Strategi dan taktik Islami dalam kehidupan sehari-hari di bidang tauhid, ibadah, akhlak, muamalah, dan siyasah.

Berfokus pada manajemen (ruang lingkup, waktu, finansial, dan mutu), dan penampilan terbaik alami dari karakter ruhani dan jasmani sesuai ajaran Islam.

~ Hamba Allah ~

Al Hambra, Granada, Andalusia, Spanyol - 1001 Inventions: Muslim heritage in our world. Foundation for Science, Technology, and Civilization

Nabi Muhammad Religious Spirituality-based Leadership and Management Spectrum




"Muhammad is the most successful of all prophets and religious personalities." (The Encyclopedia Britannica)


"He must be called the savior of humanity. I believe that if a man like him were to assume the dictatorship of the modern world, he would succeed in solving its problem in a way that would bring it much needed peace and happiness." (George Bernard Shaw, 1936, The Genuine Islam, Singapore, Vol. 1 No. 8)

"Philosopher, orator, apostle, legislator, warrior, conqueror of ideas, restorer of rational dogmas, of a cult without image, the founder of twenty terrestrial empires and of one spiritual empire, that is Muhammad. As regards of the standards by with human greatness may be measured, we may well ask, Is There Any Man Greater Than He?" (Lamartine, 1854, Histoire de La Turque. Paris. Vol II Hal. 276-277)

"He had not studied philosophy in the schools of Athens or Rome, Persia, India, or China, yet he could proclaim the highest truth of eternal values to mankind. Unlettered himself, he could yet speak with an eloquence and fervor which moved to tears of ecstasy. Born an orphan and blessed with no worldly goods, he was loved by everyone. He had studied at no military academy; yet he could organized his forces against tremendous odds and gained victories through the moral forces which he marshaled. Gifted men with a genius for preaching among the rarest kind in the world. Descartes included the perfect preacher among the rarest kind in the world." (Prof. K.S. Ramakhrisna Rao)



LEADERSHIP AND MANAGEMENT SPECTRUM OF MUHAMMAD SHALLALAHU 'ALAIHI WA SALLAM


RELIGIOUS Spirituality, yang menjadi dasar atas

1. Self Development & Personal Leadership
2. Business
3. Family
4. Dakwah
5. Social & Politics
6. Education
7. Legal System
8. Military



1. Self Development & Personal Leadership

"These and not the sword carried everything before them and surmounted every obstacle. When I close the second volume (of the Prophet's Biography), I was sorry there was not more for me to read of the great life." (Mahatma Gandhi, Young India, 1922)


... Satu pertanyaan yang sering muncul tentang teori kepemimpinan adalah mengapa leadership sangat kaya dari segi teori dan konsep, sementara sangat miskin dalam penerapannya? Ratusan buku dan model leadership mengajukan berbagai cara terbaik untuk mencari seorang leader yang baik. Namun, banyak orang ketika diminta untuk menyebutkan nama seorang leader yang dapat mereka jadikan sebagai role model, mereka sulit sekali menyebutkannya.

... Leadership adalah bagaimana seseorang mempunyai kebiasaan PROAKTIF dan KREATIF. Kenyataannya, kebanyakan kita bersikap reaktif. Mengapa demikian? Karena kita biasanya MENGIDENTIFIKASI DIRI KITA DENGAN TUBUH, PIKIRAN, DAN EMOSI. Yang sebenarnya sangat sempit dan disebut sebagai IDENTITAS EGO. Sifat ego tersebut adalah SELF-CENTERED dan REAKTIF.
Bagaimana cara mengatasinya? Hal ini dapat dilakukan melalui latihan sederhana untuk melakukan OUTER JOURNEY agar dapat mengalami RASA MENJAUH (SENSE OF DISTANCING), terlepas dari tubuh, pikiran, dan emosi, dan memposisikan kesadaran dan pengalaman lebih dalam ke dalam batin (INNER SPACE/INNER SELF/CENTERED SELF) yang juga merupakan "DIRI YANG PROAKTIF DAN KREATIF".

Cara-cara praktisnya antara lain adalah dalam bentuk meditasi dan yoga. Dalam ajaran Islam, hal ini dapat dilakukan melalui media ZIKIR, ZIKIR ASMAUL HUSNA, SHALAT, TAFAKKUR, dan PUASA. Hikmah dari semua itu antara lain adalah untuk menemukan diri yang seutuhnya, menenangkan emosi diri, dan sebagainya. Latihan ini tidak hanya merileksasikan tetapi juga menimbulkan perasaan positif dan senang. Dengan cara ini seseorang akan dapat memfungsikan DIRI YANG RIANG DAN PROAKTIF MELALUI EGO, bukan dengan ego diri yang reaktif.


ANALOGI

Setiap orang, merupakan pemilik sekaligus pengelola, pengamat sekaligus yang mengalami tubuh. Hal ini dapat digambarkan sebagai sebuah kursi. Ketika Anda duduk di kursi itu (tubuh, pikiran, dan emosi), Anda tidak dapat mengamati kursi itu secara keseluruhan, juga tidak dapat "mengatur" kursi itu.

Sebaliknya, kursi itulah yang mengatur Anda! Untuk mengamati kursi itu, Anda harus berdiri dari kursi itu. Artinya, Anda harus meyakinkan bahwa Anda bukanlah kursi itu. Ketika Anda sudah menyadari hal ini, dapat terpisah dari kursi itu, dan kemudian Anda dapat mengaturnya, memindahkan, dan memimpin kursi itu ke arah yang Anda inginkan. Dengan demikian, Anda menjadi penguasa dan pemimpin kursi itu.

Hal ini dapat membuat orang tersebut memfokuskan diri pada pengembangan dimensi fungsionernya dirinya, yaitu menjaga agar tubuhnya sehat dan enerjik, membuat pikirannya lebih terbuka dan kreatif, serta mencegahnya dari emosi negatif.


(Maka di manakah kita seharusnya memposisikan kesadaran dan pengalaman? Yakni lebih ke dalam ke arah batin. Ke hati sebagai tempat bersemayamnya ruh. Karena jika hati rusak, maka ruh akan berada di tempat yang rusak, sehingga seluruh tubuh juga akan menjadi rusak, red).



RABUN JAUH KAUM ORIENTALIS

"Salah satu di antara sebab ketidakmampuan kita mengambil suri tauladan Rasulullah secara hollistik (menyeluruh) dan komprehensif adalah karena adanya distorsi citra (image) yang muncul dari ekses studi para orientalis."


RABUN DEKAT KAUM MUSLIM

"Faktor lain yang mereduksi nilai keteladanan LEADERSHIP DAN MANAGEMENT Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam adalah rabun dekat dari kalangan Muslim sendiri. Yang dimaksud dengan rabun dekat adalah ketidakmampuan melihat perjalanan hidup Rasulullah secara lengkap dan holistik baik dimensi sosial, politik, militer, edukasi, dan hukum kemudian memformulasikan nilai-nilai keteladanan tersebut ke dalam suatu model yang dapat diteladani dengan mudah.

Saat ini cara pandang kebanyakan dari kita terhadap Rasulullah adalah dari satu sisi. Artinya hanya menjadikan Muhammad Shallalahu 'alaihi wa sallam sebagai pemimpin keagamaan saja. Daerah teritorialnya hanya di masjid dan mushalla. Kita menjadikan Muhammad Shallalahu 'alaihi wa sallam sebagai sebagai panutan saat kita shalat saja tetapi bila sudah keluar dari masjid dan masuk ke bank atau lembaga keuangan lainnya, maka suri tauladannya ditinggalkan. Ketika melakukan transaksi ekspor-impor petuahnya tentang kejujuran diabaikan. Ketika melakukan promosi iklan di berbagai media, fatwa-fatwanya tentang akhlak dan kewajiban menghormati wanita agar jangan dijadikan objek murahan ditinggalkan.

Saat bulan maulid (peringatan kelahiran beliau) tiba, banyak di antara kita yang membaca shalawat-shalawat panjang, diba, dan barzanzi. Akan tetapi semua itu sebatas dikumandankan di masjid, madrasah, dan rumah-rumah saja. Saat kita kembali ke kantor ternyata banyak di antara kita yang kosong dari nilai-nilai akhlak dan keluhuran budi pekerti seperti yang diajarkan barzanzi.

Tidak ada sepotong hadits pun, yang jumlahnya puluhan ribu itu, termuat dalam manual dan Standard Operating Procedure (SOP) perusahaan... Walhasil shalawat terus kita baca, barzanzi selalu kita kumandankan, tetapi perusahaan kita semakin jauh dari teladan Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam. Bahkan tidak jarang semakin hari semakin dekat ke budaya Yahudi dan kapitalistik. Si kuat memakan si lemah. Profit jauh lebih diutamakan dari akhlak dan syariah."


Muhammad Syafii Antonio (Nio Gwan Chung), The Super Leader Super Manager, 2009

-------------------------------------------------------------------------------------------



"Katakanlah (Hai Muhammad): "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang." (Q.S. Ali Imran: 31)



"Head of state as well as the Church, he was Caesar and Pope in one; but he was pope without the Pope's pretensions, and Cesar without the legion of Caesar, without a standing army, without a bodyguard, without a police force, without a fixed revenue. If ever a man had the right to say that he ruled by a right divine, it was Muhammad, for he has all the powers without their supports. He cared not the dressing of power. The simplicity of his private life was in keeping with his public life." (Rev. Bosworth Smith)

"Kepala Negara serta Gereja, ia Caesar dan Paus dalam satu, tetapi dia seorang Paus tanpa pretensi Paus, dan Cesar tanpa legiun Kaisar, tanpa tentara tetap, tanpa pengawal, tanpa kekuatan polisi, tanpa pendapatan tetap. Jika pernah seorang pria memiliki hak untuk mengatakan bahwa dia diperintah oleh hak ilahiyah, itu adalah Muhammad, karena ia memiliki semua kekuatan tanpa dukungan mereka. Dia peduli bukan karena barang dari kekuasaan. Kesahajaan hidup pribadinya selaras dengan kehidupannya di mata publik." (Rev. Bosworth Smith)
2 Komentar untuk "Nabi Muhammad Religious Spirituality-based Leadership and Management Spectrum"

Artikel-artikelnya sangat bagus dan berkualitas saya suka, ada yang ingin saya sampaikan kekurangan blog ini yaitu penampilan warna blog ini sangat kontras dominan hitam-putih, kalau bisa diseting ulang Paduan warna supaya lebih lembut dan kalau membaca bisa tahan lama.

Moch. Nachli

Syukron akhii atas masukannya. Memang benar seperti yang antum kemukakan mengenai theme blog ini kami terus mencoba-coba fitur warna yang enak dibaca oleh kita semua. Kalau ada masukan lain misal contoh blog yg bagus2, syukron sharenya. Dan syukron Insya Allah blog ini nanti bisa lebih baik komposisi warnanya. Wa jazakumullah akhii Aaamiin

Back To Top