak berubah sekalipun bangsa-bangsa kulit berwarna telah menganut agama bangsa kulit putih, terlebih karena ras ini mempertalikan leluhur/keturunan mereka dengan Nabi Nuh AS sesuai pemahaman mereka sebagai yang diselamatkan Tuhan saat Banjir Besar menurut penafsiran Injil mereka. Mereka menganggap bangsa lain sebagai bangsa terbelakang dan kosong dari ciri-ciri peradaban (Barat).


Karena itu, adalah kewajiban manusiawi manusia Barat Kristen untuk memperadabkan bangsa yang hanya sedikit berbeda dengan hewan, dengan cara mendatangkan contoh-contoh budaya Eropa bagi mereka, dan ’membaratkan’ mereka, seperti yang dikutip dari laporan rahasia mengenai situasi politik, sosial, dan agama di Aceh, Indonesia yang disampaikan oleh Snouck Hurgronje kepada Gubernur Jenderal Belanda, disimpan di Gedung Arsip Nasional kota Arnhem, sebanyak 137 halaman.


Bangsa barat, sehubungan dengan ini juga menurut DR. Fokke Sirksma, memiliki perasaan superioritas pada apa yang mereka miliki, baik benar ataupun salah sekalipun, sebagaimana dijelaskan dalam buku berjudul ”Religieuze Projectie” (“Pantulan Agama”). Ini, sejalan harmonis dengan pendapat Ernest Renan.


Kerajaan Belanda sendiri, adalah salah satu pusat Orientalisme terbesar di dunia, dengan dukungan Universitas-universitasnya, seiring pula dengan kepentingan Imperialisme dan Kolonialismenya.


Propaganda gencar untuk mengekspor kebudayaan Barat ini masih merupakan pegangan utama para Orientalis dan penyebar Kristen hingga kini yang cukup sulit menghadapi sikap enggan umat Islam yang berkomitmen kepada Syariat Islam atau bahkan budaya aslinya, untuk menerima kebudayaan Kristen, baik melalui jalan penyebaran paham (Kristenisasi yang juga seiring, menunggangi-ditunggai, atau didasari Orientalisme) maupun bahkan maksud Imperialisme/penjajahan dalam berbagai bentuk, termasuk dengan menunggangi Kristenisasi dan Orientalisme itu.


Dalam hubungan Barat dan Timur mengenai Orientalisme, Kolonialisme, Kristenisasi, dan semua hal terkait, patut kita tinjau sejak rangkaian Perang Salib di Abad Pertengahan , saat berita-berita fitnah tentang berbagai akhlak buruk, budaya, perilaku, peradaban orang Islam dalam menjalani kehidupan sehari-hari dan bahkan dalam berperang, telah menjadi hal lain yang sangat memotivasi pasukan Kristen Eropa untuk memerangi Muslim di kala itu, selain daya tarik akan daerah taklukan baru yang luas.


Padahal dapat dinyatakan pula bahkan oleh para ahli sejarah di kemudian hari bahwa fakta-fakta yang terjadi justru sebaliknya.


Antara lain seperti temuan tentang cara berperang pasukan Kristen yang sungguh biadab, bermabuk-mabukan selalu, merampasi harta, membunuhi kaum Muslim yang bahkan tak ikut berperang, juga memperkosa dan membantai kaum perempuan dan anak kecil Muslim; antara lain karena pernyataan pihak-pihak terkemuka Katolik yang menyebutkan bahwa Muslim adalah kafir, sehingga tidaklah berdosa membantainya. Para tentara Perang Salib pun dibebaskan dari dosa-dosanya.


Kenyataan bahwa Daarussalaam atau Yerusalem, kota yang disucikan Yahudi, Kristen, dan Islam; berada dalam pengelolaan Muslim pun, memperburuk sentimen ini, selain berbagai insiden kecil antara penganut agama-agama ini.


Yang menjadi tokoh-tokoh pemulai Perang Salib ini antara lain kemudian adalah tokoh-tokoh dan golongan terkemuka Katolik dan Barat seperti Paus Urbanus II, Peter the Venerable (Peter Sang Pertapa), Biara Kluni Spanyol, Ordo Katolik Jezuit, bahkan Pujangga Dante Allighierri, dan sebagainya; yang membakar semangat rakyat Eropa untuk menyerbu Yerusalem dan memerangi muslim, dengan segala cara.


Bahkan sastrawan Italia terkenal, Dante Alleghierri, pernah pula tercatat menggubah Soneta terkenal yang isinya sangat mendiskreditkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dengan kisah-kisah fitnah dan pencemaran tentang akidah dan akhlak Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam yang sungguh menyakitkan hati umat muslim.


Periode itu sendiri adalah periode saat pemutarbalikan fakta dan khayalan yang mewabah, merangsang tentara Kristen Eropa untuk membenci Islam. Dan mereka yang kemudian disebut sebagai Tentara Salib yang terutama diotaki oleh Peter The Venerable, dirangsang oleh kegilaan agama untuk menghancurkan Islam dan membebaskan Tanah Suci Yerusalem. Mudah pula diduga bahwa kaum Muslim difitnah sebagai orang kafir pula, dan dianggap lebih rendah daripada binatang.


Gelombang kebencian ini pulalah antara lain faktor yang menjelaskan mengapa begitu banyak buku-buku ilmu pengetahuan tulisan ilmuwan Muslim yang telah diserap Barat, tidak banyak yang tercatat dalam nama penulis aslinya, antara lain karena adalah diperbolehkan memperlakukan orang (yang dianggap) kafir dengan sekehendak hatinya, termasuk menghilangkan nama-nama mereka dalam catatan sejarah, walaupun sebenarnya telah diajari berbagai ilmu-pengetahuan oleh Muslim.


Menurut seorang sejarawan Barat, Hallam, segala cara dan alat digunakan untuk merangsang kegilaan yang mewabah, dan di masa itu seorang tentara Salib yang bersedia berjuang dalam Perang Salib, berada dalam perlindungan Gereja, serta dibebaskan dari semua pajak, dan bebas pula untuk melakukan dosa (diampuni dosanya oleh Gereja).


Bahkan digambarkan oleh Raymond d ‘Agilles, seorang bangsawan Prancis yang turut serta dalam Perang Salib tersebut, bahwa di bawah serambi masjid Yerusalem pernah menjadi kubangan darah manusia mencapai kedalaman selutut dan mencapai tali kekang kaki kuda akibat pembantaian terhadap Tentara Salib Eropa terhadap kaum Muslim.


Termasuk pula kemudian kerugian yang diderita kemanusiaan, selain hilangnya nyawa ribuan manusia yang tak pantas dibunuhi dalam hal ini (seperti di kota Mallevie, sejumlah sekitar 7.000 nyawa, dan penduduk Muslim Yerusalem, sebanyak sekitar 70.000 nyawa, dan juga di wilayah-wilayah Muslim lain), adalah musnahnya perpustakaan Tripoli yang pernah tercatat menyimpan sekitar 3 juta jilid buku-buku ilmu pengetahuan, termaju di masanya.


Ini jauh melampaui kerusakan yang dihasilkan bala tentara Mongol ketika menyerbu umat Islam di kemudian hari. Semua hal ini dicatat baik oleh sejarawan-sejarawan Barat seperti Michaud, Hallam, John Stuart Mills, Edward Gibbon, dan Raymod D’Agilles.


Seorang Sejarawan Amerika bernama Dagobert Runes, dalam bukunya yang berjudul “Crosscut Through History”, menulis: “Perang Salib yang berlangsung selama 200 tahun hanya menghasilkan puing-puing kehancuran bagi Timur dan Barat sebagai akibat dari kemauan mereka yang dikendalikan oleh keserakahan untuk ekspansi dan menjajah bangsa lain. Mereka memikul salib di pundak mereka, tetapi setan berada di hati mereka. Namun demikian, mereka tidak mampu menjatuhkan dan menghindarkan diri dari pengaruh kebudayaan Islam dan Byzatium. Dengan demikian, sinar Timur mulai memancar melalui celah-celah dinding ke Eropa Abad Pertengahan yang gelap gulita. Apa yang disebut Renaissance di Eropa adalah tak lebih dari penyuluhan kekayaan budaya Kordoba, Granada, dan Toledo, yang dialihkan ke Eropa yang semibiadab.”



Dengan cara yang berbeda, namun dengan semangat yang serupa, hal-hal seperti ini masih terjadi kini, baik secara parsial atau individual, maupun secara komunal atau organisasional.



Benarlah:


QS Aali Imraan ayat 186 (3:186):


Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan.





Indonesia yang secara telaah kuantitas adalah wilayah berpenduduk muslim terbesar duinia, menempati kedudukan tinggi sebagai sasaran Orientalisme, Kristenisasi, dan Kolonialisme dan aneka paham kontra Islam lain. Setidaknya saja menurut saya, karena:


* Indonesia adalah sumber daya alam (dan energi) besar dunia dengan berbagai ragamnya


* Indonesia adalah contoh tempat praktek cukup sukses Orientalisme, Kolonialisme, Kapitalisme, Sekulerisasi, dan Kristenisasi nyata, bahkan sejak jaman penjajahan Portugis, Belanda, Jepang, dan ini berpotensi untuk dilanjutkan.


* Tak ada di Indonesia per awal 2009 Masehi saat ini satu kekuatan yang benar-benar mempunyai legitimasi tinggi, disegani semua pihak. Situasi chaotic, tidak stabil ini, mudah dimanfaatkan bagi pihak yang ingin menangguk di air keruh.


* Tahun 2010 UN, WHO kira-kira akan menjalankan misinya dengan lebih intens. Ini dapat ditunggangi pihak-pihak bertujuan lain.


* Ada wacana pada 2015, Asia Tenggara akan menjadi satu Masyarakat Ekonomi dan Politik, sementara ASEAN Free Trade Zone sudah dicanangkan per 2010 Masehi, dan ini dapat menjadi kepanjangan Global Paradox serta pemanfaatan sejumlah pihak untuk kepentingannya.


* Rasio pendapatan seperlima penduduk dunia di negara-negara terkaya terhadap pendapatan seperlima penduduk di negara-negara termiskin dunia meningkat dari 30 berbanding 1 pada tahun 1960 menjadi 74 berbanding 1 pada tahun 1995 saja.


* Pemanasan Global/Global warming semakin parah dan mengancam garis pantai negara-negara dunia dan kesejahteraan hidup penghuni Bumi. Udara semakin panas, hujan tak kunjung tiba, air susah ditemukan, AC tidak terasa cukup dingin lagi, pergantian musim semakin tak dapat diperkirakan, topan badai, gempa semakin sering, juga Tsunami, dan sebagainya (lihatlah antara lain QS An Nahl ayat 112, QS Al Israa’ ayat 16, QS Al Anfaal ayat 25), dll.


over a year ago · Report






Abdullah Machicky MayestinoPERLUNYA ISLAM KAAFFAH



QS (Qur’an Surat) Al Baqarah (ayat) 208 (2 :208): Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam (Sistem Manajemen) Islam (secara) keseluruhan (kaaffaah, total, tidak setengah-setengah dengan istiqomah/kontinu dan konsekuen agar tidak bermasalah dalam kehidupan), dan janganlah kamu turut langkah-langkah Syaithan. Sesungguhnya Syaithan itu musuh yang nyata bagimu.



Di atas antara lain telah dipaparkan secara singkat akibat pemikiran Modern mengagungkan Logika-Akal melebihi batas. Juga pertempuran Akal (Rasio-Logika) vs Hati (Agama, karena bagi sebagian, Agama adalah hanya urusan Hati saja) sepanjang jaman, bahkan Manajemen Sekulerisme vs Agamis, atau bahkan campur-adukan dan pertempurannya seperti misalnya di negara Muslim Sekuler seperti Turki dan Nusantara Republik Indonesia saat ini (bahkan ditemui kecenderungannya pula di negara-negara Islam lain yang lebih agamis), terutama dalam Modernisasi, Sekulerisasi, dan Globalisasi berabad-abad.


Dan karena semua berlandaskan (dominasi) pemikiran manusia, tentu saja pemikiran (akal) terus, dan masih, berubah-ubah. Manusia terus berubah evolutif dan revolutif dan cenderung percaya egoistis akan apa yang mereka mau percaya, walau sebenarnya telah ada petunjuk dalam dirinya dan di alam sekitarnya dari Sang Khalik untuk mengenali fitrahnya, sebagai pegangan hidupnya. Bahkan hanya sekitar 1500 tahun lalu, Akal mayoritas manusia (terutama yang dipimpin doktrin-dogma Gereja) yakin Bumi pusat alam semesta (dan bangsa Cina yakin, Tiongkok-Tionggoan adalah pusat Bumi), dan sampai sekitar 500 tahun lalu, (dengan ‘dipimpin’ Barat) manusia dengan akalnya, sungguh yakin bahwa Bumi itu datar!


Benarlah:


QS Al Baqarah ayat 30 (2:30): Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."



Akal sendiri diciptakan sebagai alat yang bekerja sesuai kemampuannya, maka jika Akal bekerja melebihi batasnya, menjadi zalim (tak adil, dhalim), kesimpulan yang ditariknya dapat membingungkan, terutama bila mengenai hal (ghaib) tak terjangkau Akal. Maka, sangat pentinglah berpegang kepada petunjuk Sang Pencipta.


Potensi Akal dan Hati (bagi sebagian adalah pertempuran Ilmu vs Agama, berpemahaman Agama versinya) seharusnya tak bertentangan, karena berasal dari Penyebab Segalanya (Tuhan), naluriah-kodrati. Bila bertentangan, pendekatan atau penafsiran salah satu atau keduanya darinya adalah salah, dan akibatnya buruk, membahayakan, menjadi tidak sesuai fitrah.


Bagi Muslim terdidik, penelaahan dengan jalur Akal dan Hati, Pemikiran dan Iman, Filsafat dan Agama, menjadi tak saling bertentangan, bahkan saling menguatkan. Pemanfaatan seluruh anugrah potensi manusia (Akal, Hati, Indera, dan sebagainya) menjadi maksimal dan seimbang, adil, juga selaras dengan alam, manusia berada di ‘tengah-tengah’ dan menikmati potensi dunia serta akhirat. Dan keseimbangan pun tercapai.


QS Al Qashash ayat 77 (28 :77): Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.


Sebaik-baik urusan adalah yang pertengahannya (yang adil atau tidak berlebih-lebihan). (HR. Al-Baihaqi)



Berlawanan dengan maksud pembagian orang Sekuler dan Barat serta Ahlul Kitab yang memisahkan Akal (pemikiran) dan Hati (agama), sehingga mungkin saja ilmuwan menjadi tak beriman (terutama karena agama yang dikenalnya mungkn saja adalah agama yang tak dapat diterima akal dan perasaan), dalam Islam, orang berakal adalah orang yang beriman.


Salah satu makna Islam, adalah sebagai (sistem) Manajemen. Bahkan salah satu makna agama, adalah Manajemen. Karenanya, yang sempurna adalah Sistem Manajemen Lengkap (Agama) Fitrahi dari Tuhan Yang Maha Esa, Majikan Yang Kekal, yaitu Agama yang telah diridhaiNya ini, Islam, dan tidak memisahkan telaah Akal dan Hati (termasuk indera dan berbagai macam potensi manusia lain yang mungkin bahkan belum diklasifikasikan manusia):


QS Ath Thaalaq ayat 10 (65:10): Allah menyediakan bagi mereka azab yang keras, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang yang mempunyai akal; (yaitu) orang-orang yang beriman. Sesungguhnya Allah telah menurunkan peringatan kepadamu.


QS Az Zumar ayat 18 ((39:18): Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya[*]. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.

[*] Maksudnya ialah mereka yang mendengarkan ajaran-ajaran Al Quran dan ajaran-ajaran yang lain, tetapi yang diikutinya ialah ajaran-ajaran Al Quran karena ia adalah yang paling baik.

QS Yusuf ayat 111 (12:111): Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.


QS Aali Imraan ayat 191 (3:191). (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.


QS Ash Shaff ayat 4 (61:4): Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh (sama dengan dengan Manajemen yang baik dan bersama-sama).


QS Aali Imraan ayat 19 (3:19): Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah (Tuhan) hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab[*] kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.

[*] Maksudnya ialah Kitab-Kitab yang diturunkan sebelum Al Quran.


Tentu saja, ini berlawanan dengan Filsafat Sofistik-Modern-Atheisme yang menekankan bahwa keberanan itu relatif, bersandar pada Akal, dan menafikan yang ghaib (berdasarkan keyakinan, Hati, agama, menurut mereka), karena ”Kebenaran itu ada, dari Majikan Alam, melalui AgamaNya (Islam), Sistem Manajemen Manusia terbaik”.


Rangkaian petunjuk ini bahkan sebenarnya telah ada sejak awal jaman, diperbarui terus melalui para Nabi dan Cendekiawan karena distorsi yang terjadi terhadapnya, tersurat Qauliyah (Kitab Tuhan) dan tersirat Kauniyah (Ilmu-pengetahuan semesta). Tak bertentangan dan sesuai fitrah manusia dan alam. Dan bukti-bukti keotentikan petunjukNya telah jelas dan teruji jaman (sebagian dipaparkan singkat pada bagian Lampiran).


Kiranya, manusia, tak perlu sebenarnya mencari aturan sendiri, hanya saja jalan menuju kebenaran sejati selama ini ditutupi oleh banyak pihak yang tak senang dengannya. Toh Demokrasi ternyata tak menjamin kebenaran sesungguhnya. Bagaimana mungkin mendapatkan kebenaran, jika didasarkan kepada suara terbanyak dari anggota masyarakat yang tidak kompeten memutiskan? Oleh karenanya, petunjuk cara hidup yang benar dari Tuhan Semesta Alam Pencipta Manusia, amat sangat diperlukan.


Pun, inilah mengapa, suka-tidak, dunia menuju ke hukum ‘alam’ (terakhir, Islam-Syari’ahnya), setidaknya via Perbankan dan Sistem Ekonomi Syari’ah yang terbukti adil, amanah, tahan uji, dan fitrahi (Singapura mencanangkan diri sebagai penghubung Perbankan Syari’ah Asia Tenggara per 2011 didahului Bank-Bank internasional Syari’ah dan studi berbagai Perguruan Tinggi internasional). Dengan Sistem Kehidupan ini, spekulasi, ketamakan, Riba, kesejahteraan tak adil a la peringatan Krugman tadi, setidaknya memang tidak diperbolehkan. Tuhan telah menyediakan jalanNya. Memilih yang manakah kita?


Maka, mengapa tak bergegas hijrah ke kebaikan di awal 1430 Hijriah (H) dan 2009 M ini? Janganlah kita semakin mengingkari nikmat Allah SWT berupa agama Islam ini: QS Ibrahim ayat 7 (14 :7). Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".


Marilah kita kembali ke Sistem Manajemen Tuhan, yang sedari awal jaman ada, namun sering diabaikan. Setidaknya karena betapapun jua hebatnya (pemikiran) manusia, tetap terbenar, adalah sistemNya. Marilah berhenti bermain-main dengan Akal dan Hati. Berapapun banyak pendapat dan pemikiran manusia, tetap yang paling benar adalah aturan Tuhan. Dan waspadalah terhadap yang tak senang dengannya, marilah kita berbuat bijaksana dan mengikuti tuntunan para Nabi dan Rasul dalam menyikapi permusuhan dan menegakkan kebenaran.


QS Al Baqarah ayat 145 (2:145): Dan sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al kitab (Taurat dan Injil), semua ayat (keterangan), mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan kamupun tidak akan mengikuti kiblat mereka, dan sebahagian merekapun tidak akan mengikuti kiblat sebahagian yang lain. dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu -kalau begitu- Termasuk golongan orang-orang yang zalim.


Dari Abu sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, ”Aku mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ’Barangsiapa di antara kalian melihat kemunkaran, maka ubahlah dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka ubahlah dengan lidahnya. Jika tidak mampu, maka bencilah dengan hatinya, dan ini adalah selemah-lemah iman.” (HR Muslim, Ibnu Majah, Nasa’i-At Targhib)


Hendaklah kamu beramar ma'ruf (menyuruh berbuat baik) dan bernahi mungkar (melarang berbuat jahat). Kalau tidak, maka Allah akan menguasakan atasmu orang-orang yang paling jahat di antara kamu, kemudian orang-orang yang baik-baik di antara kamu berdo'a dan tidak dikabulkan (do'a mereka). (HR. Abu Zar)


Tidaklah seharusnya orang menyuruh yang ma'ruf dan mencegah yang mungkar kecuali memiliki tiga sifat, yakni lemah-lembut dalam menyuruh dan dalam melarang (mencegah), mengerti apa yang harus dilarang dan adil terhadap apa yang harus dilarang. (HR. Ad-Dailami)



Maka jelaslah juga sudah, kita akan dapat menjadi umat terbaik, mendapatkan kemenangan, dan semua kemuliaan langit-bumi yang dimungkinkan bagi Bani Adam (keturunan Adam), jika memenuhi syarat-syarat tersebut di atas (antara lain, beriman dan beramal saleh, seperti shalat, zakat, ta’at pada Rasul, secara komunal/bersama-sama, dsb). Dan perlindungan Allah pun akan datang karenanya, dengan sendirinya. Kata ”Islam” secara etimologi bahasa menurut para ahlinya berasal dari kata “Salaam” yang berarti “keselamatan, damai, kesejahteraan”. Maka Islam antara lain juga berarti “Jalan Keselamatan”, ”Jalan Kedamaian”, ”Jalan Kesejahteraan”, ”Jalan Kemakmuran”, dan sebagainya.


Dan tentunya pula, karena kata “jalan” itu antara lain adalah menunjukkan “cara atau arah menuju sesuatu”, maka untuk menuju keselamatan itu, ada cara-cara yang sepatutnya dilakukan (sepatutnya, karena tidak ada paksaan dalam beragama, QS Al Baqarah 256, “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut (Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah S.W.T.) dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan putus dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”).


Islam menekankan bahwa yang diperlukan untuk mendapatkan keselamatan, adalah dengan melakukan perbuatan yang Islami. Seseorang yang mengaku beragama Islam (mengaku muslim) namun tidak berlaku Islami, tentu saja tidak akan mendapatkan manfaat dari apa-apa yang telah dijanjikan dari agama para Rasul ini. Seseorang hanya mendapatkan apa yang ia kerjakan.



over a year ago ·
Report






Abdullah Machicky MayestinoBerikut, adalah beberapa ayat Al Quran dan Hadits yang kiranya insya Allah berguna dalam masalah kembali ke Islam yang Kaaffah:

QS (Qur’an Surat) Al Baqarah (ayat) 208 (2 :208): Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam (Sistem Manajemen) Islam (secara) keseluruhan (total, tidak setengah-setengah dengan istiqomah dan konsekuen agar tidak bermasalah dalam kehidupan), dan janganlah kamu turut langkah-langkah Syaithan. Sesungguhnya Syaithan itu musuh yang nyata bagimu.


QS Al Maaidah ayat 3 (5 :3): … Pada hari ini [*] orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmatKu, dan telah Ku-ridhai Islam itu menjadi agama bagimu.

[*] Yang dimaksud dengan hari ini ialah: masa yaitu: masa haji wada', haji terakhir yang dilakukan oleh Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam bersama para muslimin di jaman itu.

QS Al Baqarah 256 (2 :256): Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (sistem Manajemen Islam), sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat, karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut[*] dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus, dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.

[*] Thaghut ialah Syaithan dan apa saja yang disembah, diikuti cara-caranya, pemikirannya, selain dari Allah SWT

QS Al Baqarah ayat 136 (2 :136): Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada Kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim (Abraham), Isma'il (Ishmael), Ishaq (Isaac), Ya'qub (Jacob/Israel) dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa (Moses) dan Isa (Jesus) serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".


QS An Nuur ayat 55-56 (24 :55-56) : (55)Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Beliau sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Beliau telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Beliau akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Beliau benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan aku. dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.

(56) Dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada Rasul, supaya kamu diberi rahmat.

QS An Nisaa ayat 59-63 (4 :59-63): (59) Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (60). Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu ? Mereka hendak berhakim kepada thaghut[*], Padahal mereka telah diperintah mengingkari Thaghut itu. dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya. (61). Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu. (62). Maka Bagaimanakah halnya apabila mereka (orang-orang munafik) ditimpa sesuatu musibah disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri, kemudian mereka datang kepadamu sambil bersumpah: "Demi Allah, Kami sekali-kali tidak menghendaki selain penyelesaian yang baik dan perdamaian yang sempurna". (63). Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka.

[*] Yang selalu memusuhi Nabi dan kaum muslimin, dan ada yang mengatakan Abu Barzah seorang tukang tenung di masa Nabi. Termasuk Thaghut juga: 1. orang yang menetapkan hukum secara curang menurut hawa nafsu. 2. berhala-berhala.

QS Asy Syura ayat 38 (42:38): Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rizki yang Kami berikan kepada mereka.


QS Ash Shaff ayat 4 (61:4) : 4. Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang (berjihad melakukan amar ma’ruf nahi munkar) dijalanNya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh (= dengan Manajemen yang baik, bersama-sama dengan tertib dan teratur).


QS Ash Shaff ayat 10-14 (61:10-14): (10) Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (11) (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. (12) Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah (surga) yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah 'Adn (surga tertinggi) . Itulah keberuntungan yang besar. (13) Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya) dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman. (14) Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah sebagaimana Isa Ibnu Maryam (Yesus anak Maria) telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?" Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: "Kamilah penolong-penolong agama Allah", lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan lain kafir; maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang.


QS At Taubah ayat 20-22 (9:20-22): (20) Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. (21) Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat dari padanya, keridhaan, dan surga, mereka memperoleh didalamnya kesenangan yang kekal, (22) Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.


QS Al Ankabuut ayat 2-3 (29:2-3): (2) Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? (3) Dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Beliau mengetahui orang-orang yang dusta.


QS At Taubah ayat 16 (9:16): Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan, sedang Allah belum mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang yang berjihad di antara kamu dan tidak mengambil menjadi teman yang setia selain Allah, RasulNya dan orang-orang yang beriman. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.


QS An Nahl 112 (16:112): Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian[*] kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.

[*] Maksudnya: kelaparan dan ketakutan itu meliputi mereka seperti halnya pakaian meliputi tubuh mereka.

QS Al Israa’ ayat 16 (17:16): Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, Maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah (berlebihan) di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, Maka sudah sepantasnya Berlaku terhadapnya Perkataan (ketentuan kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.


QS Al Anfaal ayat 25 (8:25): Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu dan ketahuilah bahwa Allah Amat keras siksaan-Nya.


Abu Tsa'labah Al-khusyani Jurtsum bin Nasyir radhiyallahu ‘anhu.. meriwayatkan dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah SWT telah menetapkan beberapa kewajiban, janganlah engkau menyepelekannya (meremehkannya), telah menentukan sanksi-sanksi hukum, janganlah engkau melanggar, telah pula mengharamkan beberapa hal, maka janganlah engkau jatuh kedalamnya. Beliau juga mendiamkan beberapa hal karena kasih sayangNya kepada kalian bukannya lupa, maka janganlah engkau mencari-carinya." (Hadits Hasan diriwayatkan oleh Ad-daruquthni, dll)


An-Nu'man bin Basyir berkata, "Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda, 'Yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas, dan di antara keduanya terdapat hal-hal mutasyabbihat (syubhat / samar, tidak jelas halal-haramnya), yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia. Barangsiapa yang menjaga hal-hal musyabbihat, maka ia telah membersihkan kehormatan dan agamanya. Dan, barangsiapa yang terjerumus dalam syubhat, maka ia seperti penggembala di sekitar tanah larangan, hampir-hampir ia terjerumus ke dalamnya. Ketahuilah bahwa setiap raja mempunyai tanah larangan, dan ketahuilah sesungguhnya tanah larangan Allah adalah hal-hal yang diharamkan-Nya. Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ada sekerat daging. Apabila daging itu baik, maka seluruh tubuh itu baik; dan apabila sekerat daging itu rusak, maka seluruh tubuh itu pun rusak. Ketahuilah, dia itu adalah hati.'" (HR. Bukhori)


Sesungguhnya ucapan yang paling benar adalah Kitabullah, dan sebaik-baik jalan hidup ialah jalan hidup Muhammad, sedangkan seburuk-buruk urusan agama ialah yang diada-adakan. Tiap-tiap yang diada-adakan adalah bid'ah, dan tiap bid'ah adalah sesat, dan tiap kesesatan (menjurus) ke neraka. (HR. Muslim)


Sesungguhnya bermula datangnya Islam dianggap asing (aneh) dan akan datang kembali asing. Namun berbahagialah orang-orang asing itu. Para sahabat bertanya kepada Rasulullah Saw, "Ya Rasulullah, apa yang dimaksud orang asing (aneh) itu?" Lalu Rasulullah menjawab, "Orang yang melakukan kebaikan-kebaikan di saat orang-orang melakukan pengrusakan." (HR. Muslim)


Pada hari kiamat seorang dihadapkan dan dilempar ke neraka. Orang-orang bertanya, "Hai Fulan, mengapa kamu masuk neraka sedang kamu dahulu adalah orang yang menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah perbuatan mungkar?" Orang tersebut menjawab, "Ya benar, dahulu aku menyuruh berbuat ma'ruf, sedang aku sendiri tidak melakukannya. Aku mencegah orang lain berbuat mungkar sedang aku sendiri melakukannya." (HR. Muslim)


Sesungguhnya Allah 'Azza wajalla tidak menyiksa (orang) awam karena perbuatan (dosa) orang-orang yang khusus sehingga (kecuali) mereka melihat mungkar di hadapan mereka dan mereka mampu mencegahnya, tetapi mereka tidak mencegahnya (menentangnya). Kalau mereka berbuat demikian maka Allah menyiksa yang khusus dan yang awam (seluruhnya) (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani)


Hendaklah kamu beramar ma'ruf (menyuruh berbuat baik) dan bernahi mungkar (melarang berbuat jahat). Kalau tidak, maka Allah akan menguasakan atasmu orang-orang yang paling jahat di antara kamu, kemudian (ada) orang-orang yang baik-baik di antara kamu berdo'a dan tidak dikabulkanlah (do'a mereka). (HR. Abu Zar)


Tidaklah seharusnya orang menyuruh yang ma'ruf dan mencegah yang mungkar kecuali memiliki tiga sifat, yakni lemah-lembut dalam menyuruh dan dalam melarang (mencegah), mengerti apa yang harus dilarang dan adil terhadap apa yang harus dilarang. (HR. Ad-Dailami)


Permudahlah (segala urusan), jangan dipersulit dan ajaklah dengan baik, jangan menyebabkan orang menjauh. (HR. Bukhari)


Menuntut ilmu wajib atas tiap muslim. (HR. Ibnu Majah)


Kelebihan seorang alim (ilmuwan) terhadap seorang 'abid (ahli ibadah) ibarat bulan purnama terhadap seluruh bintang. (HR. Abu Dawud)


Barangsiapa merintis jalan mencari ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga. (HR. Muslim)


Orang yang paling pedih siksaannya pada hari kiamat ialah seorang alim yang Allah menjadikan ilmunya tidak bermanfaat. (HR. Al-Baihaqi)


Sesungguhnya Allah tidak menahan ilmu dari manusia dengan cara merenggut tetapi dengan mewafatkan para ulama sehingga tidak lagi tersisa seorang alim. Dengan demikian orang-orang mengangkat pemimpin-pemimpin yang dungu lalu ditanya dan dia memberi fatwa tanpa ilmu pengetahuan. Mereka sesat dan menyesatkan. (Mutafaq'alaih)


Aku dan dunia ibarat orang dalam perjalanan menunggang kendaraan, lalu berteduh di bawah pohon untuk beristirahat dan setelah itu meninggalkannya. (HR. Ibnu Majah)


Pada suatu hari Rasulullah Saw bersabda kepada para sahabatnya: "Kamu kini jelas atas petunjuk dari Robbmu, menyuruh kepada yang ma'ruf, mencegah dari yang mungkar dan berjihad di jalan Allah. Kemudian muncul di kalangan kamu dua hal yang memabukkan, yaitu kemewahan hidup (lupa diri) dan kebodohan. Kamu beralih kesitu dan berjangkit di kalangan kamu cinta dunia. Kalau terjadi yang demikian kamu tidak akan lagi beramar ma'ruf, nahi mungkar dan berjihad di jalan Allah. Di kala itu yang menegakkan Al Quran dan sunnah, baik dengan sembunyi maupun terang-terangan, tergolong orang-orang terdahulu dan yang pertama-tama masuk Islam. (HR. Al Hakim dan Tirmidzi)


Dapat diperkirakan bahwa kamu akan diperebutkan oleh bangsa-bangsa lain sebagaimana orang-orang yang berebut melahap isi mangkok (makanan). Para sahabat bertanya, "Apakah saat itu jumlah kami sedikit, ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Tidak, bahkan saat itu jumlah kalian banyak sekali tetapi seperti buih air bah (tidak berguna) dan kalian ditimpa penyakit wahan." Mereka bertanya lagi, "Apa itu penyakit wahan, ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Kecintaan yang sangat kepada dunia dan takut mati." (HR. Abu Dawud)


Seorang mukmin terhadap mukmin lainnya seumpama bangunan saling mengokohkan satu dengan yang lain. (Kemudian Rasulullah Saw merapatkan jari-jari tangan beliau). (Mutafaq'alaih)


Barangsiapa ingin agar do'anya terkabul dan kesulitan-kesulitannya teratasi hendaklah dia menolong orang yang dalam kesempitan. (HR. Ahmad)


Allah selalu menolong orang selama orang itu selalu menolong saudaranya (semuslim). (HR. Ahmad)


Kekuatan disertakan kepada jama'ah. Barangsiapa menyimpang (serong dan memisahkan diri) maka dia menyimpang menuju neraka. (HR. Tirmidzi)


Barangsiapa takut kepada Allah, maka Allah menjadikan segala sesuatu takut kepadanya. Barangsiapa tidak takut kepada Allah, maka Allah menjadikannya takut kepada segala sesuatu. (HR. Al-Baihaqi)
0 Komentar untuk "SYARAH 'AQIDAH AHLUSS SUNNAH WAL JAMA'AH WAL GHAZWUL 'AQIDAH (syarat akidah Ahlu Sunnah wal Jama'ah dan perang akidah)"

Back To Top